JAKARTA – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengajak massa aksi Indonesia Gelap yang berada di area Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat bernyanyi lagu “Darah Juang”, Kamis (20/2/2025).
Sebelum menyanyikan lagu Darah Juang, Prasetyo sempat menandatangani tuntutan mahasiswa massa aksi Indonesia Gelap.
“Oke saya tandatangani, setelah itu kita (bernyanyi) Darah Juang,” ungkap Prasetyo Hadi di atas Mobil Komando Mahasiswa, Kamis (20/2/2025).
Dia sempat bercerita bahwa sudah lama tidak menyanyikan lagu ini.
“Karena sudah agak lama (enggak nyanyi), saya bawa kertas. Sudah berapa puluh tahun saya enggak nyanyi ini,” kata Prasetyo Hadi.
Prasetyo juga mengajak para peserta aksi untuk terus berjuang demi menyambut Indonesia yang gemilang.
Menurut dia, Indonesia akan menjadi negara yang besar dan berdaulat.
“Kita akan bangkit sebagai bangsa yang adil, makmur dan sejahtera. Masa depan ada di pundakmu adik-adik,” ucap dia.
Usai mengucapkan kalimat itu, Prasetyo Hadi langsung mengangkat kepalan tangan kirinya. Sementara tangan kanannya memegang mic dan langsung melantunkan lagu “Darah Juang”.
Para peserta aksi pun langsung ikut bernyanyi bersama Prasetyo Hadi.
Untuk diketahui, sebanyak sembilan tuntutan dari BEM SI yang telah diperbaharui, yakni sebagai berikut:
1. Kaji ulang Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang berfokus pada efisiensi belanja dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk Tahun Anggaran 2025
2. Transparansi status pembangunan dan pajak rakyat.
3. Evaluasi besar-besaran makan bergizi gratis.
4. Tolak revisi Undang-Undang Minerba yang bermasalah.
5. Tolak dwifungsi TNI.
6. Sahkan Undang-Undang perampasan aset
7. Tingkatkan kualitas pendidikan & kesehatan secara nasional.
8. Tolak impunitas dan tuntaskan HAM berat.
9. Tolak cawe-cawe Jokowi dalam pemerintahan Prabowo Subianto.
Kepada Betgelora.com di Jakarta dilaporkan, Menteri Sekretariat Negara Prasetyo Hadi mengaku bangga dengan perjuangan para mahasiswa yang menggelar aksi bertajuk Indonesia Gelap di di area Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025).
“Beberapa hari ini kami melihat bangga dengan apa yang adik-adik perjuangkan, karena sudah seharusnya adik-adik mahasiswa memiliki sikap seperti yang saudara-saudara perjuangkan hari ini,” ujar Prasetyo Hadi.
Dia mengaku juga pernah menjadi mahasiswa dan pernah juga berunjuk rasa seperti apa yang dilakukan massa aksi Indonesia Gelap ini.
“Kami semua yang ada di depan pernah seperti adik-adik. Di saat kami menjadi mahasiswa seusia adik-adik kita akan terus berusaha kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah,” kata dia.
Oleh karena itu, Prasetyo membuka ruang dialog untuk para perwakilan massa. Dia mengaku ingin mendengarkan tuntutan-tuntutan dari massa aksi Indonesia Gelap.
“Karena bagi saya apa yang saudara-saudara perjuangkan, apa yang adik-adik perjuangkan, adalah bagian yang selama ini kami perjuangkan. Kenapa kami berpolitik, kenapa kami ingin diberi amanah, karena kami ingin memperjuangkan bnyak hal yang adik-adik perjuangkan,” ucap dia.
Untuk diketahui, sejumlah aliansi mahasiswa yang tergabung dalam BEM SI menggelar unjuk rasa bertajuk Indonesia Gelap di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025).
Kemunculan Mensesneg
Saat massa aksi berupaya menjebol barrier beton menggunakan tali tambang, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi akhirnya muncul di hadapan demonstran. Prasetyo muncul ditemani oleh Wakil Menteri Sekretaris Negara Juri Ardiantoro dan Bambang Eko Suhariyanto. Ketiganya naik ke atas kendaraan taktis lapis baja barracuda.
Prasetyo berdiri di atas kendaraan taktis tepat di belakang barrier beton yang melintang di Jalan Medan Merdeka Barat arah Istana Negara. Sementara, massa aksi berada di seberangnya.
Mulanya, melalui pengeras suara, Prasetyo memohon maaf karena baru bisa hadir menemui massa aksi pada Kamis sore dengan alasan masih ada kegiatan.
“Atas izin dan restu dari Bapak Presiden (Prabowo Subianto), kami hadir mewakili pemerintah untuk berkomunikasi dengan adik-adik semua,” ujar Prasetyo.
Namun, pembicaraan Prasetyo terpotong oleh orator massa aksi.
Orator mempertanyakan apakah politikus Partai Gerindra itu merasa takut terhadap demonstran, hingga harus berbicara dengan pengawalan polisi. Dengan begitu, Prasetyo meminta koordinator lapangan untuk datang menghampirinya agar bisa berdiskusi mengenai tuntutan yang mereka bawa.
Tetapi, permintaan itu ditolak mentah-mentah. Mahasiswa justru meminta Prasetyo yang seharusnya menghampiri demonstran, bukan sebaliknya.
Lalu, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro yang turut berdiri di kendaraan taktis tersebut meminta massa aksi membuka jalan menuju mobil komando, searah dengan celah yang terbentuk setelah barrier beton dijebol.
“Kalau tidak dibuka, kami tidak akan maju,” tegas Susatyo. Dengan begitu, mahasiswa pun membukakan jalan. Sejumlah polisi keluar dari barrier beton yang telah dijebol untuk membentuk border, demi jalan aman sang menteri dan wakil.
Prasetyo bersama rombongan menyusuri jalan yang telah dibuka, kemudian naik ke atas mobil komando.
Di sana, ia menghadap demonstran, bersalaman dengan orator, mengepalkan tangan ke udara, dan memberikan hormat. “Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia Hidup perempuan Indonesia!” teriak orator yang disambut sorak-sorai demonstran. (Web Warouw)