WASHINGTON – Lebih dari 50% pembangunan dermaga sementara di lepas pantai Gaza untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan telah selesai, menurut juru bicara Pentagon Sabrina Singh pada Rabu (1/5/2024).
“Dalam hal pembaruan pada JLOTS (Joint Logistics Over-the-Shore), sehingga pada hari ini, kami telah menyelesaikan lebih dari 50% pembangunan dermaga,” ungkap Sabrina Singh kepada wartawan.
“Dermaga terapung sudah selesai dibangun dan disiapkan. Jalan lintasnya sedang dalam proses,” papar dia.
Pengiriman bantuan kemanusiaan akan dimulai pada awal Mei, menurut Singh.
Pentagon mengumumkan pada tanggal 8 Maret bahwa mereka akan melakukan misi darurat untuk mendirikan dermaga di pantai Gaza untuk mengirimkan hingga 2 juta makanan bantuan kemanusiaan per hari.
Misi tersebut mencakup dermaga terapung, jalan lintas sepanjang 1.800 kaki yang akan terhubung ke pantai dan sekelompok kapal pendukung logistik.
Telan Biaya $320 Juta
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan dari Washington, Pentagon mengatakan pembangunan dermaga terapung yang akan digunakan untuk membawa lebih banyak bantuan ke Gaza akan menelan biaya sekitar US$320 juta atau sekitar Rp5,2 triliun.
Wakil juru bicara Pentagon Sabrina Singh mengatakan kepada wartawan pada Senin (29/4) bahwa biaya tersebut mencakup transportasi peralatan dari Amerika Serikat ke pesisir Gaza dan pembangunan dermaga tersebut serta bagian-bagian dari dermaga. Biaya itu juga termasuk biaya operasional pengiriman bantuan.
Kru dari USNS Roy P. Benavidez dan beberapa kapal milik Angkatan Darat mulai membangun platform terapung untuk operasi tersebut pada minggu lalu, menurut seorang pejabat senior militer. Tahapan berikutnya adalah pembangunan jalan lintas, yang akan ditambatkan ke pantai oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Keseluruhan sistem itu disebut Joint Logistics Over-the-Shore (JLOTS) atau Logistik Gabungan di Pesisir.
Para pejabat AS dan Israel mengatakan mereka berharap dapat menyelesaikan konstruksi dan memulai operasi pada awal Mei.
Para pejabat militer AS mengatakan bantuan akan dimuat ke kapal-kapal komersial yang berlabuh di Siprus, yang akan memindahkan bantuan tersebut ke anjungan terapung yang kini sedang dibangun. Dari anjungan itu, bantuan akan ditransfer ke truk-truk yang ada di kapal-kapal yang lebih kecil dan diangkut ke jalan buatan terapung dua jalur yang ditambatkan ke pantai.
Pelabuhan baru itu terletak tepat di barat daya Kota Gaza. Serangan mortir menarget lokasi pelabuhan pada hari Rabu (24/4), namun para pejabat mengatakan tidak ada yang terluka dalam serangan itu.
Seorang pejabat senior militer mengatakan kepada wartawan bahwa Pentagon memperkirakan pengiriman bantuan akan “dimulai dengan sekitar 90 truk per hari … dan kemudian dengan cepat meningkat menjadi 150 truk per hari.”
Bantuan lambat masuk ke Gaza akibat antrean panjang kendaraan di pos pemeriksaan Israel. AS dan sejumlah negara lainnya telah menerjunkan bantuan makanan melalui udara ke wilayah Gaza, namun satu bantuan lewat udara hanya berkisar satu hingga tiga truk pembawa bantuan makanan, ungkap seorang pejabat AS kepada VOA.
Organisasi-organisasi bantuan mengatakan beberapa ratus truk penuh makanan dibutuhkan di Gaza setiap hari. (Calvin G. Eben-Haezer)
.