PALEMBANG- Sebagai negara yang sangat besar, penduduknya banyak, beragam suku, beragam agama, beragam adat istiadat, dan beragam tradisi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan, perlunya kehati-hatian dalam mengelola keberagaman dan kemajemukan.
“Perlu kebesaran hati, perlu toleransi yang tinggi. Ini sangat penting,” kata Presiden Jokowi saat membuka Kongres ke-30 dan MPA ke-29 Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) di GOR Dempo Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatra Selatan, Senin (22/1) siang.
Atas dasar alasan itu, Presiden menegaskan pentingnya pembangunan infrastruktur.
“Jangan hanya dilihat fisiknya, banyak orang hanya melihat fisiknya. Kenapa airport di Pulau Miangas kita bangun? Kenapa runway di Pulau Rote, di Kabupaten Rote Ndao juga kita perpanjang. Karena dengan infrastruktur inilah kita ingin mempersatukan bangsa yang sangat besar ini,” tegas Presiden.
Artinya, lanjut Kepala Negara, bukan hanya urusan ekonomi, karena dengan infrastruktur, baik jalan, airport, pelabuhan, maupun tol laut, itulah yang akan mempersatukan bangsa ini. “Jangan sampai ada ketimpangan antarwilayah yang sangat jomplang, yang sangat lebar sekali,” ujarnya menekankan.
Dengan alasan tersebut, Presidem memberikan perintah kepada Menteri ESDM agar harga BBM di Jawa, di Sumatra dan juga di Papua juga harus sama. Ini sudah 8 bulan, tambah Presiden, harga BBM di Papua, di pegunungan tengah sama seperti yang dinikmati di Jawa.
Alasan membangun Trans Papua, Kalimantan, menurut Presiden Jokowi, pemerintah ingin saudara-saudara yang berada di Papua, Kalimantan, dan pinggiran juga menikmati bagusnya infrastruktur.
“Jangan hanya kita yang ada di Jawa dan di Sumatra saja,” ujar Presiden.
Presiden Jokowi juga menunjukkan contoh soal harga bahan bakar minyak (BBM), yang sebelumnya di Papua harganya bisa mencapai Rp60 ribu–Rp100 ribu per liter. Kepala Negara menilai hal ini tidak mencerminkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ujung Tombak
Lebih lanjut, Presiden Jokowi mengajak kepada seluruh anggota PMK RI untuk terus menjadi mahasiswa-mahasiswa yang penuh dengan kasih, berani menjadi ujung tombak persatuan Indonesia, berani mengawal pembangunan nasional, berani menjadi pelopor Indonesia, bersih dari korupsi, berani mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kerja nyata dan kehidupan sehari-hari, serta berani mewujudkan cinta Republik Indonesia dengan mental pejuang bukan mental pecundang.
“Negara ini adalah negara besar dan perlu kita bangun bersama-sama, bekerja bersama-sama, bergotong-royong bersama-sama agar negara kita segera menjadi negara maju, negara kuat, negara adil, negara makmur, negara yang sejahtera,” tutur Presiden Jokowi.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menpora Imam Nahrawi, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Gubernur Sumsel Alex Noerdin. (M. Nasrul)