Ini adalah tulisan terakhir yang diterima Bergelora.com pada 12 Juli 2021 lalu dari
Christianto Wibisono, Ketua Pendiri PDBI, Penulis buku Kencan dengan Karma (KdK 2019) dan Kencan Dinasti Menteng (KDM 2021). Penulis telah meninggalkan kita semua pada hari Kamis (22/7). Kita semua mewarisi perjuangan dan pikiran almarhum untuk kita lanjutkan.
Kepada keluarga yang ditinggalkan kami sampaikan duka yang mendalam. Selamat jalan bung Chris, salam kami buat Bung Karno dan Pak Harto juga yang lainnya di sana. Kami pasti selalu merindukan tulisan-tulisanmu. (Redaksi)
Oleh: Christianto Wibisono
Bung Karno (BK): Seluruh dunia harus menghapuskan budget Alutsista dan mengalihkan untuk MINIMUM ESSENSIAL HEALTH PROTECTION. Minggu lalu kita baru menggelar Colloquium lintas tokoh geopolitik yang berasal dari nomenklatura Dinasti Menteng 70.000 penentu nasib dunia yang menjadi eksekutor kehendak Tuhan for better of for worse.
Bung Karno mendadak sudah di ruang tamu apartemen di sekitar bunderan HI. Saya tunda diskusi muluk-muluk soal filosofi dan geopolitik.
BK: Bung Chris, selamat Anda walaupun sudah divaksin dua kali Februari dan Maret 2021, ternyata menurut PCR harus isoman di rumah sendiri minimal seminggu sampai dua minggu sambil dikontrol nakes home service dari sebuah RS di sekitar Kuningan. Cerita orang biasa saja Bung Chris, petuntuk pengalaman praktis Anda.
Christianto Wibisono (CW): Terima kasih Bapak membezoek saya, semoga advice bapak terhadap problem utama pasien Covid bisa menenangkan diri dan tidak panik. Sebab hukum utama atasi Covid adalah imunitas yang tangguh, jangan panik stres, banyak berfikir yang tidak-tidak yang malah akan mengurangi daya tahan dan imunitas kita. Setiap umat beragama diuji, kepasrahan iman, agar imun dari serangan penyakit jasmani maupun rohani.
BK: Manusia hidup tidak hanya dari roti selalu menjadi slogan klasik ulama semua agama.Tapi menusia itu harus ada dulu yang jadi manusia yang dalam agama Abrahamic satu Nabi Adam. Agama no Abrahamic punya teologi sendiri sejak Hindu, Budha, filosofi Confusius sampai lahirnya klaster Atheis sejak zaman Nietzche, Marx dan ditaksir oleh Pew Research Center sudah mencapai 7%.
Fauna punya siklus fauna merupakan species paling dekat dengan manusia. Flora punya siklus tapi tidak pernah disebut bernyawa. Sedang fauna punya nyawa yang “setara” dengan Homo Sapiense, roh atau jiwa. Nyawa atau roh itu adalah nafas Allah yang berasal dari Allah yang meniupkan tiupan nafas perdana Homo Sapiens.
CW: Saya sedang CitiScan dan blood test untuk cen kopacca PRC.
BK: Ya Bung Chris, Bahasa Indonesia itu paling canggih istilah meninggalkan dunia fana dan menghembuskan nafas terakhir siklus perdana nafas menusia saat dilahirkan. Siklus itu secara individual kolektif, global dialami oleh seluruh 7 miliar manusia bukan hanya 70.000 elite. Saya mengikuti dengan prihatin dan peduli orang-orang yang terdampak yang ratusan jumlah yang kita kenal dari seluruh jaringan WAG yang praktis menjadi newsletter khusus obituary untuk “tokoh yang meninggal dunia“ lewat jalur Covid. Tapi Covid tetap bisa dikalahkan meski tampaknya sedang menang untuk sementara waktu.
Kita sampaikan duka cita bagi keluarga yang ditinggalkan almarhum terkasih semoga diterima di sisi Tuhan Yang Maha Adil dalam semangat pertobatan,pengampuran, penebusan, penyelamatan dan transformasi Homo Sapiens menuju Homo Deus yang semoga bisa immortal setelah manusia pasca pandemic bertobat, mengalihkan selurut biaya alutsista dialihkan untuk tansformasi budget triliunan dolar dari pengadaan senjata pemusnah manusia, dialihkan ke riset rekayasa rejuvenasi biomedical engineering sehingga tiap populasi di manapun dan apapun status etnis, ras, agama, kelas, profesi, ulama, pakar, eksekutif legislator, judikator, media, buruh petani nelayan semua bisa punya akses minimum essensial health protection instead of minimul essensial force alutsista yang hanya jadi mesin pembunuh manusia.
CW: Terima kasih Pak. Kalau Anda yang berbicara lebih berbobot dari Biden, Putih atau Xi Jin Ping karena sejak 1955 Indonesia pendiri KAA Bandung yang kepagian dan karena itu kemudian disalip oleh banyak salah pilah kebijakan elite kita (dan gempa geopolitik pasca perang dingin) . Semoga Covid ini benar benar mempertobatkan manusia untuk berhenti jadi Kabil terhadap adik sendiri. Suatu dosa tak berampun yang bahkan lebih jahat dari virus, karena virus bukan saudara kita, sedang Kabil adalah kakak Habil. Itulah kredo agama Abrahamik. Saya terapkan ide teologi itu dalam sintesis Pancasila buktikan kita bisa jadi jurudamai di Timur Tengah dan di seluruh dunia dan ketauladanan untuk mempelopori APBN tanpa alutsista.