Senin, 7 Oktober 2024

Transrasional Kebutuhan Mutlak

Oleh: Toga Tambunan *

TRANSRASIONAL itu, jika ditelusuri peristiwanya dapatlah dikatakan sebagai komunikasi Allah dengan seseorang yang dipercayaiNya mengemban tugas melaksanakan suatu tugas tertentu.

Para aulia Allah itu semisal Nuh, Abraham, Henokh, Elia, Yesaya, Jehezkiel, Maria, hidupnya taati patuh sesuai yang dikehendaki Allah. Karakter akal ratio mereka berkemauan selaras dengan kehendak Allah, menyenangkan pikiran perasaan Allah.

Tidak ada seseorang pun yang kemauannya bertabiat pencuri, mengalami kontak langsung transrasional dari Allah.

Dari penelusuran karakter para aulia Allah terlihat kaitan erat akal rational berkemauan patuh pada kehendak Allah. Sebaliknya terhadap seserorang yang akal rasionalnya berkemauan tak patuh kehendak Allah, atau membangkang, tidak menerima kontak transrasional Allah.

Kasus Paulus ketika masih bernama Saulus, sangkin kemauannya sangat tinggi mentaati Taurat, justru demi memuliakan Elohim Jahweh, bukan untuk memuaskan kemauan nafsu jahat dirinya sendiri, dia sengaja mengejar setiawan Tuhan Yesus, dan menyiksa mereka.

Secara praktek kemauan yang tulus, karena kurang tekun mendalami kebenaranNya Allah, dalam praktek sehari-hari bisa berbuat salah. Perihal Paulus itu membuktikan realistis salah satu kepedulian Allah bagi setiap orang yang tekun berkemauan memuliakan Allah, apalagi rajin sembahyang beberapa kali dalam sehari dan puasa.

Di lain jurusan Lucifer berkehendak mencangkokan racun kesombongannya kedalam kemauan, akal budi setiap manusia, bertujuan menjerat tiap orang membangkang terhadap Allah. Atmosfer spiritual pembangkangan Lucifer terhadap Allah itu meliputi kehidupan manusia lintas global dan di segala sektor peradaban. Umumnya semua orang terhasut, dan terus terhasut.

Gereja di Eropa, USA, Kanada telah kosong jemaat. Sebagian dijual jadi restoran, toko atau museum. Bahkan ada yang dikonversi jadi mesjid.

Teologi Kristen oleh para teolog Barat bersandar cogito ergo sum itu, menumbuhkan pemerintah negaranya menginisiasi dan melakukan perang untuk politik sistim pemilikan sumber daya alam atas negeri lain. Jika teologi Barat melawan sistim kapitalisme idem dito melawan spiritualisme Lucifer. Spirit Lucifer itu meruntuhkan iman mengakui Tuhan Yesus maka mereka beralih ke agnostik, gnostik atau ganti agama.

Lucifer beraksi licik. Sengaja mendorong orang rajin ritual ke gereja, seraya menginstal aplikasi pengenalan jemaat terhadap Allah sebatas nalar otodoktrin saja, tanpa otopraktek. Lucifer senantiasa meracuni manusia materi-materi seperti dilakukannya terhadap Yesus usai puasa makan 40 hari.

“Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” Yesus berkata kepadanya: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus”. (Matius 4:1-11). Yesus sanggup menolak bujukan Lucifer. Umumnya semua manusia dikendalikan spiritual Lucifer itu.

Yesus telah mengingatkan:” “Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu (Matius 24:29, 35).

Selanjutnya ditegaskan Rohkudus dengan menunjukkan prototipe masa datang pasti pada Rasul Johanes: “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi” (Wahyu 21:1)

Dunia dan segala isinya ini akan dihancurkan. Kendati demikian sekitar 1970-an di dekat Paropo di kecamatan Silalahi Nabolak dikecamatan yang berada di Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara, dikendalikan marga Haloho dalam kelompok serikat 7 marga mendirikan tugu & makam (tumaras) leluhur mereka Raja Silahisabungan. Pada tugu dilekatkan ornamen silsilah keturunan Raja Silahisabungan. Serikat 7 marga tersebut tidak mengakui Silalahi putranya Raja Silahisabungan. Itulah pangkal komunitas keturunan Raja Silahisabungan hingga kini berantakan pecah kaca. Padahal masyarakat Batak tahu sejak dahulu kala sekitar 400-an tahun Raja Silahisabungan konon lokasi makamnya di Paromasan, dekat Pangururan di Kab. Samosir. Lagi pula marga Silalahi yang dikenal selaku putera Raja Silahisabungan sudah eksis dan dikenal seluruh masyarakat Batak selama ratusan tahun. Marga Silalahi serta marga yang berawal dari Raja Tambun (adik Silalahi)
berziarah makam leluhurnya ke Paromas.

Kenyataan terjadi pada komunitas keturunan Raja Silahisabungan itu menyiratkan aksi racun Lucifer atas semua manusia sehingga melekatkan nafsu cinta atas diri sendiri dan nafsu mencintai dunia.

TV kian menyiarkan kejahatan yang terus meningkat. Yesus memang sudah mengingatkan, kondisi zaman tidak semakin baik, melainkan bencana mala petaka kian susul menyusul.

Ditengah keluarga juga demikian halnya, mementingkan diri sendiri, boros akan sumber daya alam, semakin cogito ergo sum bernafsu Hellenis, psycho-patologi paranoid mencintai diri sendiri.

Lucifer akan kian mengeraskan derap nafsu spiritualisnya, agendakan secara licik menghasut manusia mengenyahkan 10 hukum Tuhan dari ingatan manusia. Perang berkepanjangan dan makin menggunakan alutsista termodern. Kini ancaman perang nuklir semakin kentara. Wahyu 16:16 sudah menubuatkan tentang perang Harmagedon. Pasti akan terjadi.

Allah terus menerus konsisten memanggil kencang manusia turut bersamaNya dalam program Kontradiksi Prima.

Materi transrasional itu melebihi iptek tercanggih super kreasi rasio manusia, sekalipun kreasi semua manusia sudah terakumulasi.

Daniel ternyata menuturkan mimpi yang telah hilang dari ingatan raja Nebukadnezar. Itu terjadi sekitar 2500-an tahun yang lalu. Adakah tehnologi sains artificial inteligent (AI) yang sanggup mencari mimpi hilang dari ingatan?

Ternyata Daniel sanggup menceritakan persis dialami Nubukadnezar perihal mimpinya yang semula hilang. Daniel bukan menakwil mimpi, melainkan menemukan kembali ingatan mimpi hilang yang tak dapat dilakukan tehnologi super tercanggih digital sistim 5G saat ini, dan juga mungkin selamanya.

Dengan menerima transrasional Allah, seseorang dapat mendeteksi tepat akan dunia dengan perkembangannya. Tuhan Yesus mengingatkan kisi-kisinya: “Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” (Matius 24:32-36)

Korespondensi Bapak Surgawi secara transrasional itu terbuka untuk setiap orang, tanpa pandang asal usul. Yunus, Ayub, Abraham, Simon Petrus, Paulus, Muhammad Kece, masing-masing membawa masa lalunya dan asal usulnya berlainan bukan perintang atau dasar menerima materi transrasional Allah.

Berkorespendensi dengan Bapak Surgawi itu kebutuhan mutlak menjawab segala masalah.

Camkan: Kejarlah kekudusan walau dengan perjuangan amat berat, bersedia mengalami karakter sempurna tak bercacad tak bercela di mata Bapak Surgawi dengan aktifkan akal rasio berkemauan menyenangkan pikiran dan perasaan Allah dengan oto doktrin dalam serentak oto praktek dalam kehidupan sehari-hari!

Haleluya! Selamat hari minggu.

Bekasi, 09.07.2023

*Penulis Toga Tambunan, evangelis Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru