JAKARTA – Nama Ganjar Pranowo kian melesat saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah (Jateng) itu, kian diperhitungkan setidaknya oleh lembaga survei.
Bahkan tingkat elektabilitasnya menurut lembaga survei tak bisa dianggap sebelah mata.
Selain Ganjar Pranowo, terdapat nama Prabowo Subianto yang diprediksi akan berebut suara pemilih Jokowi di Pemilu Presiden 2014 dan 2019 jika keduanya maju di Pilpres 2024.
Ini diungkapkan oleh pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani, merujuk pada data-data survei nasional lembaganya.
“Dari survei-survei nasional tatap muka yang dilakukan SMRC selama setahun terakhir, mereka yang memilih Jokowi di Pilpres 2019 trennya cenderung memilih Ganjar Pranowo. Meskipun banyak juga yang bergeser ke Prabowo dan Anies Baswedan,” kata Saiful melalui keterangan tertulis yang diterima, Jumat (3/6/2022) lalu.
Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menginstruksikan kepada jajaran partai agar tidak tergoda dengan hasil survei elektabilitas tokoh-tokoh calon presiden (capres).
Hal tersebut disampaikan Hasto ketika ditanya soal elektabilitas Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDI-P Ganjar Pranowo, yang dinilai mendapatkan suara tinggi dari para pemilih Presiden Joko Widodo.
“Meskipun muncul upaya untuk menarik PDI-P di dalam genderang pemilu 2024, arahan yang diberikan oleh Ibu Megawati buat kami semua untuk tidak tergoda,” kata Hasto ditemui di Universitas Pertahanan, Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/6/2022).
Ia menuturkan, sejauh ini PDI-P masih menaruh skala prioritas untuk turun ke bawah membantu masyarakat dibandingkan Pemilu 2024. Dia pun mempersilakan beragam survei nasional terus melakukan kerja-kerjanya merekam data dari masyarakat.
Begitu juga, Hasto menilai PDI-P tidak mempersoalkan adanya pertemuan yang gencar dilakukan oleh elite partai politik lain menuju 2024.
Namun, PDI-P lebih memilih untuk fokus membantu pemerintahan Presiden Joko Widodo terlebih dulu agar selesai dengan baik.
“Kami tetap fokus untuk mendorong agar pemerintahan Jokowi ini mencapai prestasi yang terbaik dalam kepemimpinan beliau, sehingga sekaligus akan meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi pemerintahan yang akan datang. Itu skala prioritas PDI-P,” jelas Hasto.
Poros Ketiga
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, partai-partai politik dinilai memungkinkan membentuk tiga poros koalisi untuk mengusung calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilihan Presiden 2024.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah.
Dedi menilai ada tiga poros koalisi dalam Pemilu 2024 mendatang dengan peta koalisi yang dimungkinkan adalah PDI Perjuangan-Gerindra, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yaitu Golkar-PAN-PPP, dan Demokrat-Nasdem-PKS.
“Jika ini terjadi, maka PKB menjadi penyeimbang dan kemungkinan besar akan masuk dalam KIB,” kata Dedi saat dihubungi pers Minggu (5/6/2022).
Dedi mengatakan, PKB kemungkinan besar akan bergabung dengan KIB di mana Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai penentu sikap partai.
Menurut Dedi, PKB memang cenderung lebih dekat untuk bergabung dengan KIB lantaran kemungkinan koalisi PDI-P Gerindra tidak dapat dimasukinya.
“Karena kalau ke PDI-P kesulitan, mengingat di PDI-P-Gerindra, sudah memiliki tokoh potensial sekaligus PDI-P memiliki kedekatan dengan PBNU yang selama ini berkonflik secara elite dengan Muhaimin,” jelasnya.
Untuk itu, Dedi melihat kans PKB cenderung ke KIB. Namun, masuknya PKB ke KIB akan menjadi persaingan berat bagi PKB mengusung Muhaimin.
Selain itu, faktor ‘berebut suara’ dengan PPP juga membuat PKB harus sedikit beradaptasi jika kelak masuk KIB.
Sementara itu, Dedi berpandangan bahwa poros ketiga akan dihuni oleh Partai Demokrat-Nasdem-PKS.
Koalisi ini, kata dia, dimungkinkan terjadi jika ketiga partai itu juga sudah memiliki tokoh yang punya kedekatan karakter.
Hanya saja, terkait siapa kandidat yang akan diusung, Dedi melihat poros ini tidak mencalonkan masing-masing kader partainya.
“Karena Nasdem sendiri tidak punya tokoh yang potensial, kemudian PKS juga tidak memiliki tokoh potensial,” tutur dia.
Dedi menilai, hanya satu orang tokoh yaitu dari Demokrat, Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang berpotensi dari internal koalisi.
“Itu pun (AHY) hanya sebatas sebagai cawapres. Maka, tokoh-tokoh seperti Anies Baswedan, atau mungkin tokoh-tokoh populer lain termasuk Ganjar Pranowo itu punya peluang di poros ketiga ini,” jelas Dedi.
Akan tetapi, poros ketiga yang mengusung tokoh luar juga bisa saja tidak akan terjadi. Hal ini mengingat KIB juga belum menyatakan sikap akan mendukung calon dari internal atau dari eksternal.
Menurut Dedi, peluang tokoh-tokoh tersebut diusung poros ketiga jika KIB memang murni dibentuk untuk mengusung kader-kadernya sendiri.
“Tetapi kalau KIB ternyata dibentuk sebagai upaya untuk mendorong Ganjar, karena ada peluang. Maka lain soal,” tutup Dedi. Sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengatakan bahwa KIB mendorong terbentuknya tiga poros koalisi pada Pilpres 2024.
Poros-poros itu diharapkan mengusung masing-masing pasangan capres-cawapres. Adapun KIB kini masih dihuni oleh Golkar-PAN-PPP.
Zulkifli atau akrab disapa Zulhas itu mengatakan, harapan terbentuknya tiga poros berkaca dari pengalaman pilpres tahun-tahun sebelumnya yang salah satunya menyebabkan polarisasi di masyarakat. (Web Warouw)