BANDAR LAMPUNG- Masih ada masyarakat yang tidak menerima PBI (Penerima Bantuan Tunai) BPJS Kesehatan, walaupun miskin. Sehingga kalau sakit mengalami berbagai kesulitan. Hal ini seperti dialami Keluarga Susilo Sudarto, Warga Kabupaten Banten.
“Bagaimana bisa bayar iuran BPJS. Untuk penuhi kehidupan keluarganya sehari-hari saja sudah sulit,” ujar Susilo. Walaupun anak pertamanya, Atika Azzahra, ST baru lulus kuliah di UNILA secara gratis, namun masalah kesehatan sangat menyulitkan keluarganya.
Anak kedua Susilo, Muhammad Faiz Robbani saat ini mendapatkan kuliah gratis di ITERA. Namun Sabtu (15/9), Faiz harus keluar dari Rumah Sakit Urip Sumoharjo, Bandar Lampung setelah dua kali di operasi prostat.
Sebelumnya Faiz tidak bisa buang air seni, lalu masuk UGD RS Urip Sumoharjo dan harus menunggu 4 jam tanpa tindakan medis.
Terpaksa dr. Cahyo yang praktek di Rumah Sakit Urip Sumoharjo melakukan tindakan medis dengan membawa pasien ke kliniknya di Pahoman agar Faiz dapat tindakan medis segera.
Namun prostat yang di alami Faiz tetap harus di operasi. Akhirnya dr. Cahyo merujuk kembali ke RS Urip Sumoharjo. Setelah di operasi, pasien dibawa ke ruang VIP dengan alasan kelas 2 dan 3 penuh. Perawat mengatakan Faiz muntah dan perlu di rawat dalam ruang ICU yang biayanya terbilang mahal. Malam sebelumnya di ruang ICU, kateter mampet karena daging tumbuh dan Faiz kembali kesakitan sehingga perlu ada tindakan operasi kedua.
Reny, ibu kandung Faiz tidak miliki uang lagi karena sudah membayarkan uang jaminan Rp2 juta pertama dan Rp7 juta kedua dari hasil berhutang sana sini. Ia keberatan bila biaya operasi kedua sama seperti operasi pertama menghabiskan dana sebesar Rp 16 juta.
Akhirnya dr Cahyo mengurusnya dan hanya bayar sewa peralatan operasi saja. Pembayaran jasa dokter dibebaskan olehnya. Namun operasi kedua juga tidak membuang daging tumbuh yang menyumbat kateter.
Mendengar laporan tersebyt, Tim Bravo 5 lampung bersama Partai Rakyat Demokratik (PRD) dan Liga Mahasiswa Nasional segera terjun ke lapangan untuk mendampingi keluarga pasien agar dapat keringan biaya perobatan.
Namun tidak ada lagi yang bisa diringankan karena semua biaya sudah mendapatkan discount selama dirawat di Rumah Sakit Urip Sumoharjo
Kepada Bergelora.com dilaporkan, Jumat (14/9) Faiz di suruh pulang meski belum pulih setelah di operasi tapi minta waktu sehari saja untuk cari biaya perobatan. Akhirnya terkumpul dana Rp 11 juta yang akhirnya dari total biaya keseluruhan Rp 36 juta hanya bisa di bayar tunai Rp 20 juta. Sisanya Rp 16 juta di bayar secara tanda tangan surat perjanjian dan meninggalkan KTP. (Salimah)