JAKARTA- Sehubungan dengan peleburan Lembaga Biologi Molekular Eijkman ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari mempertanyakan kemana virus-virus yang terkumpul selama ini di Eijkman. Hal ini disampaikannya dalam akun Youtube Siti Fadilah Supari Channel yang di unggah Sabtu (8/1) dan dikutip Bergelora.com di Jakarta.
“Setelah Eijkman dilebur, kemana virus-virus yang selama ini aman tersimpan akan dibawa? Siapa yang tanggung jawab? Itu milik negara loh,” ujarnya.
Siti Fadilah mengingatkan, sewaktu menjadi menteri kesehatan, dirinya pernah menitipkan virus-virus yang sudah direkayasa.
“Waktu itu virus-virus H5N1 (Flu Burung) strain Indonesia dibawa ke CDC Atlanta Amerika Serikat. Saya minta dikembalikan. Minimal ada 52 virus H5N1 angkatan pertama,” ujarnya.
Setelah dikembalikan ke Indonesia Siti Fadilah menjelaskan virus-virus itu disimpan di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
“Termasuk didalamnya virus H5N1 yang high pathogenic atau terganas,” jelasnya.
Dua bulan yang lalu menurut Siti Fadilah, virus-virus tersebut masih ada tersimpan aman di Lembaga Eijkman.
“Saya sudah cek dua bulan yang lalu ke Prof Amin Soebandrio, sebagai kepala lembaga virus-virus itu.masih tersimpan aman di Eijkman,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu juga Siti Fadilah menjelaskan dirinya meminta kembali virus-virus H5N1 strain Indonesia tersebut karena belakangan mengetahui tatanan dunia yang tidak adil saat mengatasi flu burung.
“Saya minta kembalikan semua virus strain Indonesia yang sudah dibawa ke CDC Atlanta. Setelah dikembalikan disimpan di Lembaga Eijkman saat itu. Nah, sekarang lembaga Eijkman dilebur dalam BRIN. Lah ini saya prihatin kemana virus-virus titipan itu nantinya?” ujar Siti Fadilah.
Video Lengkap Siti Fadilah Supari Channel: Qua Vadis Virus-virus di Eijkman?
Untuk itu Siti Fadilah meminta Presiden Jokowi sebagai Panglima Tertinggi TNI dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa agar memberikan perhatian yang serius atas keberadaan virus-virus yang disimpan di Lembaga Eijkman itu.
“Saya mohon pak Panglima TNI dan pak Presiden memperhatikan hal yang bukan sepele ini. Ini adalah perubahan mainset kita dalam menghadapi perang masa depan,” tegasnya. (Web Warouw)