Jumat, 29 Maret 2024

PLTN Pertama dan Industri Nuklir Di Indonesia

Indonesia telah memasuki era baru dibidang energi dengan menggunakan nuklir. MOU telah dilakukan secara virtual antara Thorcon Power Indonesia dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk membangun Laboratorium Molten Salt Reactor (MSR) pertama di Kampus ITB Jatinangor. Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019; Dewan Pakar HIMNI dan ICMI;
Alumnus CSM, IFP dan UI, menulis dari Houston untuk Bergelora.com. (Redaksi)

Oleh: Dr. Kurtubi

PADA tanggal 23 Juli 2021 telah ditandatangani MOU secara virtual antara Thorcon Power Indonesia dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk membangun Laboratorium Molten Salt Reactor (MSR) pertama di Kampus ITB Jatinangor.

Tak ayal lagi penanda tanganan MOU ini merupakan salah satu bentuk keseriusan investasi milyaran dolar dari Thorcon International sebuah perusahaan nuklir dari Amerika Serikat. Sekaligus merupakan tonggak penting menuju terbangunnya PLTN Pertama di tanah air, yang juga kita harapkan bisa menjadi cikal bakal lahirnya industri nuklir di Indonesia.

Pasalnya, Thorcon akan mengimplementasikan Teknologi dan design PLTN generasi yang terbaru didunia, yaitu generasi ke IV. Dimana contoh design dari PLTN Generasi ke IV yang akan dibangun oleh Thorcon di Indonesia ini, sudah masuk menjadi bagian dari lebih 70 contoh design yang sudah ada di IAEA (International Atomic Energy Agency) di Wina.

Inovasi teknologi dan design dari PLTN Generasi ke IV oleh para ahli dan praktisi PLTN seluruh dunia ini harus kita hargai dan kita manfaatkan karena hasil karya mereka ini akan menghasilkan listrik jauh lebih efisien/lebih murah dan lebih aman dari PLTN generasi-generasi sebelumnya.

Selain PLTN Generasi ke IV tetap menghasilkan listrik non-intermitten yang bisa nyala stabil 24 jam dalam sehari semalam dan 360-an hari dalam satu tahun, karena tidak tergantung musim, matahari dan angin. Juga tetap menghasilkan listrik bersih bebas emisi gas rumah kaca yang pasti sejalan dengan Paris Agreement on Climate Change.

Sangatlah tepat waktu bagi Indonesia untuk masuk menjadi bagian dari “Club Elit Negara Pemakai Energi Nuklir Dunia” dengan membangun PLTN Pertama yang memakai Teknologi dan Design Generasi ke IV.
Tepat untuk mengurangi/mengganti peran PLTU Batubara secara bertahap sebagai komponen utama dalam struktur Baseload Sistem Kelistrikan dunia dan nasional.

Selain itu, kita ketahui bahwa pemantauan, pengawasan dari pengembangan dan pembangunan PLTN Generasi ke IV type SMR (small modular reactor) dan MSR (molten salt reactor) di dunia saat ini oleh IAEA dipercayakan kepada Dr Hadid Subki. putra bangsa. Ini merupakan sejarah baru bagi Dunia Nuklir Indonesia.
Hal ini terjadi ditengah prospek demand dunia terhadap PLTN Generasi ke IV berpotensi akan meningkat tajam karena: trend kehendak dunia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, dan ada ratusan unit PLTN generasi sebelumnya yang akan expired masa life cycle/usia maksimalnya. Baik yang ada di Amerika Serikat yang merupakan negara pemakai PLTN terbesar di dunia, negara-negara industri maju di Eropah. Jepang dll.

Tidak berlebihan jika kita optimis bahwa selain PLTN bisa terbangun banyak di tanah air (tdak hanya satu, dua, tiga dstnya) yang akan ikut mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, juga Industri Nuklir bisa lahir dan berkembang di tanah air. Dengan mendorong pengunaan komponen dan ahli dalam negeri yang akan semakin banyak.

Pertumbuhan ekonomi tinggi diatas 7% hingga double digit, bukan lagi barang mustahil. Sebab listrik dari PLTN Generasi ke IV dengan biaya/harga listrik dibawah 7cen$/kwh tanpa subsidi, akan menjamin proses industrialisasi bisa berlangsung secara masif baik dalam skala rumah tangga, UMKM, skala menengah dan besar. Sehingga proses merubah bahan baku menjadi intermidiate products dan final products bisa berlangsung secara masif 24 jam dan efisien. Produk industri Indonesia bisa bersaing di pasar global. Di pasar domestik produknya dicintai takyat karena harga yang terkangkau.

Disisi lain, terbangunnya PLTN Pertama, Kedua dstnya, yg diikuti oleh lahirnya Industri Nuklir akan membuka peluang kerja berkeahlian bagi para Ahli/sarjana2 nuklir dan sarjana2 lainnya di tanah air. Semoga !!!.

Strategi inilah yg bisa MENINGKATKAN LAJU PERTUMBUHAH EKONOMI (GNP). Selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mubeng-mubeng di seputar 5%.

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru