JAKARTA – Amerika Serikat kini merasakan dampak sanksi ekonomi yang mereka berikan bersama NATO kepada Rusia, sanksi itu kini berbalik.
Sanksi Washington terhadap Moskow memaksa negara-negara lain untuk memotong investasi mereka di AS karena takut menjadi target berikutnya.
Analisa ini disampaikan oleh manajer dana lindung nilai miliarder Ray Dalio dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman Der Spiegel seperti diberitakan Rusia Today.
Ketika ditanya tentang sanksi anti-Rusia, pendiri dana lindung nilai terbesar di dunia Bridgewater Associates mengatakan tindakan itu gagal, tetapi tidak ada pilihan lain yang tersedia untuk Washington.
“Sanksi adalah satu-satunya senjata yang bisa digunakan AS. Sejauh ini, penurunan produk domestik bruto Rusia sekitar 15 % . Ini lumayan untuk populasi. Putin hanya akan kesulitan untuk tetap berkuasa jika ekonomi semakin runtuh, katakanlah hingga 40 % ,” kata Dalio.
Dia berpendapat bahwa sementara gagal mencapai tujuan langsung mereka untuk membatasi kemampuan Rusia untuk berperang di Ukraina, sanksi juga merugikan AS.
“Saya sudah dapat memberi tahu Anda dengan pasti bahwa Barat juga menderita sanksi. Negara-negara lain semakin banyak yang melepaskan obligasi pemerintah AS karena mereka takut akan berakhir seperti Rusia. Ini menggeser keseimbangan kekuatan di seluruh dunia,” urainya.
Dalio mengharapkan konflik Rusia-Ukraina membawa perubahan dramatis bagi seluruh dunia.
“Semuanya mengingatkan pada tahun 1938 dan 1939, ketika dunia berada di ambang Perang Dunia II: dua kekuatan dunia saling berhadapan dan didukung oleh sekutu yang berbeda. Bagaimana India berperilaku akan menentukan.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, negara itu bisa mendukung ekonomi Rusia jika Barat memboikot Moskow. Bagaimanapun, masa dunia yang terglobalisasi dengan hambatan perdagangan minimal dan aliran modal bebas telah berakhir,” tutupnya. (Calvin G. Eben-Haezer)