JAKARTA- Salah satu kota paling ramai di Cina, Shanghai memasukkan metaverse dalam perencanaan pembangunan kota lima tahunan. Teknologi untuk akses ke dunia virtual ini memang diramal masif tahun ini.
Pemerintah Kota Shanghai tengah menyusun dokumen rencana pembangunan lima tahunan yang akan dirilis Maret. Dalam dokumen ini, Komisi Ekonomi dan Teknologi Informasi Kota Shanghai bakal mencantumkan empat perbatasan eksplorasi, salah satunya teknologi metaverse.
“Dokumen itu mendorong penerapan metaverse di bidang-bidang seperti layanan publik, kantor bisnis, hiburan sosial, manufaktur industri, keselamatan produksi dan gim,” demikian dikutip, Rabu (5/1).
Komisi juga berencana mendorong studi lebih lanjut dan pengembangan teknologi yang mendasarinya, seperti sensor, interaksi real-time, dan teknologi blockchain.
Namun, dokumen tersebut tidak menjelaskan garis waktu atau tujuan spesifik untuk penelitian dan pengembangan metaverse.
Pada Maret, Dewan Negara Cina akan merilis rencana pembangunan lima tahunan yang mencakup banyak bidang yang sama untuk eksplorasi. Dikutip dari Cointelegraph, pemerintah Cina bakal memasukkan teknologi blockchain untuk pertama kalinya dalam rencana lima tahunan yang ke-14 itu.
Selain pemerintah, sejumlah perusahaan di Cina gencar mengembangkan metaverse. Alibaba misalnya, memiliki halaman web yang mempromosikan penawaran komputasi awan (cloud) metaverse.
Pada November 2021, Presiden Tencent Martin Lau mengatakan bahwa dia mengharapkan pemerintah Tiongkok mendukung pengembangan teknologi ini. Caranya, membuat peraturan khusus untuk pasar.
Perusahaan yang dijuluki Google Cina, Baidu juga mengembangkan aplikasi metaverse bernama XiRang. Ini memungkinkan seseorang berkeliling kota secara virtual melalui aplikasi.
Metaverse merupakan generasi berikutnya dari internet. Ini adalah dunia virtual di mana manusia berinteraksi melalui avatar tiga dimensi.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Analis Goldman Sachs Eric Sheridan mengatakan, metaverse saat ini memang masih diakses melalui ponsel pintar (smartphone). Akan tetapi, beberapa raksasa teknologi diprediksi gencar mengembangkan perangkat Virtual Reality (VR) canggih atau headset AR alias Augmented Reality tahun ini.
“Big tech sekarang melihat ke arah AR sebagai pergeseran platform komputasi berikutnya,” kata Sheridan dikutip dari CNBC Internasional, akhir pekan lalu (1/1).
Sedangkan pendiri Microsoft Bill Gates memperkirakan, transformasi bisa terjadi dalam dua atau tiga tahun. Ia memprediksi, pertemuan kantor di dunia virtual menjadi tren pada 2023 atau 2024. (Enrico N. Abdielli)