JAKARTA – Menteri Sosial Saifullah Yusuf menjelaskan wacana Marsinah menjadi pahlawan nasional tidak mungkin terealisasi tahun ini.
“Belum. Masih diproses di masyarakat. Harusnya dari kabupaten dulu, baru ke provinsi, lalu ke pusat. Jadi untuk tahun ini tidak memungkinkan karena belum masuk proses formal,” kata Gus Ipul, sapaan Saifullah Yusuf, usai rapat di Gedung DPR, Selasa (20/5/2025).
Gus Ipul menjelaskan bahwa hingga kini usulan tersebut masih dalam tahap diskusi di masyarakat dan belum diajukan secara resmi ke tingkat kabupaten maupun provinsi.
Ia menambahkan bahwa dalam penilaian gelar pahlawan nasional, tidak hanya dibutuhkan bukti dan saksi sejarah, tetapi juga kajian akademik serta keterlibatan ahli sejarah.
“Setiap tokoh akan dikaji oleh tim yang melibatkan sejarawan, akademisi, juga saksi-saksi. Karena itu bisa makan waktu panjang, ada yang 1 tahun, 2 tahun, bahkan 3 tahun. Ada juga yang ditolak dulu, lalu diusulkan lagi,” ucapnya.
Dengan banyaknya tokoh yang menunggu untuk dikaji, seperti HB Yasin dan Jenderal M Yusuf, Gus Ipul menegaskan bahwa semua usulan akan dipelajari secara adil dan objektif.
“Kita ingin semua usulan diproses dengan bijak, dan hasilnya benar-benar mencerminkan jasa tokoh terhadap bangsa,” tutupnya.
Mulai Diproses di Nganjuk
Saifullah Yusuf mengungkapkan, usul agar aktivis buruh Marsinah ditetapkan jadi pahlawan nasional sudah mulai diproses di Nganjuk, Jawa Timur, kota kelahiran Marsinah.
“Sudah mulai diproses di Nganjuk. Karena dia dari Nganjuk kan, Nganjuk, Jawa Timur,” ujar Gus Ipul,
Ia menjelaskan, proses pengusulan gelar Pahlawan Nasional harus dimulai dari masyarakat setempat sebelum bisa dibawa ke tingkat kabupaten, provinsi, dan akhirnya ke pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial.
Menurut dia, pengusulan Marsinah sebagai pahlawan nasional merupakan respons positif dari masyarakat dan aktivis buruh yang menghargai perjuangan tokoh buruh tersebut.
“Itu bermula dari usulan masyarakat. Diproses, didiskusikan, lalu diserahkan ke Bupati atau Wali Kota melalui tim gelar pahlawan daerah. Setelah itu, gubernur juga membentuk tim, kemudian baru ke Kementerian Sosial dan Dewan Gelar,” kata Gus Ipul.
Saat ini, prosesnya masih dibahas di tengah masyarakat dan belum diajukan ke tingkat kabupaten Gus Ipul menegaskan bahwa proses ini tidak bisa dipercepat meskipun mendapat atensi dari tokoh nasional seperti Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
“Iya, atensi ya, tapi juga proses harus jalan. Tidak bisa serta-merta,” ujar dia.
Sekretaris Jenderal PBNU ini mengungkapkan bahwa durasi proses bisa sangat bervariasi, tergantung kelengkapan dokumen, bukti sejarah, serta penilaian dari tim ahli dan akademisi.
“Ada yang satu tahun lebih, ada yang dua tahun, bahkan tiga tahun. Kadang diusulkan, ditolak, lalu diusulkan lagi. Itu bisa berulang,” kata dia.
Dengan demikian, Gus Ipul menyebut bahwa secara waktu, kecil kemungkinan Marsinah bisa mendapatkan gelar Pahlawan Nasional tahun ini.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, 1 Mei 2025 lalu, pada momen perayaan Hari Buruh Internasional atau May Day, Presiden Prabowo menyatakan dukungannya agar Marsinah dianugerahi gelar pahlawan nasional.
“Asal seluruh pimpinan buruh, mewakili kaum buruh, sepakat, saya akan mendukung Marsinah jadi pahlawan nasional,” kata Prabowo dari atas panggung perayaan May Day di kawasan Monas saat itu. (Web Warouw)