Sabtu, 5 Juli 2025

POLITIK IDENTITAS NIH..! PBNU: Pengen Menang Boleh tapi Jangan Pakai Cara Kampanye di Tempat Ibadah, Itu Berbahaya!

JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya memperingatkan para politisi atau calon pemimpin maupun wakil rakyat untuk tidak kampanye di tempat ibadah.

Yahya mengatakan tindakan kampanye di tempat ibadah termasuk tindakan yang amat berbahaya.

“Ini berbahaya. Kampanye di tempat ibadah itu berbahaya sekali. Tolong jangan, jangan dilakukan, tolong jangan dilakukan,” kata Yahya usai audensi dengan komisioner KPU di kantor PBNU, Jakarta, Rabu (4/1/2023).

Yahya mengatakan sudah banyak akibat dari penggunaan politik identitas. Di mana dampak dari politik identitas luar biasa merusak di berbagai kalamgan masyarakat dan berbagai negara.

Karena itu, Yahya mewanti-wanti agar tidak ada penggunaan politik identitas, termasuk di dalamnya kampanye di tempat ibadah.

Menurut Yahya, silakan mencari dan mencita-citakan kemenangan dalam Pemilu, tapi tidak dengan cara berkampanye di tempat ibadah.

“Mari kami jangan ikut-ikutan. Pengen menang ya pengen menang tapi jangan pakai cara itu,” kata Yahya.

Politik Identitas

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyoroti politisasi tempat ibadah untuk ajang kampanye sudah mulai terjadi jelang gelaran Pemilu 2024.

“Politisasi tempat ibadah sebagai tempat kampanye juga sudah mulai terjadi,” kata Yaqut dalam pidatonya di upacara Hari Amal Bakti ke-77 Kemenag yang disiarkan langsung di Instagram resmi @Kemenag_RI, Selasa (3/1).

Meski demikian, Yaqut tak merinci di mana saja politisasi tempat ibadah untuk kampanye yang sudah mulai dilakukan itu terjadi.

Yaqut lantas menjelaskan tak rukunnya masyarakat imbas perbedaan pilihan politik potensial terjadi pada tahun politik saat ini. Terlebih, politisasi agama masih kerap dilakukan oleh kandidat untuk meraih efek elektoral.

Ia meminta semua pihak belajar pada gelaran pemilu sebelumnya yang akibatkan keterbelahan masyarakat masih dirasakan sampai saat ini.

“Penggunaan politik identitas jelang pemilu harus diantisipasi dan dimitigasi agar kerukunan umat tak ternodai,” kata dia yang juga dikenal sebagai Ketua DPP PKB tersebut.

Melihat potensi itu, Yaqut mencanangkan tagline ‘Kerukunan Umat untuk Indonesia Hebat’ pada momen Hari Amal Bakti ke-77 Kemenag tahun ini. Semangat ini dipilih lantaran kerukunan masyarakat sering diuji terutama jelang Pemilu.

Ia meminta seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat merawat kerukunan umat. Bahkan, ASN Kemenag diminta tidak partisan hingga melakukan provokasi di tengah keragaman pilihan politik masyarakat.

“ASN Kemenag harus jadi simpul kerukunan dan persaudaraan,” ujar Yaqut. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru