Selasa, 1 Juli 2025

PERUSAHAAN APA AJA NIH..! RAN Ungkap Minyak Sawit Dalam Pakan Ternak Picu Deforestasi

JAKARTA — Laporan terbaru dari Rainforest Action Network (RAN) berjudul “Feeding Deforestation” mengungkapkan bahwa jutaan ton minyak sawit tersembunyi dalam pakan ternak menjadi salah satu penyebab utama deforestasi yang tidak terpantau. Laporan ini menyoroti bahwa minyak sawit untuk pakan ternak menjadi kategori terbesar dari impor minyak sawit ke Amerika Serikat pada tahun 2022.

Menurut RAN, minyak sawit yang digunakan sebagai bahan tambahan pakan sapi perah kemudian “tersemat” dalam berbagai produk konsumen seperti susu, keju, cokelat, dan es krim. Sayangnya, banyak perusahaan besar seperti Danone, Ferrero, Mars, Nestlé, dan Mondelez tidak memasukkan penggunaan minyak sawit dalam pakan ternak ke dalam komitmen mereka untuk rantai pasok bebas deforestasi. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius terkait klaim “bebas deforestasi” yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan tersebut.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, analisis RAN mencatat bahwa dari 24 perusahaan eksportir pakan ternak yang diteliti, beberapa di antaranya berasal dari Indonesia, seperti Jati Perkasa Nusantara (KPN), Cisadane Raya Chemicals, dan Dua Kuda Indonesia, yang belum menerapkan kebijakan ‘Nol Deforestasi, Nol Pembangunan di Lahan Gambut, Nol Eksploitasi’ (NDPE). Perusahaan eksportir dari Malaysia, seperti Nutrion International dan Ecolex SDN BHD, juga belum memiliki kebijakan ini.

Meski beberapa perusahaan Indonesia seperti Wilmar International, Permata Hijau, Musim Mas, dan Golden Agri Resources telah memiliki kebijakan NDPE, RAN menyoroti bahwa implementasi kebijakan ini masih kurang. Pengungkapan informasi terkait penerapan dan hasil pemantauan yang independen dianggap minim, sehingga kebijakan ini sering kali tidak efektif dalam mencegah deforestasi.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa pada tahun 2022, sebanyak 36% dari semua impor minyak sawit ke Amerika Serikat terdiri dari produk pakan ternak berbasis minyak sawit, menjadikannya kategori produk impor terbesar. Evaluasi kebijakan dari 50 perusahaan global yang terlibat dalam perdagangan, manufaktur, atau penggunaan pakan ternak berbasis minyak sawit juga menunjukkan bahwa 13 dari 14 perusahaan tidak memberikan informasi transparan mengenai penggunaan produk ini dalam rantai pasok mereka.

Lebih lanjut, RAN juga mengkritik Forum Barang Konsumen (Consumer Goods Forum/CGF), forum terbesar bagi produsen produk konsumen, yang gagal merekomendasikan penerapan kebijakan NDPE untuk minyak sawit yang digunakan dalam pakan ternak.

Daniel Carrillo, Direktur Kampanye Hutan RAN, menyerukan tindakan tegas dari perusahaan-perusahaan besar untuk mencegah pelanggaran hak asasi manusia dan deforestasi di seluruh rantai pasok mereka. Ia memperingatkan bahwa perusahaan bisa berisiko menyesatkan konsumen dan investor jika terus mengklaim rantai pasok mereka bebas deforestasi tanpa memperhitungkan minyak sawit dalam pakan ternak.

“Setelah masalah ini terungkap, perusahaan-perusahaan merek harus mengambil tindakan nyata untuk mencegah pelanggaran HAM dan penggundulan hutan untuk minyak kelapa sawit di seluruh rantai pasok mereka. Perusahaan bisa berisiko berbohong kepada konsumen, investor, dan pemangku kepentingan lainnya apabila terus membuat klaim rantai pasok mereka bebas deforestasi tanpa mengambil langkah-langkah untuk memperhitungkan minyak sawit yang tersemat dalam pakan ternak,” kata Daniel. (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru