Rabu, 22 Januari 2025

Soleman Ponto: Bom Solo Adalah Pesan Untuk Presiden dan Kapolri Tito

JAKARTA- Bom Bunuh Diri di Solo Selasa (5/7) pagi diduga merupakan pesan kepada Presiden Joko Widodo dan Calon Kapolri, Tito Karnavian. Hal ini disampaikan oleh Mantan Kepala Badan Intelejen Strategis (BAIS), Soleman B. Ponto kepada Bergelora.com di Jakarta, Selasa (5/7)

Menurutnya, bom bunuh diri di kantor polisi Solo adalah kasus ke dua setelah kasus bom bunuh diri Sarinah.

“Petasan Sarinah terjadi ketika Tito jadi Kapolda Jakarta. Petasan Solo ketika Tito mau Jadi Kapolri. Solo, tempat asal presiden yang memilih Tito jadi Kapolri. Pesan yang jelas dari para teroris,” ujarnya.

Menurutnyanya juga, Bom Solo juga merupakan pesan buat Presiden Joko Widodo

“Solo, tempat asal presiden yang telah memilih Tito jadi Kapolri. “(Jalan) Thamrin, jalur presiden. Solo asal presiden. Pesannya kami sudah dekat pak Presiden, dan Polri gak mampu amankan kamu Mr. Presiden,” jelasnya

Sebelumnya, telah terjadi bom bunuh diri di Penjagaan Polresta Surakarta, pada pukul 07.45 pagi, Selasa (5/7). Korban hanya pelaku yang memakai kendaraan bermotor. Sementara satu orang anggota polisi luka ringan

Kronologi

Kronologi kejadian awalnya pada pada pukul 07.35, seorang pengendara sepeda motor berusaha menerobos penjagaan Mapolres. Walau dihentikan oleh Provos namun pengendara sepeda motor tersebut tetap menyerobot masuk melalui penjagaan.  Provos Bambang Adi (anggota Provos polresta Surakarta) mengejar pengendara motor tersebut. Tepat di depan SPKT secara tidak diduga suara ledakan keras berasal dari badan pengendara motor tersebut sehingga mengenai bagian muka Bripka Bambang Adi. 

Dari penelusuran Bergelora.com pada beberapa sumber yang tidak mau disebutkan namanya di Solo dilaporkan bahwa pelaku teror bom bunuh diri itu bernama Nurohman (Abu Fida’i) yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) berusia 35 tahun dengan alamat  Kelurahan Sangkrah Lor, Kecamatan Pasar Kliwon Solo (dekat masjid At Taubah). Pekerjaan sebagai tukang parkir di perusahaan roti daerah Sangkrah.

Ciri-ciri Nurohman tinggi sekitar 150 cm, perawakan kurus. Jalanya membungkuk, jenggot sudah dicukur, kulit hitam, rambut cepak, dagu rata, ada tahilalat di pipi samping hidung sebelah kanan, banyak jerawat dan kaki kecil.

Target-target Bom

Nurohman membawa bom lempar yang sudah jadi sebanyak 3 buah bom seukuran genggaman tangan. Bom rencana akan digunakan untuk mengebom Markas Komando Korps Brimob Kelapadua dan Kaum Syiah di Cisarua Bogor tetapi batal kemudian dibawa ke Solo untuk alasan membela diri. 

Bom dibuat di Bekasi oleh Abu Musab dan Nurohman sendiri.  Ali Uigur  dan Andika ikut melihat pembuatan bom tersebut. Survei lokasi dilakukan oleh Andika, Nurohman dan Anu Musab. Rencana eksekusi dengan cara dilempar menggunakan bom lempar dan bom bunuh diri (bom tas). Eksekutor bom bunuh diri adalah Nurohman dan Ali Uigur.

Pelajaran membuat bom pada IBAD didapat oleh Iyus Karman dan Saifudin. Andika bertugas bagian menumbuk belerang dan arang. Target di daerah Solo adalah Polresta Manahan dan Kapolres Manahan, Gereja Kepunton, tokoh-tokoh Syiah di solo Mudzakir di pondok pesantren Al Islam, Gumuk dan Toko Beras di Jalan Veteran, Solo.  (Web/Abu)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru