Oleh: Toga Tambunan
KEKEKALAN hidup manusia itu kelak dialami di Langit Baru Bumi Baru yang disediakan Allah bagi orang yang diperkenankanNya.
Sebelumnya, perihal LB3 ini hanya Allah yang tahu, dirahasiakan hingga masa awal pelayanan Yesus di bumi. Kemudiaan dalam pelayananNya pun, Yesus memberitahu hanya kisi-kisinya LB3 itu saja.
Program Allah yang tadinya dirahasiakan ini, kemudian diterangkan terbuka luas dan mendalam oleh Rohkudus yang dapat dibaca dalam kitab Wahyu yang ditulis Rasul Johanes sekitar 60-an tahun setelah Tuhan Yesus naik ke Surga.
LB3 inilah yang kita rindukan lama dan memohonkannya kepada Bapa kami yang di sorga, “Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga”.
(Matius 6:9-10) Doa itu sudah dikabulkan.
Dari LB3 itu, dapat kita lihat panorama semua kehidupan, problema global & domestik polsosekbudhamkam, termasuk solusi atas soal praktis beban seseorang, seperti halnya saat berada tinggi di langit, melihat ke bawah : terbentang pemandangan landskap bumi dan segala isinya.
LB3 itu mengkoreki pikiran, perasaan dan langkah salah, sekaligus menuntun berjalan benar dan tepat. Khotbah yang tidak selaras dengan LB3, tentu bukan kebenaran.
Meninjau dari ketinggian LB3 itu, seseorang dapat tahu, misalnya perihal Kain membunuh adiknya Habil, merefleksikan kedengki-irian Lucifer akan posisi tinggi Allah dan pemilikan Allah atas alam semesta. Kemauan jahat disusupkan Lucifer ke dalam kemauan Adam & Hawa secara licik tipu yang lihai. Saat itu Adam & Hawa memang masih pandir, nalar akal budinya belum terbentuk. Hawa & Adam terjebak sehingga terusir keluar taman Eden, sampai kini dialami keturunannya.
Exodus bani Israel dari Kerajaan Firaun Mesir ke tanah dijanjanjikan yang ternyata proses seleksi maka hampir semua warga yang keluar diawal perjalanan dibuang membersihkan pendurhaka. Semacam voucher peringatan tajam untuk angkatan keturunan Adam & Hawa berikut yang menuju destinasi.
Jika keberadaan seseorang di masa kini masih pandir, nalarnya melempem, model Adam itu, pasti jadi makanan kerupuk Lucifer, dipecundangi.
Ayat-ayat dalam Alkitab itu sangat terintegrasi, solid, homogen. Segala problema dan solusi tersedia. Sesuatu yang tadinya dianggap paradoks ternyata saling melengkapi bukan memisahkan. Misalnya sakit penyakit dikatakan Yesus adalah prasarana memuliakan Bapa di Surga. Ternyata LB3 memberitahu keterangannya. Semua ayat Alkitab itu selaras dalam literasi mengagumkan, menyiarkan kehidupan.
Lucifer bersiprit terus melawan Allah. Kemauannya dilimpahkan ke cerdik pandai di Yunani. Mengibarkan rumusan Rene Descartes “cogito ergo sum” (aku ada karena aku berpikir) yang disanjung tinggi. Peradaban Hellenisme pemuaskan kesenangan nafsu seoptimal mungkin bermula digagas oleh Epicurus, berikutnya menurunkan pola pikir rasional, logika dan matematika menjadi dasar sains lanjutan.
LB3 membuka penjelasan bahwa manuver Lucifer melalui Rene Descartes itu reaksi Lucifer sekitar 2400 tahun lalu, terhadap performance Daniel atas tantangan Raja Nebudkanesar, sekitar 2550 tahun lalu. Daniel menerima pengetahuan dari Allah secara transrasional membeberkan mimpi yang hilang dari ingatan raja Nebukadnesar.
Problema yang akan dihadapi manusia di depan terbuka dalam kitab Wahyu. Niscaya akan terjadi peperangan paling terdahsyat. Rohkudus sudah memberitahu :
“Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa…. Lalu ia mengumpulkan mereka di tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon”
Wahyu 16:14, 16
Lucifer menolak Allah selaku pemilik alam semesta dan manusia. Kemauannya itu disalurkan ke klas kapitalis yang mekar jadi imperialis pasar bebas global di masa akhir zaman ini yang katanya pembawa kemakmuran. Klas kapitalis itu mengklaim kodratnya pemiliki tanah berhubung tanah itu alat produksi bersama alat produksi lainnya yang dimiliki. Demikian pula energi kaum buruh yang lahir rahimnya, mereka klaim
memilikinya. Klaim pemiliki energi klas buruh otomatis mengklaim jadi pemilik buruh orang per orang.
Di pelosok pemukiman urban, Lucifer menghasut pula kaum buruh merebut pemilikan atas alat-alat produksi dari kuasa kapitalis. Kartel imperialis diruntuhkan dan diatasnya didirikan kartel klas buruh terorganisasi.
Membela perbuatannya, borjuasi dapat berargumen menunjuk Kejadian 1:28 . “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Pada hal Kejadian 1:28 bukan perihal pemilikan, tapi tugas pengelolaan.
Kaum buruh terorganisasi dapat pula berargumen berdasar Kisah Para Rasul.
“Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul”
Kisah Para Rasul 4:32-37
Kedua klas itu rekayasa lihai Lucifer diadu saling bunuh itu, bertujuan menjebak manusia melawan firman Allah: “jangan membunuh”
Rohkudus menguraikan Kontradiksi Prima secara allogoris terutama di bab pertengahan Kitab Wahyu, menantang tiap orang menetapkan pilihan turut ajakan Allah keluar dari atmosfer maut Lucifer atau tidak.
Tatkala tiap orang sudah terjebak dalam gerbong Lucifer, sejak Adam & Hawa mengikuti hasutan Lucifer makan buah terlarang, sudah dikuasai Lucifer (Efesus 2:1-2, sudah disebut sebelumnya), dan dalam diri setiap orang sudah mengandung maut, yang diberitahu dalam Ibrani 2:14……. dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; yang juga diberitahu Rasul Paulus karena berdosa kita dikenai maut, yaitu Roma 6:23; ” Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Kemauan manusia tetap aktif leluasa bebas menetapkan pilihannya. Kemauan itu bebas dosa, tapi berpotensi membuat pilihan penyebab manusia melakukan dosa.
Roh anda wajiblah mengendalikan aktivitas kemauan yang berpotensi membuat perbuatan berdosa itu.
Kemauan memilih ajakan Allah keluar dari gerbong maut yang terdapat laten dalam keberadaan tiap insan, menantang tiap orang berjuang. Perjuangan itu berat. Sungguh berat!
Para pengkothah sampai dewasa ini melontarkan solusi segi moral saja atas beban dialami jemaat. Sedang cakupan Kontradiksi
Prima itu meliputi segala dimensi hidup, diantaranya penting digarap terkait kekuasaan negara. Seyogyanya membimbing kesadaran jemaat atas pengetahuan politik, tidak membicarakan politik praktis, memberi arahan bahwa Kerajaan Allah Langit Baru Bumi Baru itu wajib diangkat jadi sumber & dasar kebijaksaan memerintah.
Kemauan mengalami hidup bersama Rohkudus, mencapai target kudus, yakni tak bercacad tak bercela itu, di mata Allah, jika tidak bertanggung jawab dilakukan serius, tidak bersungguh-sungguh mengalami hidup bersama Rohkudus, tapi sepele menjumpai penciptanya, pasti akan gagal.
Seseorang beribadah menjumpai Allah, jika sudah merasa kelamaan, gerah, tidak sanggup, dan sepele menjumpai penciptanya, pada hal belum pun sampai satu jam berdoa, ucap syukur, memuji, menyembah Bapa Surgawi, untuk menjumpai penciptanya, layak menduga konsekuensi upah sikap bersangkutan : Bapa Surgawif mensepelekan bersangkutan, tentunya.
Betapa berat perjuangan keluar dari dunia maut, berhubung seseorang bersekolah sejak usia dini sudah dicekoki kesadaran diri manusia berasal dari homo sapiens rumusan teori evolusi digagas sebagai sains pembentuk manusia dan bumi terjadi secara big bang untuk melawan Allah. Teori beralas rasional, logika dan matematika berasal dari pandangan “cogito ergo sum” peradaban Junani Kuno itu yang jadi rujukan hingga zaman pasar bebas global dewasa ini. Semua manusia dipenetrasi sains itu. Langkah peradaban sains rasional, logika, matematik itu berderap angkuh, melahirkan penganut ateisme agnostik ataupun gnostik. Mereka amat beken dibidang sains, Stephen Hawking, Thomas Alfa Edison, Sigmund Freud, Albert Einstein, Ludwig Feurbach, Freidriech Niethzsche, Paul Jean Sartre dan seabrek lainnya. Itulah
tantangannya!
Tidak ada kebijakan definitif global memasyarakatkan realisme transrasional atau juga disebut transendental sebagaimana dialami Abraham, Musa, Nuh Henokh, Elia, sida-sida dari Ethiopia, Maria, kedua belas murid Yesus, bahkan ustadz Muhammad Kece cs, dan lain penyaksi.
Para pengkothah sampai dewasa ini melontarkan solusi segi moral saja atas masalah membebani jemaat. Sedang cakupan Kontradiksi Prima itu meliputi segala dimensi hidup, diantaranya penting digarap terkait kekuasaan negara. Agar membimbing kesadaran jemaat atas pengetahuan politik, sekalipun tidak turut berpolitik praktis, bahwa kebijakan Kerajaan Allah di Langit Baru Bumi Baru wajib diangkat jadi dasar kebijaksaan pemerintah di bumi.
Transrasional atau transendental itu justru menyempurnakan sains rasional. Bapa Surgawi, Surga, Kontradiksi Prima obyektif realis, nyatanya dapat dialami asal mau mengalami hidup bersama Rohkudus. Neraka itupun pasti jadi kenyataan karena Rohkudus memberitakannya.
Romantisme transrasional ini hendaknya definitif dimasyarakatkan terutama oleh para penyebar Injil dan institusi gereja.
Kemauan memilih romantisme transrasional Rohkudus dapat melumpuhkan spiritualisme Lucifer. Alami atau setidaknya berusaha, senantiasa hidup bersama Rohkudus dalam praktek kehidupan. Tiada yang mustahil. Allah turut berkarya menolong kita. Camkan.
Haleluya! Selamat hari minggu.
Bekasi, 02.07.2023
Penulis Toga Tambunan, Evangelis gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)