JAKARTA- Presiden RI, Joko Widodo menyesali demonstrasi 4 November 2016 yang berujung kerusuhan berupa pembakaran kendaraan, perusakan, penjarahan dan bentrokan fisik. Presiden memastikan bahwa aksi puluhan ribu umat Islam tersebut telah ditunggangi.
“Kita menyesali kejadian itu. Sesudah ibadah Isa yang seharusnya sudah bubar tapi malah menjadi rusuh. Dan ini kita lihat telah ditunggangi aktor politik yang memanfatkan situasi,” ujarnya dalam konferensi pers di Istana negara, Jumat (4/11) malam.
Menurut Joko Widodo, dirinya telah memastikan akan memproses hukum pada Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), seperti yang menjadi tuntutan sebagian umat Islam belakangan ini.
“Sebelumnya saya telah memerintahkan sebagai presiden untuk menerima perwakilan unjuk rasa didampinig Menkopolhukam, Mensesneg, Menteri Agama, Kapolri dan Panglima TNI. Dalam pertemuan telah disampaiakn bahwa proses hukum pada Ahok akan dilakukan secara tegas, cepat dan transparan,” tegasnya.
Presiden juga meminta agar para pengunjuk rasa menghentikan demonstrasi dan membiarkan penegak hukum memproses kasus tersebut secara adil.
“Oleh sebab itu saya minta para pengunjuk rasa untuk kembali pulang ke rumah masing-masing, daerah masing-masing dengan tertib. Biarkan aparat keamanan bekeja menyelesaikan penegakan hukum seadil-adilnya,” ujarnya.
Namun, Jokowi mengingatkan bahwa sebagai Presiden dirinya menghargai proses demokrasi dan yang berlangsung, namun proses hukum tetap harus dipatuhi.
Sebagai negara demokrasi kita menghadargai preoses penyamapai aspirasi lewat “Unuk rasa pada hari ini dengan cara yang tertib dan damai. Terima kasih kami sampaikan pada ulama, kyai, habib dan ustad yang telah memimpin umatnya yang menyejukkan sehingga sampai masgrib berjalan dengan tertib dan damai,” katanya.
Presiden juga memuju upaya aparat keamanan untuk melakukan pendekatan yang persuasif kepada para pengunjuk rasa 4 November 2016 ini.
“Terakhir saya apresiasi kerja keras aparat keaman yang melakukan pendekatan persuasif dalam menjadikan situasi kondusif. Saya berharap masyarakat tetap tenang dan menjaga lingkungan masing-masing sehingga situasi tetap aman dan damai,” jelasnya.
Kronologi Kerusuhan
Demonstrasi 4 November 2016 yang seharusnya merupakan aksi damai tiba-tiba menjadi ricuh di penghujung aksi setelah perwakilannya diterima oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Gas air mata ditembakkan dan mobil dibakar. Ini kronologinya:
16.06 WIB-Wakil dari pendemo Gerakan Nasional Pembela Fatwa-MUI (GNPF-MUI) masuk ke Istana. Diantara wakil pendemo GNPF-MUI itu tampak KH Cholil Ridwan dan Habib Athos Alatas. Wakil delegasi itu juga didampingi oleh puluhan pendemo
16.10 WIB-Para demonstran menolak karena hanya ditemui perwakilan pemerintah yang dipimpin Menko Polhukam, Wiranto. Wiranto menjelaskan, bahwa dirinya telah ditunjuk sebagai perwakilan pemerintah untuk menerima para demonstran. Presiden Joko Widodo sedang tidak berada di Istana. Namun para pendemo tetap keberatan. Mereka akhirnya meninggalkan Istana Merdeka.
16.45 WIB-Perwakilan pendemo terus berorasi di depan Istana Kepresidenan. Beberapa di antaranya adalah Fahri Hamzah, Fadli Zon, Ahmad Dhani, dan Rhoma Irama.
17.40 WIB-Aksi membakar ban dilakukan di depan Kantor Panglima TNI di Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta. Lokasinya memang tak jauh dari istana dan berdekatan dengan Monas.
17.45 WIB-Wakil Presiden Jusuf Kalla menemui perwakilan massa demo 4 November. Pertemuan digelar secara tertutup di Kantor Wapres. Pertemuan ini diikuti perwakilan demo Bachtiar Nasir, Misbah dan sejumlah pejabat negara di antaranya Menko Polhukam Wiranto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo
Kronologi Penghujung Demo 4 November di Depan Istana yang RicuhFoto: Muhammad Taufiqqurahman
18.20 WIB-Usai pertemuan, JK menegaskan kasus Ahok harus diselesaikan dalam dua pekan secara tegas. Dikatakan JK, pelaksanaan hukum yang cepat itu harus berjalan sesuai aturan. Perwakilan demonstran Bachtiar Nasir bisa menerima penjelasan JK tersebut.
18.45 WIB-Massa dengan atribut Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sempat melakukan aksi dorong-dorongan di depan kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan). Aksi dorong-dorongan pun berhenti tidak lebih dari semenit.
18.50 WIB-Massa beratribut HMI masih bertahan di Jalan Majapahit depan Istana Negara, Jakarta Pusat. Massa beratribut HMI itu meminta kepada petugas kepolisian yang berjaga-jaga untuk boleh melewati perempatan Jalan Majapahit ke arah Medan Merdeka Barat.
Polisi membentuk pagar betis menutup akses massa beratribut HMI menuju Jalan Medan Merdeka Barat. Yang mengejutkan, di depan barisan polisi bertameng itu, ada massa FPI yang berdiri membentuk pagar betis. Massa FPI bergandengan tangan, seolah menjadi tameng bagi polisi.
18.57 WIB-Terjadi aksi lempar botol air mineral dan batu bata dari demonstran beratribut HMI ke massa FPI di Jl Medan Merdeka Barat. Massa FPI meminta tenang namun masih ada lemparan botol air mineral dari massa beratribut HMI.
19.10 WIB-Massa beratribut HMI masih bertahan di depan Istana Negara di Jalan Majapahit. Massa beratribut HMI itu juga mendorong barikade polisi bertameng. Aksi ini membuat suasana menjadi ricuh. Mereka terus menyerang polisi bertameng yang membuat barikade. Sebagian massa ada yang menendang ada juga yang memukul tameng pakai bambu.
19.40 WIB-Suasana rusuh masih berlangsung. Polisi menembakkan gas air mata sambil berjalan ke arah Patung Kuda agar demonstran mundur.
19.50 WIB-Kapolda M Iriawan terlihat mendatangi lokasi. Personel polisi langsung memberikan M Iriawan rompi dan helm. Kapolda memakai atribut lengkap karena di lokasi terjadi lemparan batu, bambu dan beberapa benda lainnya.
19.57 WIB-Polisi kemudian menahan satu orang pria dari kericuhan ini. Diketahui, pria yang ditahan tersebut beratribut FPI. Bahkan, beberapa anggota polisi sempat tersulut emosi dan hendak memukul pria tersebut, namun dicegah oleh polisi lainnya.
19.58 WIB-Ada belasan bus pengangkut massa pendemo yang sudah siap pulang. Tiba-tiba terdengar suara letupan dari arah Istana. Suara itu tak lain adalah tembakan gas air mata. Mereka kemudian keluar dari bus dan berjalan kaki menuju ke Istana via Jl Medan Merdeka Timur. Mereka membawa bambu yang tadinya digunakan untuk pengibar bendera.
20.00 WIB-Polisi mulai menembakkan air dengan kendaraan taktis water cannon. Tembakan air dilakukan untuk menghalau para pendemo yang mulai mendekati Istana.
20.10 WIB-Polisi terus menembakkan gas air mata.
20.13 WIB-Dua truk polisi terbakar di depan Istana Kepresidenan. Truk tersebut bertuliskan polisi dan diketahui milik satuan Brimob Polda Metro Jaya. Api masih membumbung tinggi di lokasi.
Patroli Malam
Sementara itu, Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi, M Iriawan mengatakan, polisi akan melakukan patroli mengamankan Jakarta malam ini. Upaya ini dilakukan untuk memastikan tak ada aksi anarki di wilayah DKI Jakarta lainnya, menyusul adanya aksi massa di Penjaringan, Jakarta Utara.
“Kepada pasukan disiapkan. Saya akan pimpin patroli malam ini,” kata Iriawan kepada para anggotanya di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Jumat 4 November 2016.
Ia pun menuturkan, patroli yang dipimpinnya menggunakan sepeda motor dan tak ada senjata api. Patroli ini akan dilakukan di seluruh wilayah Jakarta, khususnya lokasi yang dianggap rawan.
“Saya akan pimpin pakai motor dan kalian ikuti dari belakang. Jangan ada tembakan senjata api tanpa perintah saya,” katanya.
Mantan kapolda Jawa Barat ini juga menyebut, pihaknya akan menjaga perumahan dan pusat perekonomian. Hal ini untuk menjaga keamanan masyarakat. “Tidak ada darurat sipil,” katanya.
Tak hanya patroli wilayah, dia sudah memerintahkan Wakapolda Metro Jaya, Brigadir Jenderal Polisi Suntana untuk mengecek gedung DPR/MPR RI.
“Ada Pak Wakapolda di gedung DPR. Kami juga siapkan 11 SSK (Satuan Setingkat Kompi) dan bantuan dari Kodam Jaya 4 Kompi,” katanya.
Hingga Sabtu (3/11) subuh, massa masih berkumpul di depan gedung DPR sebelum dipulangkan dengan bus yang difasilitasi bis DPR. (Web/Lina)