Kamis, 23 Oktober 2025

SEREM BANGET IH..! Korban Ustad Cabul Berkedok Pengobatan Alternatif di Bekasi Capai Puluhan 

BEKASI – Ustad M, pemilik pengobatan alternatif di Pondok Melati, Kota Bekasi, disebut sudah melakukan pelecehan kepada puluhan perempuan yang menjadi pasiennya.

“Sebenernya banyak, lebih dari 10 orang. Cuma yang lainnya tuh pada enggak mau ikut. Bukan yang enggak mau ikut lapor, dia enggak mau ikut kayak gini gitu loh, ngumpul kayak gini tuh mereka pada enggak mau gitu,” tutur R (25), salah satu korban pelecehan M, saat ditemui di Pondok Melati, Selasa (13/5/2025).

R mengungkapkan, dirinya mendapatkan tindakan pelecehan dari M ketika meminta pertolongan pengobatan kepada terduga pelaku pada 2018.

“Saya ketempelan makhluk yang enggak kasat mata waktu itu, nah saya mendapatkan perlakuan yang enggak sepantasnya gitu. Kayak tangannya dia (pelaku) itu masuk-masuk ke badan saya,” tutur R.

R menerangkan, dirinya pada saat itu bukan tak menolak perbuatan pelaku. Pasalnya, saat itu ia tengah terguncang dan tidak bisa melawan.

“Saya inget kalau saya digituin gitu kan cuman saya pada saat itu enggak berani cerita ke keluarga saya gitu. Ya karena saya takutnya saya merasanya saya sendiri doang korbannya,” ungkapnya.

Menurut pengakuan salah satu korban yang berinisial K (28), peristiwa pencabulan terhadap dirinya terjadi sejak tahun 2019. Korban datang ke tempat pelaku dengan niat meminta petunjuk terkait keberadaaan suaminya yang hilang.

Saat di lokasi, pelaku langsung menyuruh korban duduk di pangkuannya. Setelah itu, pelaku mencoba melakukan pencabulan dengan cara meraba payudara dan memasukkan jarinya kemaluan korban.

“Kan waktu itu datang ke situ, niat mau minta air doa buat nyari keberadaan suami saya, terus pertama-tama dia nyuruh saya duduk di pangkuannya, nah pas itu kok dari belakang dia ngeraba-raba gitu ngeraba bagian payudara saya sama tangannya Masuk ke Kemaluan saya,” kata K, Selasa 13 Mei 2025.

K menjelaskan, saat ia berusaha berontak, pelaku justru malah terus melakukan aksinya. Pelaku bahkan mencium leher dan bibirnya secara brutal.

“Terus saya bilang ‘kok kayak gini’ Terus kata dia ‘Pengobatannya emang kayak gini’ Yang lain juga begitu,

Terus habis dari payudara, dia ke kuping, habis ke kuping ke pipi, Terus dari pipi itu ke mulut,” jelasnya.

Usai mendapat perlakuan cabul dari pelaku, korban sempat mengaku takut untuk melapor ke orang sekitar.

“Saya Nggak berani lapor karena Malu sama takut,” ungkapnya.

Ia berharap, pihak kepolisian dapat segera menangkap pelaku. Dikarenakan, selama ini warga sekitar sudah resah akibat perbuatan cabul yang dilakukan oleh pelaku.

“Ini sih segera ketangkep karena udah resah ya dari 2016,” tutupnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi menyegel tempat pengobatan alternatif di Pondok Melati karena pemiliknya diduga melakukan pelecehan seksual terhadap pasien.

Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menjelaskan telah menerima laporan dugaan pelecehan tersebut dari pesan langsung di akun Instagram pribadinya. Dia pun langsung menemui korban pelecehan tersebut.

“Saya mengapresiasi keberanian para ibu-ibu yang telah bersuara. Ini adalah langkah penting agar tidak ada lagi korban berikutnya,” ujar Tri Adhianto dalam keterangannya, Selasa.

Tri juga menegaskan proses hukum akan tetap berjalan dan Camat Pondok Melati telah menutup tempat tersebut. Sejumlah korban diketahui telah menceritakan kesaksiannya kepada Tri Adhianto, termasuk kronologi kejadian.

“Fungsi media sosial sebagai ruang aspirasi dan pengaduan masyarakat. Ia menilai media sosial dapat menjadi alat untuk membuka fakta dan mendorong keberanian dalam menyampaikan kebenaran,” tutur Tri.

Menurut dia, jika tidak ada yang melapor, jumlah korban pelecehan diperkirakan akan semakin bertambah.

“Seperti ini, jika tidak ada laporan, mungkin akan bertambah korban lain. Terima kasih sudah menjadi peran penting dalam mengakses media sosial,” kata dia.

Beroperasi Sejak 14 Tahun Lalu

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, praktik pengobatan alternatif yang dijalankan M, sudah berlangsung sejak 14 tahun lalu. “Beroperasi sejak Tahun 2011 waktu itu, informasinya seperti itu,” kata Ketua RT 02 di Pondok Melati, Gunam. Gunam menerangkan, M menawarkan pengobatan alternatif berbasis spiritual berupa air doa yang diklaim mampu memberikan kesembuhan. “Waktu itu pengobatan orang dari kampung-kampung, ya namanya penyakit itu ada yang minta diurut, ada orang kesurupan minta air,” ujar Gunam.

Korban Pernah Lapor Komnas Perempuan

R, korban pelecehan M, mengaku pernah melaporkan aksi bejat pelaku ke Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).

“Nah terus akhirnya tahun 2023 itu saya sama teman saya sempat melaporkan kejadian ini tuh ke Komnas Perempuan gitu kan,” ucap R.

R mengakui, jarak antara dirinya melapor ke Komnas Perempuan dengan waktu kejadian pelecehan itu sudah terlalu lama.

“Saya juga bilang kalau saya korban dari tahun 2018. Terus laporan ke Komnas Perempuan tahun 2023, saya dibilangnya kelamaan kasusnya gitu kan. Tahunnya tuh sudah lama gitu dari ke sini kan udah 5 tahun,” ungkap R.

Kepada Komnas Perempuan, R mengaku dilecehkan ketika meminta sedang menjalani pengobatan alternatif

Dijadikan Lokasi Pengajian 

Ketua RT 02, Gunam menyampaikan, tempat praktik pengobatan alternatif M sering digunakan untuk kegiatan pengajian oleh masyarakat sekitar dan pasiennya. Kegiatan pengajian ini diadakan pada malam Jumat dan berlangsung hingga subuh sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.

“Kecurigaan enggak ada sih, karena keluar masuknya itu enggak bareng-bareng. Kalau pengajian itu emang tiap malam Jumat ada, dimulainya jam 12.00 malam sampai jam 04.00 pagi waktu subuh, tiap malam Jumat tuh ada pengajian,” ujar Gunam. (Ardi)

 

 

 

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru