Sabtu, 19 April 2025

Penularan MERS Di Korsel Sampai Tiga Generasi

JAKARTA- Kejadian wabah MERS CoV di Korea Selatan membawa perspektif baru pola penularan, karena telah terjadi penularan sampai generasi ke 3. Penularan sampai generasi ke 3 dapat dijelaskan dengan adanya tiga tahapan. Demikian Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP (K) , MARS, DTM&H, DTCE kepada Bergelora.com di Jakarta, Jumat (5/6).

Anggota WHO Emergency Committe on MERS CoV memaparkan penularan sampai tiga generasi itu. Ada kasus indeks, kasus pertama di Korea Selatan, yang tertular MERS CoV dari kunjungannya ke Timur Tengah. Kemudian Kedua, ada beberapa kasus yang kemudian tertular dari kasus pertama di atas, hal ini menunjukkan ada penularan langsung. Yang termasuk kelompok ini adalah keluarga yang langsung kontak atau merawat pasien indeks kasus. Pasien penyakit lain yang ada bersama-sama dalam satu klinik dan Rumah Sakit dengan pasien pertama indeks kasus juga tertular. Dokter dan petugas kesehatan yang langsung menangani pasien, sehingga tertular waktu kontak dengan pasien itu

”Nah, di Korea Selatan sudah ada kasus generasi ke 3 yang jatuh sakit , tapi mereka tidak pernah bertemu dengan kasus pertama. Artinya, sudah terjadi penularan berkelanjutan terbatas, sampai generasi ke tiga. Artinya, kasus indeks generasi pertama menulari langsung ke kasus-kasus disekitarnya yang kita sebut generasi ke dua. Lalu kasus generasi ke dua ini menulari kasus-kasus lain lagi, jadi sudah sampai generasi ke tiga atau n=3,” ujarnya.

Di sisi lain menurut Tjandra Yoga, data awal di Korea Selatan juga menunjukkan bahwa lamanya kontak antara penular dan tertular‎ berkisar antara 5 menit sampai beberapa jam.

Penularan sampai generasi ke tiga di Korea Selatan terjadi dalam setting rumah sakit dan klinik, artinya di dalam fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam hal ini program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit menjadi kegiatan penting. Pencegahan infeksi yang sub optimal di pelayanan kesehatan sudah pernah mengakibatkan terjadinya peningkatan kasus cukup besar di beberapa rumah sakit di Arab Saudi pada April Mei 2014.

Menurutnya, sejauh ini di dunia memang belum pernah ada penularan luas MERS CoV di masyarakat.‎ Perkembangan di Korea Selatan sedang diamati ketat untuk menilai ada tidaknya pola baru dalam penularan.

“Kalau ada perubahan pola penularan maka itu dapat menjadi salah satu indikator sudah ada tidaknya Public Health Emergency of International Conference (PHEIC), yang merupakan salah satu parameter terjadinya pandemi,” ujarnya.

Sebelumnya ia menjelaskan perkembangan MERS CoV di Korea Selatan secara epidemiologis dari kasus pertama yang kemudian menularkan ke banyak orang, serta edaran WHO terbaru tentang hal ini.

Peran pemeriksaan di bandara

Kasus pertama di Korea adalah laki2 68 tahun, sehabis berkunjung ke Bahrain, Arab Saudi, UEA dan Qatar, kembali ke Korea Selatan dan mendarat di Bandara Seoul tanggal 4 Mei 2015 tanpa gejala apapun selain keluhan batuk dan demam pada 11 Mei. Artinya, seseorang bisa saja sakit MERS CoV dan awalnya tanpa keluhan. Karena tanpa keluhan maka tidak akan terdeteksi di bandara. Artinya, pemeriksaan di bandara tidak sepenuhnya menjamin dapat “membendung” MERS CoV masuk ke suatu negara

Kelambatan diagnosis

Pasien pertama ini, sejak mulai batuk tanggal 11 Mei, baru diperiksa kearah Laboratorium MERS CoV tanggal 19 Mei 8 hari kemudia dan dipastikan sakit MERS CoV pada 20 Mei 2015. Artinya, petugas kesehatan belum sepenuhnya waspada‎, sehingga setelah 8 hari sakit maka baru diperiksa ke arah MERS CoV. Mungkin sebelumnya dianggap sebagai infeksi saluran napas lain karena memang tidak ada gejala khas untuk MERS CoV.

Penularan Meluas

Selama masa antara 11 sampai 19 Mei 2015, pasien pertama ini sudah berobat ke 2 klinik dan 2 rumah sakit, dan selama berobat itu dia menulari 29 orang lain. Artinya, kalau diketahui sejak lebih awal maka kemungkinan penularan dapat dikurangi, tidak perlu selama 8 hari pergi ke beberapa klinik dan rumah sakit dan menulari puluhan orang.

“Sulitnya, pada masa belum ada gejala maka pasien MERS CoV diduga juga dapat menularkan penyakit,” ujarnya, (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru