Sabtu, 5 Juli 2025

REKONSILIASI NYATA NIH…! Prabowo: Saya Mantan Panglima di TNI, Muzakir Eks Panglima GAM, Kok Bisa Bersatu?

JAKARTA – Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus capres nomor urut 2 Prabowo Subianto senang bisa mendapat dukungan dari mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf. Ia pun tak pernah menyangka bisa satu barisan dengan Muzakir, mengingat latar belakang yang pernah berseberangan. Prabowo merupakan mantan Panglima Kostrad TNI AD, sementara Muzakir pernah memimpin pasukan yang hendak memisahkan Aceh dari Indonesia.

“Puncaknya adalah saya bisa bersatu dengan tokoh-tokoh dari Aceh, ini saya kira suatu kejadian yang langka di sejarah dunia. Saya mantan panglima di TNI, Pangkostrad, dan Komandan Jenderal Kopassus. Pak Muzakir Manaf mantan Panglima pasukan Aceh. Kok kita bisa bersatu? Ini yang di luar pemikiran banyak orang,” ujar Prabowo dalam acara peringatan 19 tahun Tsunami Aceh 2004 di Banda Aceh, Aceh, Selasa (26/12/2023).

Prabowo meyakini persatuan antara dirinya dengan Muzakir merupakan kejadian yang langka sehingga sulit ditemukan dalam sejarah dunia.

Bahkan, kata dia, dirinya pun tidak mengerti kenapa bisa persatuan itu sampai terjadi. Prabowo pun mengaku momen hari ini bukan pertama kalinya ia bertemu Muzakir.

Ketua Umum Partai Gerindra itu mengaku pernah bertemu Muzakir di masa lalu, namun mereka tidak mengobrol sama sekali.

“Pertemuan saya dengan Pak Muzakir Manaf itu sangat lucu, karena 2 tokoh yang pernah berseberangan, waktu ketemu tidak ada satu kata pun keluar dari mulut kita,” jelasnya.

“Beliau tidak keluar kata-kata, saya tidak keluar kata-kata. Apa yang terjadi? Kita saling merangkul. Jadi ini yang membuat saya selalu emosional kalau saya datang ke Aceh,” imbuh Prabowo.

Kronologi Rekonsiliasi

Kepada Bergelora.com di Banda Aceh dilaporkam, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengungkapkan hubungan emosional antara dirinya dengan Aceh dan rakyatnya.

Prabowo dan Muzakir Manaf. (Ist)

Salah satunya adalah fakta bahwa ayahnya, Soemitro Djojohadikoesoemo merupakan perintis Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala. Prabowo pun berkisah mengenai ayahnya yang begitu bangga dapat berkontribusi dan memberikan kuliah kepada mahasiswa di Aceh.

“Saya pun mempunyai hubungan emosional dengan rakyat aceh. Orang tua saya, Prof. Soemitro dari awal sangat dekat dengan tokoh-tokoh Aceh dan beliau ikut merintis pendirian Fakultas Ekonomi Syiah Kuala,” kata Prabowo di acara silaturahmi dan doa bersama ulama serta tokoh masyarakat Aceh yang digelar di Ballroom Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Selasa (26/12).

“Beliau sempat jadi dosen terbang dan beliau sangat bangga, selalu cerita kepada kami bahwa beliau terbang ke Aceh dan memberi kuliah,” sambungnya.

Agus Harimurti Yudhoyono, Prabowo Subianto, Susilo Bambang Yudhoyono dan Muzakir Manaf. (Ist)

Tidak hanya itu, perjuangan Prof. Soemitro kemudian berlanjut saat ia bersama rakyat Aceh saling dukung di masa-masa sulit, seperti ketika terjadi pergolakan di tahun 1950-an.

“Dan sesudah itu pun orang tua saya berjuang bersama tokoh-tokoh Aceh dan rakyat Aceh dalam masa-masa yang sulit di tahun 50-an, di mana Indonesia mengalami pergolakan karena masalah-masalah ideologi,” ungkap dia.

“Sesudah itu pun hubungan emosional saya tidak berhenti, karena saya juga terus menerus berhubungan baik, dan puncaknya adalah bahwa saya bisa bersatu dengan tokoh-tokoh dari Partai Aceh,” lanjut Prabowo.

Prabowo kemudian menyinggung bagaimana ia bisa bertemu dan bersatu dengan Muzakir Manaf, yang dulu merupakan Panglima Gerakan Aceh Merdeka. Rekonsiliasi tersebut, kata Prabowo, merupakan kejadian yang langka, bahkan di luar pemikiran banyak orang.

Agus Harimurti Yudhoyono, Susilo Bambang Yudhoyono Prabowo Subianto dan Muzakir Manaf. (Ist)

“Ini saya kira suatu kejadian yang langka di sejarah dunia. Saya mantan panglima Kostrad, jenderal Kopassus, sementara itu Pak Muzakir Manaf merupakan mantan Panglima Aceh, dan kok kita bisa bersatu. Ini yang di luar pemikiran banyak orang,” kata Prabowo.

Dengan kedekatan emosional dan rekonsiliasi yang telah terjadi selama ini telah menjadi bukti bagaimana persatuan menjadi bagian yang penting bagi negeri ini. Prabowo lalu memberikan apresiasi dan rasa terima kasihnya kepada rakyat Aceh yang telah memberi dukungan yang besar saat dirinya berjuang dalam pilpres sebelumnya.

“Kita saling merangkul, jadi ini yang buat saya selalu emosional, puncaknya pemilihan presiden lalu. Salah satunya, saya dapat dukungan paling besar di Aceh. Saya minta maaf saya sudah kalah, saya belum ke Aceh,” kata Prabowo.

Kendati demikian, ia berkomitmen untuk membalas setiap kebaikan rakyat Aceh yang selama ini telah mendukungnya. Prabowo menegaskan, dirinya akan membantu rakyat Aceh melalui pembangunan politeknik unggulan di Aceh.

“Waktu saya menjadi menhan, saya sudah merencanakan, saya berusaha membantu Aceh, (seperti) masalah tanah dan sebagainya. Saya sudah siapkan anggaran untuk bangun sebuah politeknik unggulan di Aceh,” pungkas dia. (Zam)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru