JAKARTA- Bila maju lagi jadi Calon Presiden, Jusuf Kalla (JK) dapat dikatakan haus kekuasaan dan anti regenerasi kepemimpinan nasional.
“Bila Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla, itu adalah sebuah langkah politik sangat mundur, jauh melebihi kemunduran di era Soeharto. JK dapat dianggap haus kekuasaan dan anti regenerasi kepemimpinan nasional,” demikian Koordinator Petisi 28, Haris Rusli Moti kepada bergelora.com di Jakarta, Rabu (14/5).
Menurutnya sebaiknya Cawapres Jokowi itu dari kalangan yang lebih muda, seperti Puan Maharani, Abrahama Samad dan atau Ahok.
“Jangan figur seperti JK yang telah menjadi Wapres nya SBY dan pernah gagal menjadi Calon Presiden,” ujarnya.
Menurutnya jika mempertimbangkan aspek penguatan parlemen, sebaiknya Jokowi mengambil Cawapres yang menutupi kelemahannya Jokowi, yaitu figur yang berasal dari Golkar, Tentara, Dunia usaha, dan luar jawa.
“Figur yang dapat menutupi kelemahan Jokowi tersebut adalah Jenderal Luhut Panjaitan. Pak Luhut adalah seorang tentara, pimpinan DPP Golkar, pengusaha, berasal dari luar Jawa dan mempunya jaringan international yang cukup kuat,” ujarnya.
Pasangan Jokowi-Puan atau Jokowi-Abraham atau Jokowi-Luhut sangat ideal dan berpeluang menang. (Tiara Hidup)