Minggu, 20 Juli 2025

PAKAI MATA UANG LOKAL NIH..! Perdagangan Global, 92% Transaksi SCO Tak Pakai Dolar AS

JAKARTA – Dedolarisasi semakin nyata di kawasan Eurasia. Negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Shanghai (Shanghai Cooperation Organization/SCO) secara signifikan mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika Serikat (AS) dalam transaksi perdagangan internasional.

Rusia mencatatkan lebih dari 92% penyelesaian perdagangan dengan negara-negara sesama anggota SCO kini dilakukan dalam mata uang nasional, bukan dolar AS. Angka ini tercatat dalam empat bulan pertama tahun 2025, dan menandai pergeseran penting dalam lanskap keuangan global yang selama ini didominasi mata uang dolar. SCO, blok ekonomi besar yang mencakup China, Rusia, India, Pakistan, Iran, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, dan Uzbekistan, kini menjadi kekuatan utama dalam mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara.

Bersama-sama, negara-negara ini mewakili sekitar 42% populasi dunia dan memiliki pengaruh signifikan dalam arsitektur ekonomi internasional.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan bahwa pergeseran ini tidak hanya sekadar kebijakan keuangan, tetapi bagian dari strategi ekonomi jangka panjang yang terkoordinasi.

“Pertumbuhan PDB rata-rata negara anggota SCO tahun lalu mencapai lebih dari 5 persen, produksi industri meningkat 4,5%, dan inflasi tetap rendah di angka 2,4 persen,” ujar Putin seperti dikutip Bergelora.com di Jakarta dari Watcher Guru, Minggu (1/6).

Putin juga mencatat bahwa perdagangan Rusia dengan negara-negara SCO naik sebesar 25% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan mata uang lokal dalam transaksi tidak menghambat, bahkan memperkuat hubungan dagang antarnegeri.

Lebih lanjut, Putin mengusulkan pembentukan sistem penyelesaian transaksi mandiri di dalam SCO untuk menggantikan sistem berbasis dolar. Sistem ini diharapkan dapat memperkuat kedaulatan ekonomi negara-negara anggota serta memperkecil risiko dari fluktuasi nilai tukar dolar yang selama ini mendominasi sistem keuangan global.

Sementara, China juga semakin aktif mendorong penggunaan yuan dalam transaksi internasional. Yuan kini menjadi alternatif utama dalam perdagangan antarnegara anggota SCO dan BRICS.

Sejumlah kesepakatan bilateral pun telah ditandatangani dengan mencantumkan penggunaan mata uang nasional dalam pembayaran.

Kerja sama antara SCO dan BRICS dalam upaya dedolarisasi menunjukkan tingkat keseriusan dan konsistensi kebijakan dari negara-negara yang tergabung di dalamnya.

Kedua blok ekonomi ini kian solid dalam menggalang kekuatan kolektif untuk mendesain ulang sistem keuangan global yang lebih multipolar.

Di tengah ketegangan geopolitik dan ketidakpastian pasar global, dedolarisasi bukan hanya dipandang sebagai manuver ekonomi, tetapi juga sebagai strategi geopolitik yang memperkuat kemandirian ekonomi negara berkembang. Langkah ini menjadi tantangan tersendiri bagi dominasi dolar AS, terutama jika lebih banyak negara di luar SCO dan BRICS mengikuti jejak penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan internasional.

Namun, para analis menilai bahwa transisi penuh dari sistem berbasis dolar akan tetap membutuhkan waktu dan stabilitas politik dan ekonomi yang solid.

Kendati demikian, perubahan yang sedang berlangsung ini memberi sinyal kuat bahwa tatanan ekonomi global perlahan bergeser dari sistem unipolar menuju sistem yang lebih terdistribusi dan beragam secara mata uang. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru