JAKARTA- Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menilai kapal selam bertenaga nuklir merupakan salah satu produk Aliansi Amerika Serikat, Australia, dan Inggris (AUKUS) di kawasan Asia Pasifik. Ada objek lain yang mengancam dari kerja sama antarnegara itu.
“Kalau kita baca dari dokumen tiga menteri (negara) tersebut akan kaget, karena bukan cuma semata kapal selam (bertenaga) nuklir,” kata Connie dalam Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk ‘AUKUS, China Panas Indonesia Terimbas?’, Minggu, 26 September 2021.
Menurut dia, hal yang patut diwaspadai dari AUKUS, yakni sejumlah kerja sama di bidang antariksa dan siber. AUKUS bakal berbagai informasi dan menginvestigasi sejumlah isu di kawasan.
Selain itu, adanya potensi kerja sama Five Eyes atau Lima Mata. Five Eyes adalah aliansi lima negara yang menyepakati berbagi hasil intelijen atau sadapan, yaitu Amerika Serikat, Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Inggris.
“Jadi (mereka) akan verifikasi, investigasi, inspeksi deteksi, dan laporan itu akan terkoordinasi dengan tiga negara ini,” ujar Connie.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, ancaman lainnya adalah infodemik. Menurut Connie, AUKUS menyadari ancaman siginifikan keamanan regional di kawasan berupa hoaks dan disinformasi.
“Mereka ingin bikin counter intelijen, contoh mau bikin kampanye misalnya China ancaman,” kata Connie.
Sementara itu, ancaman lainnya yakni berupa pertahanan udara dan termasuk penyebaran pesawat oleh AUKUS. Mereka akan menempatkan pangkalan udara lewat kapal induk yang berada di sejumlah titik di kawasan Asia Pasifik.
“Amerika Serikat di mana posisinya, misalnya Filipina sudah setuju (dengan AUKUS) kan, kemudian mungkin ada di Filipina,” ucap Connie.
Dia mengatakan keterlibatan Amerika Serikat dalam AUKUS juga dimanfaatkan untuk membangun markas logistik pertahanan di Australia. Sehingga, kebutuhan pertahanan negara itu dipasok tak jauh untuk kawasan Asia Pasifik.
“AS itu pintar sekali mengundang Australia membuat base dia untuk mengundang logistik dan MRO (maintenance, repair, and overhaul). Jadi, enggak usah jauh-jauh dari Hawaii tapi dia sudah punya markas di Australia,” ujar Connie.
AUKUS adalah pakta pertahanan yang fokus pada kapabilitas militer AS, Australia, dan Inggris. Pakta ini meliputi elemen perang siber, kepintaran buatan (AI), kemampuan bawah laut, dan juga teknologi nuklir.
AUKUS dipandang sebagai sebuah pakta yang tidak sejalan dengan komitmen non-proliferasi nuklir, atau janji untuk tidak membuat atau menyebarkan senjata nuklir. Dalam kesepakatan AUKUS, Australia akan mendapat bantuan dari AS dan Inggris untuk mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir.
Komunitas internasional meyakini AUKUS sebagai salah satu upaya menghadapi pengaruh Tiongkok di kawasan. Namun, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menegaskan AUKUS tidak ditujukan untuk menghadapi Negeri Tirai Bambu.