Kebohongan terencana oleh Ratna Sarumpaet, secara terang-terangan ternyata bagian dari cara terbaru dalam tehnik kampanye konsultan politik capres Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden 2019. Ahmad M Firdaus, dosen FTSP ITB, PhD student of Oxford UK menuliskannya dan dikutip Bergelora.com. (Redaksi)
Oleh: Ahmad M. Firdaus
JIKA benar Prabowo-Sandi menggunakan konsultan politik yang sama dengan politik Donald Trump. Maka, apa yg dilakukan oleh Bu Ratna Sarumpaet ini adalah bagian dari teknik Firehouse of the Falsehood. Jadi ini adalah bagian kebohongan yang terang-terangan (obvious lies) yang direncanakan untuk membangun ketakutan.
Penelitian Rose McDermott mengenai Genetic of Politics menunjukkan orang konservatif dan progresif memiliki pola kerja otak yg berbeda. Konservatif memiliki amygdala yang lebih aktif sementara progresif memiliki insula yang lebih aktif.
Amygdala adalah bagian otak yg berhubungan dengan rasa takut sementara insula berhubungan dengan rasa empathy. Hal ini ditunjukan oleh penelitian Rose McDermott yang memperlihatkan gambar seseorang yang ditahan oleh polisi sambil ditekan dilantai dgn kondisi dramatis. Orang-orang konservatif akan cendrung melihat badge dan logo yang terdapat pada baju seragam polisi di gambar tersebut. Sementara progresif akan melihat mata dari orang-orang yang ada difoto. Mata adalah window to the soul bagi orang-orang progresif.
Maka, orang-orang konservatif akan lebih menyukai keteraturan (order) dan kagum pada otoritas (authority), sementara orang-orang progresif yang didorong oleh empathy akan lebih cenderung bergerak berdasarkan apa yg dirasakan oleh orang lain.
Jadi obvious lies yang kita lihat akhir-akhir ini adalah untuk men-trigger amygdala para calon pemilih. Teknik firehose of falsehoods ini memang untuk membangun ketidakpercayaan terhadap informasi dan membuat amygdala masyarakat aktif secara terus menerus. Amygdala adalah bagian otak yang tergolong primitif, karena berhubungan dengan kemampuan kita bertahan (survival instinct). Sementara, dibutuhkan tingkat kecerdasan tertentu bagi sesorang agar Insula-nya lebih aktif.
Seperti yang dapat dibaca dari data Cambridge Analytica, pemilih konservatif memang cenderung akan memilih Prabowo-Sandi. Jadi trigger amygdala ini akan berfungsi utk membuat bimbang kelompok yg ada ditengah dimana selain insula nya aktif, amygdala-nya masih sedikit lebih dominan.
Jadi, model obvious lies seperti yang kita lihat sekarang ini bukanlah yang terakhir. Teknik firehouse of the falsehoods ini membutuhkan kebohongan-kebohongan yang dilakukan secara repetitive dan terus menerus. Maka, tampaknya kita akan menyaksikan model Pilpres Amerika Serikat 2016 di Indonesia pada Pilpres Indonesia 2019 ini.