Kamis, 3 Juli 2025

RAKYAT DIKORBANKAN …! NATO Hentikan Bantuan Pasukan dan Persenjataan ke Ukraina, Zelensky Kini Sendirian

JAKARTA – Ukraina benar-benar sendiri menghadapi Rusia, bantuan pasukan NATO dan Amerika Serikat dipastikan tidak akan pernah ada.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menegaskan pada hari Kamis, bahwa blok yang dipimpin AS tidak akan mengirim pasukan ke Ukraina atau memberlakukan zona larangan terbang di negara itu.

NATO dan Amerika mengungkapkan jika kedua hal itu dilakukan maka perang penuh antara NATO dan Rusia akan terjadi.

Diberitakan Rusia Today, Stoltenberg mengemukakan berbagai jenis dukungan yang diterima Ukraina, termasuk dukungan militer, pelatihan, peralatan tempur, dan bahan bakar.

“Kombinasi pelatihan dan dukungan dari negara-negara Sekutu NATO dengan keberanian dan keberanian Angkatan Bersenjata Ukraina memungkinkan Ukraina untuk benar-benar melawan dan benar-benar melawan tentara Rusia yang menyerang,” kata Stoltenberg.

Namun, dia mencatat bahwa NATO membuatnya sangat jelas dari awal serangan Rusia bahwa mereka tidak akan mengirim pasukan NATO di darat, atau pesawat NATO di udara.

“Kami melakukan itu karena kami memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa konflik ini tidak akan meningkat di luar Ukraina. Itu akan menyebabkan lebih banyak penderitaan, lebih banyak kematian, bahkan lebih banyak kehancuran,” kata Stoltenberg, yang diperkirakan akan memperpanjang masa jabatannya sebagai kepala aliansi untuk satu tahun lagi karena situasi di Ukraina.

Mendeklarasikan zona larangan terbang berarti NATO perlu menyerang secara besar-besaran sistem pertahanan udara Rusia di Rusia, di Belarus dan di Ukraina, dan juga siap untuk menembak jatuh pesawat Rusia ,” katanya.

“Kemudian risiko perang penuh antara NATO dan Rusia akan sangat tinggi, dan itu akan menyebabkan lebih banyak kematian dan lebih banyak kehancuran,” paparnya.

Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta NATO tersebut untuk memberikan bantuan militer tanpa batasan.

Dalam pidato video kepada para pemimpin negara-negara anggota NATO, ia mengatakan bahwa Rusia menggunakan seluruh persenjataannya untuk melawan negaranya dan telah menginvestasikan uang gila di kematian sementara dunia berinvestasi dalam kehidupan.

“Rasanya seperti kita berada di zona abu-abu, antara Barat dan Rusia, mempertahankan nilai-nilai bersama kita,” kata Zelensky.

“Hal yang paling menakutkan selama perang adalah tidak memiliki jawaban yang jelas atas permintaan bantuan,” lanjutnya.

Presiden Ukraina menyarankan agar NATO memberi Ukraina 1% dari semua pesawat dan 1% dari semua tank mereka.

“Saya tidak menyalahkan NATO. Anda tidak harus. Bukan roket dan bom Anda yang menghancurkan kota-kota kami,” kata Zelensky.

“(NATO) masih dapat mencegah Ukraina mati akibat serangan Rusia dengan menyediakan semua senjata yang dibutuhkan Ukraina,” tambahnya.

Dia mengakhiri pidato emosionalnya dengan mengatakan, “setelah perang seperti itu melawan Rusia, NATO seharusnya tidak pernah memberi tahu Ukraina bahwa pasukannya tidak memenuhi standar NATO,” sebutnya mengacu pada kurangnya kejelasan mengenai kapan Kiev dapat bergabung dengan NATO.

Stoltenberg, menggambarkan garis merah aliansi, mengatakan blok itu “selalu siap untuk bertahan, melindungi dan bereaksi terhadap segala jenis serangan terhadap negara Sekutu NATO .”

Pada hari Rabu, Stoltenberg mengungkapkan bahwa para pemimpin NATO siap untuk menyetujui pada KTT peningkatan lebih lanjut dalam jumlah pasukan yang ditempatkan di Eropa Timur. Pasukan ini akan tetap di sana ” selama diperlukan, ” katanya.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, ekspansi NATO ke arah timur dan kemungkinan Ukraina menjadi anggota adalah di antara alasan Rusia melancarkan serangan di negara tetangga itu.

Rusia menyerang Ukraina pada akhir Februari, menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Kiev untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk dan pengakuan Rusia atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk. Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis dirancang untuk mengatur status wilayah di dalam negara Ukraina.

Rusia telah menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral. Kiev bersikeras bahwa serangan Rusia benar-benar tidak beralasan, menyangkal klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali republik Donbass dengan paksa. (Enrico N. Abdielli)

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru