JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengaku sudah mendapatkan laporan dari presiden terpilih Prabowo Subianto bahwa urusan pangan dan energi akan menjadi konsentrasi pemerintahan Prabowo kelak.
“Pemerintah Pak Prabowo sudah menyampaikan bahwa beliau akan berkonsentrasi di pangan dan energi,” ujar Jokowi di Merauke, Papua Selatan, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (24/7/2024).
Menurut Jokowi, pemerintahannya sudah mencoba untuk melakukan budidaya sejumlah tanaman di tanah Papua, misalnya dengan menanam padi, jagung dan tebu. Presiden mengakui, percobaan penanaman di Merauke sudah mengalami kegagalan pada dua kali percobaan. Namun, ia mengeklaim bahwa percobaan penanaman yang ketiga sudah berhasil.
“Yang sekarang menurut saya, tadi saya melihat mulai dari awal pembibitan dengan disebar, penanaman berbagai varietas, hasilnya juga kelihatan dicek, berapa ton per hektare, semua sudah secara saintifik sudah dijalani,” kata Jokowi.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Jokowi pun berpandangan bahwa daerah Merauke dan sekitarnya dapat dijadikan lumbung pangan karena pasokan air yang berlimpah.
“Kalau melihat di lapangannya, di sini air juga melimpah saya kira memang kesempatan untuk menjadikan Indonesia lumbung pangan di Merauke dan sekitarnya. Baik itu padi, baik itu jagung, maupun tebu,” ujar dia.
Di samping itu, Jokowi juga menyinggung permasalahan krisis pangan yang sedang melanda dunia. Ia mengatakan, krisis pangan terjadi akibat perubahan iklim sehingga menyebabkan musim kering yang panjang hingga gelombang pangan.
“Dan kemandirian pangan, ketahanan pangan, kedaulatan pangan itu harus menjadi konsentrasi,” kata Jokowi menambahkan.
Rusia Siap Bangun PLTN Pada 2032
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sebelumnya Rusia menyatakan siap membantu Indonesia membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pertama pada 2032 mendatang.
Perwakilan lembaga nuklir Rusia ROSATOM State Atomic Energy Corporation di Indonesia, Anna Belokoneva, mengatakan Rusia siap bertukar pengalaman dan ilmu seputar pengembangan teknologi nuklir.
“ROSATOM siap untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam semua aspek yang kami tawarkan. Kami yakin bahwa teknologi ROSATOM, termasuk PLTN skala kecil, dapat menjadi pilihan baik untuk menambahkan pembangkit nuklir ke bauran energi Indonesia,” ujar Belokoneva dalam unggahan Instagram Kedutaan Besar Rusia di Indonesia pada Kamis (15/3).
Dalam unggahan itu, sejumlah ahli nuklir Rusia dari ROSATOM State Atomic Energy Corporation mengunjungi Indonesia pada 4-8 Maret lalu.
Kedutaan Besar Rusia di Indonesia mengatakan para ahli itu datang ke acara seminar yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia (BRIN).
“Para ahli dari ROSATOM State Atomic Energy Corporation berpartisipasi dalam seminar yang didedikasikan untuk membahas teknologi modern di bidang konstruksi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) skala kecil,” kata Kedubes Rusia di Indonesia dalam unggahannya.
Kedubes Rusia memaparkan para narasumber bertukar ilmu dan pengalaman unik ROSATOM dalam mengoperasikan reaktor modular kecil, serta teknologi-teknologi nuklir lainnya yang menjanjikan.
Sementara itu, Indonesia sendiri memang sudah mengumumkan rencana membangun PLTN pertama pada 2032 mendatang.
Pada November 2023 lalu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan pihaknya memang menargetkan PLTN akan dikomersialkan pada 2032 mendatang.
“Pengembangan tenaga nuklir direncanakan menjadi komersial pada 2032 untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik,” kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Parada Hutajulu dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta Pusat, Kamis (16/11).
“Kapasitasnya (PLTN) akan ditingkatkan hingga 9 gigawatt (GW) pada 2060,” sambungnya.(Web Warouw)