Rabu, 2 Juli 2025

SIAPA YANG DULUAN NIH..? Sara Duterte Ancam Bunuh Presiden Marcos Jika Nanti Dirinya Terbunuh

JAKARTA- Wakil Presiden Filipina Sara Duterte mengancam akan membunuh Presiden Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr. jika dirinya terbunuh. Dalam sebuah konferensi pers pada Sabtu (23/11/2024), Sara mengaku berbicara dengan pembunuh dan memerintahkan membunuh Marcos, istrinya, dan juru bicara DPR Filipina.

“Saya sudah bicara dengan seseorang. Saya bilang, kalau saya terbunuh, bunuh saja BBM (Marcos), (ibu negara) Liza Araneta, dan (juru bicara) Martin Romualdez. Tidak bercanda. Tidak bercanda,” kata Sara, diberitakan Reuters, Sabtu (23/11/2024).

Pernyataan ini lalu membuat badan keamanan Filipina meningkatkan protokol keselamatan terhadap Presiden Marcos.

Lalu, apa sebenarnya pemicu konflik antara Sara Duterte dan Ferdinand Marcos Jr. yang membuat muncul ancaman pembunuhan tersebut?

Ancaman Sara Duterte menjadi tindakan terbaru dari serangkaian perseteruannya dengan Ferdinand Marcos Jr di puncak politik Filipina.

Dikutip dari The Diplomat (25/10/2024), Sara pernah menuduh Marcos tidak kompeten, kurang memiliki kemampuan kepemimpinan, dan hanya memanfaatkannya semasa pemilihan presiden.

Sara juga mengaku mereka tidak berteman meskipun dia menjadi wakil presiden Marcos sejak pemilihan umum 2022. Mereka bahkan belum pernah berbicara sebelum kampanye.

Pada Oktober silam, Sara mengancam akan menggali sisa-sisa jenazah dari mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos dan ayah Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr.

“Suatu hari nanti, saya akan ke sana. Saya akan mengambil jasad ayahmu dan membuangnya ke Laut Filipina Barat,” katanya.

Sara juga mengklaim Marcos mempermalukan seorang lulusan dalam sebuah upacara publik. Tindakan ini membuat Sara ingin memenggalnya.

“Saya ingin memenggal kepalanya… (Saya) membayangkan diri saya memenggal kepalanya,” kata Sara sambil mengisyaratkan tenggorokannya digorok.

Penyebab Konflik

Dilansir dari The New York Times (22/10/2024), perubahan hubungan Sara dan Marcos terjadi pertama kali pada Mei 2023. Saat itu, DPR Filipina mencopot mantan presiden Gloria Macapagal Arroyo sebagai wakil ketua. Arroyo adalah mentor Sara Duterte. Tindakan pemecatan tersebut membuat wakil presiden itu kemudian marah.

Selain itu, pemerintah Marcos memutuskan akan mengawasi penggunaan dana diskresioner jutaan dollar AS oleh Sara. Biasanya, penggunaan dana ini tidak diaudit pemerintah.

Pada Oktober lalu, DPR Filipna bahkan mengumumkan pemblokiran dana diskresioner yang diminta dalam anggaran 2024 dari dua lembaga pimpinan Sara.

Marcos juga usul revisi konstitusi guna menghapus klausul penghambat investasi asing. Keluarga Duterte khawatir aturan ini akan melonggarkan batasan masa jabatan sehingga langkah Sara Duterte menuju kursi presiden terhambat.

Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam basis keluarga Duterte di Pulau Mindanao akan memisahkan diri jika Marcos benar-benar mengubah konstitusi.

Konflik antara Sara Duterte dan Marcos juga dilatarbelakangi perbedaan pandangan tentang posisi Amerika Serikat dan China bagi Filipina. Marcos yang tinggal di Hawaii, AS selama lima tahun menganggap AS sebagai sekutu yang bisa diandalkan melawan serangan China di Laut China Selatan.

Sebaliknya, Sara memilih menjadi sekutu China. Sebab, mantan presiden sekaligus ayahnya, Rodrigo Duterte bekerja sama dengan Beijing selama menjabat. Akibat konflik ini, pemerintah Filipina sering menerima kritikan.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Publik menilai presiden dan wakil presiden Filipina lebih mementingkan konflik politik mereka daripada kebutuhan rakyat. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru