JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato selama 73 menit pada acara St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF), Jumat. Selain itu, dia juga melakukan sesi tanya jawab sekitar hampir dua jam.
Dalam kesempatan itu, Putin menyatakan bahwa era dunia unipolar telah berakhir. Amerika Serikat (AS), menurut Putin, merasa sebagai wakil Tuhan di bumi tapi tidak memiliki tanggung jawab selain hanya kepentingan sendiri.
Putin menegaskan bahwa era dunia di mana ada kekuatan tunggal dan upaya untuk melestarikannya tidak akan bertahan. Era seperti itu, kata Putin, sudah tidak berfungsi dan hanya membuat tatanan dunia tidak stabil.
Kecacatan Dogma Kekuatan Tunggal Dalam Tatanan Internasional
Putin menegaskan bahwa sanksi ‘blitzkrieg’ yang dilancarkan negara-negara Barat terhadap Rusia tidak akan berhasil. Sanksi tersebut justru akan membunuh Barat sendiri, katanya.
Putin juga menjelaskan, upaya melestarikan era tatanan dunia unipolar dengan satu negara yang kuat dan merasa tak tertandingi tidak akan berhasil dan hanya menimbulkan ketidakstabilan.
“Satu setengah tahun yang lalu, ketika berbicara di Forum Davos, ditekankan lagi bahwa era tatanan dunia unipolar telah berakhir. (Era ini) telah berakhir terlepas dari semua upaya untuk menghidupkannya kembali dan mempertahankannya dengan cara apa pun,” kata Putin dilansir Tass.
Menurut Putin, itu merupakan proses alami sejarah karena sulit menggabungkan keragaman peradaban dan kekayaan budaya dengan model politik dan ekonomi.
“Model ini tidak berfungsi di sini, model yang terus terang, tanpa alternatif apa pun, dipaksakan dari satu pusat,” ujarnya.
Unipolar, menurut Putin, memiliki kecacatan pada gagasan di mana ada kekuatan tunggal menafsirkan aturan bisnis dan hubungan internasional satu arah.
“Ini permainan sepihak. Dunia yang berdasarkan dogma seperti itu pasti tidak stabil,” tegas Putin.
Gabung Uni Eropa
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, selain itu Rusia juga persilakan Ukraina bergabung dengan Gabung Uni Eropa. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tidak keberatan dengan rencana Ukraina tersebut. Ini dikatakan Putin menyusul keputusan bersejarah Komisi Eropa yang mendukung upaya Kiev menjadi anggota.
“Kami tidak menentangnya. Ini bukan blok militer. Itu hak negara mana pun untuk bergabung dengan serikat ekonomi,” kata Putin pada Jumat (17/6), ketika ditanya tentang kemungkinan Ukraina bergabung dengan EU.
Rusia selama bertahun-tahun telah mencerca upaya Ukraina untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Masalah ini menjadi isu besar antara Moskow dan Barat.
Sebelum dia memerintahkan puluhan ribu tentara ke Ukraina pada akhir Februari, Putin telah meminta jaminan hukum dari Amerika Serikat bahwa Ukraina tidak akan diterima dalam aliansi militer.
Sebelumnya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Kremlin secara dekat mengikuti upaya Ukraina untuk menjadi anggota EU, terutama mengingat peningkatan kerja sama pertahanan di antara 27 anggota blok.
Masalah ini “membutuhkan perhatian kami yang tinggi, karena kami semua menyadari intensifikasi diskusi di Eropa tentang masalah penguatan komponen pertahanan EU,” kata Peskov dalam panggilan telepon dengan wartawan.
Berbicara di forum ekonomi tahunan unggulan Rusia di St. Petersburg, Putin mempertanyakan apakah “bijak” bagi EU untuk mengizinkan Ukraina bergabung, dengan mengatakan bahwa Kiev akan membutuhkan subsidi ekonomi besar yang mungkin tidak bersedia diberikan oleh anggota EU lainnya.
Pada Jumat, Komisi Eropa merekomendasikan EU untuk menunjuk Ukraina dan Moldova sebagai calon anggota.
Sementara itu, bekas republik Soviet ketiga, Georgia, diminta untuk memenuhi persyaratan tertentu sebelum diberikan status yang sama. (Web Warouw)