Hotland Sitorus mengatakan tidak ada niat baik KPU untuk memperbaiki sistem pelaksanaan pemilu pada saat pilpres nanti. Indikasi kecuranganmasih kental, hal ini dapat dilihat dari kinerja KPU selama pileg.Komisioner KPU dan Bawaslu belum dapat dipercaya.
“Komisioner KPU dan Bawaslu tidak dapat dipercaya. Kinerjanya buruk danpenanganan kisruh yang terjadi saja KPU saling lempar tanggung jawab.”Lanjut Hotland Sitorus
Menyinggung potensi kecurangan yang akan terjadi di pilpres nanti, Hotland Sitorus mengatakan, potensi kecurangan terbesar pilpres ada di sistem IT
KPU.
“Potensi kecurangan pilpres yang sangat potensial dan signifikan dalamperhitungan suara adalah saat perhitungan suara dengan menggunakan sistem
IT KPU di semua tingkatan. Para peserta Pilpres harus serius di bidang IT
ini.” Tegas Hotland Sitorus.
Sementara itu, Sekjen FAIT, Janner Simarmata mengusulkan agar sistem ITyang akan digunakan dalam proses rekapitulasi hasil pemungutan suara saatpilpres nanti agar divalidasi terlebih dahulu.
“KPU sebaiknya mengusulkan validasi sistem IT yang digunakan. Ini pentinguntuk menambah kepercayaan masyarakat, serta untuk menepis kalau KPU tidakdapat dipercaya.” Ungkap Janner Simarmata.
“Seharusnya KPU menyadari bahwa pilpres bukan sekedar pertarungan parapasangan capres saja, tetapi yang lebih penting, pilpres menentukan masadepan bangsa lima tahun ke depan. Jadi, jujurlah dalam mengemban tugasyang mulia ini.” Lanjut Janner Simarmata.
“FAIT sebagai organisasi profesi akademisi di bidang IT siap memberikansumbangsih agar pelaksanaan pilpres nanti berjalan dengan jujur, adil dantransparan.” katanya Janner Simarmata. (Tiara Hidup)