Rabu, 19 Maret 2025

TARGET EKSPOR KE 54 NEGARA..! Empat Produsen Mobil Listrik China Sepakat Jadikan Indonesia Basis Produksi

JAKARTA – Pemerintah Indonesia mendorong empat produsen mobil listrik asal China yang telah memiliki pabrik di Indonesia yaitu Wuling, Chery, Neta, serta Sokonindo (DFSK dan Seres) untuk menggenjot ekspor, khususnya di segmen mobil listrik setir kanan.

Dalam pertemuan dengan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (RI) belum lama ini, keempat perusahaan tersebut menyambut baik harapan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan ekspor, baik melalui penambahan volume maupun jumlah negara tujuan ekspor dari pabrik-pabrik di Indonesia.

“Perusahaan sepakat untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi kendaraan listrik setir kanan untuk diekspor ke 54 negara pengguna mobil setir kanan,” kata Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang usai bertemu dengan para pelaku industri otomotif China di Beijing dikutip Bergelora di Jakarta Rabu (19/6) .

Neta merakit mobil terbarunya, Neta V-II, di pabrik lokal dan telah memenuhi standar minimal kandungan bahan lokal sebesar 40 persen, kemudian menargetkan peningkatan standar tersebut menjadi 60 persen pada tahun depan.

Sementara itu, Wuling telah menjadikan Indonesia sebagai basis manufaktur terbesarnya di luar China dengan telah melakukan ekspor ke 11 negara.

Pemerintah berharap Wuling dapat meningkatkan jumlah negara tujuan ekspornya dan membantu Indonesia menjadi pusat manufaktur kendaraan listrik di kawasan. Selain itu, Sokonindo dan Chery juga telah memiliki pabrik di tanah air.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian RI, saat ini Sokonindo memiliki kapasitas produksi 50.000 unit, Wuling 120.000 unit, dan Chery mampu memproduksi hingga 8.000 unit, sementara Neta memiliki rencana produksi sebesar 9.300 unit.

Selain empat merek tersebut, pendatang baru BYD juga akan membangun pabrik di lahan seluas 108 hektare di Subang, Provinsi Jawa Barat.

Kedekatan Dua Negara

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengatakan pertemuan antara Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarinves) Luhut Binsar Pandjaitan pada April dan Juni 2024 menunjukan kedekatan bilateral kedua negara.

“Pada akhir April, Menteri Luar Negeri Wang Yi mengunjungi Indonesia dan memimpin Pertemuan Keempat Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama China-Indonesia (HDCM). Pertemuan keduanya sekitar dua bulan setelahnya menunjukkan kedekatan dan kekuatan hubungan bilateral dua negara,” kata Lin Jian dalam konferensi pers rutin di Beijing, China Dikutip Bergelora.com Rabu (19/6).

Pada 20 April 2024, Menlu Wang Yi dan Menkomarinves Luhut Binsar Panjaitan bertemu dalam mekanisme HDCM di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Selang sekitar dua bulan kemudian, pada 13 Juni 2024, kedua pejabat tinggi tersebut kembali bertemu di kawasan Geopark Changbaishan, Provinsi Jilin, China.

“Pada 13 Juni, Menteri Luar Negeri Wang Yi bertemu dengan Koordinator Kerja Sama Indonesia-China sekaligus Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan dan menjadi ketua bersama dalam Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama China-Indonesia di Jilin, termasuk melakukan pertukaran pandangan mengenai hubungan China-Indonesia serta isu-isu internasional dan regional yang menjadi kepentingan bersama,” ungkap Lin Jian.

Di bawah kepemimpinan strategis diplomasi kedua kepala negara, menurut Lin Jian, hubungan bilateral China-Indonesia telah mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat.

“Kedua negara telah sering melakukan pembicaraan tingkat tinggi, memperdalam kerja sama, dan membuat kemajuan dalam membangun komunitas untuk masa depan bersama,” papar Lin Jian.

Terlebih pada Maret 2024 lalu, presiden Indonesia terpilih Prabowo Subianto melakukan kunjungan ke China yang dinilai sukses.

“China siap bekerja sama dengan Indonesia untuk sering melakukan pembicaraan tingkat tinggi, memperdalam kerja sama praktis dan memperkuat komunitas China-Indonesia dengan masa depan bersama untuk memberikan hasil yang lebih nyata bagi masyarakat kedua negara,” kata Lin Jian.

Dalam pertemuan tersebut, Menko Luhut menekankan dua hal penting yaitu pertama, pembentukan satuan tugas untuk mendorong kerja sama ketahanan pangan dan kesehatan; dan kedua, kerja sama implementasi berbagai nota kesepahaman (MoU) antarpemerintah yang telah ditandatangani pada 2023 lalu yaitu di bidang ekonomi digital, transisi energi dan hilirisasi.

Menko Luhut juga menyampaikan agar perusahaan-perusahaan China yang telah bekerja sama dengan Indonesia dalam investasi energi hijau, turut mengundang distributornya untuk berinvestasi di tanah air, khususnya industri baterai berbasis nikel untuk menggunakan produksi nikel di Indonesia.

Terkait besarnya potensi tenaga surya sebesar 3.000 GW, Menko Luhut mendorong produsen tenaga surya dan rantai pasok China untuk mendirikan pabrik di Indonesia. Hal lain adalah mengenai peningkatan kualitas udara, Indonesia meminta dukungan asistensi teknis untuk penurunan polusi dari PLTU di Indonesia.

“Saya juga mengundang pemerintah China untuk berpartisipasi dalam ‘Indonesia International Sustainability Forum’ yang sekiranya akan digelar pada 5-6 September 2024 mendatang. Tahun 2025 mendatang, keduanya akan merayakan 75 tahun hubungan diplomatik, saya berharap hubungan bilateral kedua negara ini tetap saling mendukung dan mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya bersama-sama,” kata Menko Luhut dalam akun Instagramnya. (Enrico N. Abdielli)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru