Jokowi, pada Jumat (22/4/2022) mengumumkan melarang ekspor minyak sawit mulai 28 April mendatang. Tujuannya untuk menjaga ketersediaan minyak goreng di dalam negeri dan mengendalikan harga yang masih tinggi.
Tetapi kebijakan ini rupanya rupanya membuat harga minyak untuk memasak di dunia melambung. Kenaikan harga ini juga dialami ketika Indonesia, produsen dan eksportir minyak goreng sawit terbesar di dunia, melarang ekspor pada Januari lalu.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak kedelai berjangka di Amerika Serikat naik di atas 3 persen, mencetak rekor dengan di harga 84,03 sen per pound setelah Jokowi mengumumkan larangn ekspor minyak goreng.
India disebut sebagai negara yang terpengaruh cukup parah dengan larangan ekspor Indonesia, karena negara tersebut adalah konsumen minyak goreng sawit terbesar di dunia.
“Kebijakan ini sangat disayangkan dan sungguh tidak terduga,” kata Atul Chaturdevi, presiden Solvent Extractors Association of India, organisasi perusahaan minyak goreng di India.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, beberapa pelaku perdagangan minyak goreng mengatakan kini kenaikan harga minyak goreng tidak bisa diprediksi. Tadinya pasar mengandalkan minyak sawit setelah pasokan minyak bunga matahari terganggu akibat perang di Ukraina. Sementara pasokan minyak kedelai masih terbatas.
Adapun larangan ekspor minyak goreng dan minyak sawit mentah oleh pemerintah Indonesia Belum kapan akan berakhir.
“Sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian,” kata Presiden Jokowi saat mengumumkan larangan ekspor minyak goreng dan minyak sawit mentah. (Calvin G. Eben-Haezer)