Oleh: Toga Tambunan *
TRANSRASIONAL arus info komunikasi dari Elohim Jahweh kepada seseorang di bumi, sering dikisahkan dalam Alkitab.
Info itu antara lain langsung kepada sejumlah besar orang, mengingatkan masyarakat manusia, misalnya di zaman Nuh, berupa air bah super dahsyat menenggelamkan bumi seisinya kecuali keluarga Nuh dan spesies hewan berpasangan. Mengingatkan masyarakat manusia brutal vandalis pasti dihukum tanpa ampun.
Demikian pula pada zaman Musa, info Paskah dari Elohim Jahweh, bagi bani Israel, mengawali tuntunanNya hal exodus bani Israel itu dari Mesir menuju tanah dijanjikanNya.
Ratusan tahun sebelumnya Yakub telah bermimpi, dicatat pada Kejadian 28:12-15, dia memimpikan tanah tempatnya berbaring, sbb: ” Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: “Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu”
Jenis komunikasi terhadap Yakub berbeda kepada gadis Maria, yang kontaknya bukan dengan mimpi. Allah menyuruh malaikat Gabriel mengunjungi perawan Maria, dicatat pada Lukas 1:28-33, sbb: “Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan”
Komunikasi khusus Elohim Jahweh teramat istimewa terhadap gadis Maria itu yang menjadi dasar bagi jemaat Katholik menetapkannya jadi Bunda Maria selaku pribadi teragung diantara perempuan sedunia, yang pada tiap awal bulan September, seperti di tahun ini, dikenang jemaat Katholik dengan liturgi khusus.
Komunikasi terhadap Paulus selagi bernama Saulus, berupa suara dari cahaya pengelilinginya.
Semua kisah emperis itu konon terjadi di masa silam. Kisah kontak transrasional dari atas itu, yang paling akhir di Alkitab, kejadiannya sudah lebih dari 2000-an tahun lalu. Kebanyakan pembacanya umat manusia anthroposentris mensejajarkan Alkitab terhadap kitab babad Mahabrata olahan begawan Byasa dan Ramayana racikan Walmiki, atau legenda kisah si Mardan atau tambo Malin Kundang atau hikayat batu gantung di Danau Toba.
Manusia anthroposentris itu menikmatii cerita dongeng ditampilkan diatas, mengasosiasikannya dengan kejadian emperisis dalam Alkitab perihal komunikasi info dari atas yang berproses transrasional terjadi di masa silam.
Jika kejadian emperis transrasional berlangsung di masa kini apakah tetap dikatagorikan dongeng?
Baru-baru ini seseorang bertutur bertemu abangnya masih muda padahal sebenarnya berusia uzur, sudah duduk di sisi meja di ruang makan rumahnya, bersama istrinya sedang ngobrol. Abangnya itu disertai kakak iparnya, seorang keponakannya tertua laki-laki dan samar-samar seingatnya ada juga keponakannya perempuan datang kota yang jauh. Sesaat paska salaman, ucapnya “wah, hidangan kita nggak ada ya, seadanya aja ya bang”. Abangnya menengok kakak iparnya seraya mengedip mata ke keponakannya, seakan membisikkan agar keluar membeli sesuatu. “Jangan, nggak usah bang” cegahnya. Sementara itu dia bangkit karena mendengar anak kecil menangis di kamar. “Kenapa adikmu itu menangis?” ditanyakannya kepada putranya yang juga berada dalam kamar. “Tidak tahu, pak!” sahut putranya. Dia ke kamar sebelah, temui istrinya yang sudah berada disana, yang mengatakan “Tadi abang sekeluarga bawa masakan kalkun besar” dan menkomentari tidak tahu mengapa menangis sianak kecil. Kembali ke ruangan menemui tamunya, dia lihat sekeluarga abangnya itu sedang membujuk si anak menyudahi tangisnya: “Sudah… sudahlah…” Lantas dia terbangun. Ternyata mimpi. Bangkit di benaknya, abang wafat. Abangnya sudah uzur, sudah lama kondisinya lemah.
Dia segra kontak sehabis mimpi, di tengah malam itu juga. Putra abangnya mengkonfirmasi hal ayahnya, bahwa komma di ICU, tidak bisa lagi bicara. Ternyata abangnya sdh beberapa hari nginap sakit di rumah sakit. Dan besok harinya dia baca WA dari keponakannya itu, bertulis: Sudah selesai. Artinya abangnya secara medis dinyatakan definitif meninggal dunia.
Mimpi bersangkutan ternyata info konkrit mengabarkan abangnya meninggal dunia, bukan dengan jaringan komunikasi tehnologi rasional biasa di dunia. Melainkan komunikasi transrasional dari atas dengan mimpi, yang dahsyat ajaib melebihi tehnologi rasional nir-kabel sekalipun tercanggih termutakhir.
Kejadian emperis konkrit itu dialami bersangkutan bertemu abangnya dan keluarga abangnya dalam suasana gembira akrab. Ternyata mimpi belaka yang membenarkan firasatnya, abangnya tutup usia. Proses komunikasi info yang mencengangkannya.
Pengalaman persis suasana batin, nuansa dan perasaan aneh saat mimpi berlangsung pada bersangkutan takkan bisa kesaksiannya itu dirasakan/dinikmati pendengarnya, sekalipun pendengar kesaksian itu mengakui keajaiban itu, memang faktual terjadi konkrit bukan fiktif karena memang makna mimpi diberitakan terbukti benar.
Bagi bersangkutan, pengalamannya kontak ajaib dari atas itu, melekat terkenang selamanya, merupakan sejarah membuktikan yang disebut gaib itu ternyata diantaranya konkrit, realita, tidak semua fiktif.
Kesaksian bersangkutan membuktikan kontak nyata Elohim Jahweh yang berlangsung transrasional itu bukan hanya di masa silam, juga hingga kini, seturut kehendakNya.
Segala firman Allah itu terbukti terwujud atau sedang berproses. Ribuan tahun lalu bani Israel tercerai berai diaspora, proses dijanjikan Allah sedang berlangsung kini dan mendatang dengan berbagai dinamika atasnya.
Info komunikasi dari Elohim Jahweh yang dianalogikan keberadaannya diatas itu, maka disebut info komunikasi dari atas kepada masyarakat manusia di bumi ini merupakan impartasiNya memproses duplikasi keserupaanNya pada manusia, sepanjang periode transisi menjelang masa kekekalan yang akan datang. Periode kekekalan yang dinubuatkan itu pasti terjadi.
Bagi bersangkutan, pengalamannya ajaib mencengangkan itu menjadi modal bersaksi bahwa Allah itu benar nyata ada, berperasaan dan komunikatif.
Mengakui tulus final bahwa Allah itu sesungguhnya benar ada, itulah masalah tersulit realitanya dalam ikhtiar kehidupan kemauan, akalbudi dan perasaan manusia yang memiliki hak berkehendak bebas. Sehingga Tuhan Yesus menegur teramat keras pada jemaat di Laodikia, representasi semua jemaat pengidam masuk sorga, tapi tidak total mengakui otoritas Allah, di tulis pada Wahyu 3:15-16, sbb:
“Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku”
Atau hardikan tajam kepada jemaat Tiatira, sbb: “Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala. Dan Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat, tetapi ia tidak mau bertobat dari zinahnya. Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu. Dan anak-anaknya akan Kumatikan dan semua jemaat akan mengetahui, bahwa Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya”
Wahyu 2: 20-23
Jemaat Laodikia dan Tiatira disebut diatas, yang berlokasi di wilayah Turki dewasa ini, representasi semua jemaat sudah terbaptis di masa kini. Dengan mudah kini terlihat bekas jemaat mula-mula di Asia Kecil, dan juga terutama gereja-gereja di Eropa, atau penerima diberlakukan aturan abortus, dll perilaku banyak pemilik identitas Kristen/Katholik, sementara ambigu menginginkan masuk surga.
Anehnya, kenapa kebanyakan gereja dan gembala sidangnya tidak atau enggan menggaungkan hardikan keras Tuhan Yesus yang dicantumkan di Wahyu pasal 2 dan 3 itu untuk mengikis ambigu? Allah itu dikenalkan timpang, sebagai pangaruniai Kasih tanpa prinsip seakan tak pernah marah. Atau seolah Allah hanya bermusuh terhadap Lucifer doang.
Jika menggugat tuntut hadirnya dulu kontak transrasional pada dirinya, seperti dialami Yakub bermimpi, agar kemauannya dapat mengakui final kebenaran adanya Allah itu, sesungguhnya sudah terpenuhi lama, sejak bersangkutan hidup.
Menunjuk sistim kinerja organ dalam tubuh manusia seperti jaringan otak dan jaringan syaraf yang berkelindan sangat rumit, sistim metabolisme dalam pencernaan melibatkan zat kimiawi yang jumlahnya tak terhitung berbaur berproses mekanis otomatis, sistim peristaltik mekanisme jantung dan arus peredaran darah yang rapi dan presisi akurat, paru-paru, ginjal, lever, empedu, pankreas, dll yang berfungsi aktif rapi sehingga seseorang eksis sebagaimana adanya dirinya saat itu. Eksistensi bersangkutan itu bukan karena konstruksi oleh diri bersangkutan sendiri melainkan berlangsung karena adanya transrasional info komunikasi dari atas mengklik on bagi bersangkutan dan hingga kini masih berlangsung. Tidakkah itu faktual mengenai diri masing-masing manusia?
Bisa bangun dan disambut hari pagi, apakah itu hasil upaya kekuatan seseorang, atau komunikasi transrasional dari atas?
Jika ada transrasional info komunikasi lain tersendiri dari atas bagi seseorang, sebenarnya tiap orang juga menerimanya sebagai tugas yang diemban atau ketrampilan dan bakatnya.
Eksistensi jaringan berragam instrumen tubuh berfungsi aktif yang hidup itu, tak dapat ditakar dengan sejumlah uang betapa pun jumlahnya tak terhitung atau dengan sebanyak berton-ton emas.
Sistim fungsi mekanisme jaringan organ tubuh itu yang aktif itu, tidak bisa diproduksi oleh pabrik apa pun yang dikonstruksi manusia, bukti berlangsungnya klik on via transrasional info komunikasi dari atas bagi kehidupan seseorang, sudah lebih dari cukup bagi seseorang mengakui tuntas, Allah itu nyata adaNya yang mengenalkan namaNya, JHWH (Jahweh).
Sistim jaringan mekanisme organ tubuh berfungsi aktif akurat tepat itu, yang tak terukur dengan uang itu atau beton-ton emas, maka dengan apa manusia membalas impartasiNya ini? Satu-satunya respon kita, berterimakasih dengan kerinduan bersemangat menyenangkan perasaanNya.
Allah tidak kurang yang dimilikiNya, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Kasih, Maha Sempurna dan segala kemahaan yang mulia lainnya. Manusia terhebat istimewa di bumi ini, tidak akan sanggup membayar imparatasi kasih anugerah Allah itu.
Camkan, asalkan kita berterimakasih dengan rindu menyenangkan perasaanNya yakni kemauan kita bersemangat aktif demi berkarakter sempurna tanpa cacad cela, bukan mempercayaiNya suam-suam kuku atau ambigu.
Kemuliaan bagi Allah di tahtaNya Maha Tinggi! Haleluya. Selamat hari minggu.
Bekasi, 01 Oktober 2023.
*Penulis Toga Tambunan, evangelis Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)