JAKARTA- Ada sebuah fenomena menarik dalam peta kepemimpinan daerah beberapa tahun terakhir. Tokoh-tokoh muda bermunculan dan sebagian mereka berhasil menjadi pemimpin daerah yang mampu membuat perubahan signifikan.
Pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak pada Desember nanti juga diprediksi bakal banyak diramaikan oleh tokoh muda.
“Ini adalah peluang pemuda melakukan pemberdayaan daerah dan masyarakat. Memberi pemikiran segar dan kreatif untuk perubahan sosial dan kesejahteraan yang lebih baik,” ujar Presidium Forum Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (FAA PPMI) Harli Muin kepada Bergelora.com di Jakarta, Jumat (3/7).
Untuk itu FAA PPMI meminta para tokoh muda yang bakal maju dalam pemilihan kepala daerah nanti memiliki kemampuan dan tidak sekedar memberikan janji kosong.
“Kami berharap akan muncul pemimpin-pemimpin yang berkomitmen pada kebenaran, keadilan sosial dan kesejahteraan umum bangsa. Tidak sekedar menjual popularitas di media,” kata Harli.
Di sisi lain FAA PPMI mendorong masyarakat untuk lebih hati-hati dan cerdas dalam memilih calon pemimpin.
“Banyak pemimpin daerah mengubar janji ketika kampanye, namun yang dia lakukan setelah terpilih justru sebaliknya. Itu penghianatan terhadap kepercayaan rakyat. Karena tidak sedikit pemimpin daerah yang terjebak dalam berbagai tindakan yang merugikan rakyat, melanggar hukum bahkan korupsi berjamaah,”
Berdasarkan data Kementrian Dalam Negeri, daerah yang jabatan kepala daerahnya berakhir pada 2015 sebanyak 204 daerah, terdiri dari 8 provinsi, 170 kabupaten dan 26 kota. Sementara pada Januari sampai Juni 2016 sebanyak 65 daerah terdiri dari satu provinsi, 53 kabupaten dan 11 kota menjadi daerah yang masa jabatan kepala daerahnya akan berakhir. (Calvin G. Eben-Haezer)