Sabtu, 15 November 2025

UDAH SIAP BELOM..? Ahok: Jika Tanggul Pantai Mutiara Jebol, Banjirnya Bisa Sampai Monas

JAKARTA- Mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mewanti-wanti potensi banjir hingga pusat kota, jika tanggul laut di Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara, jebol.

“Jika (tanggul Pantai Mutiara) jebol air laut pasang dan hujan turun, bisa banjir sampai Monas,” ujar Ahok dikutip Bergelora.com di Jakarta, Jumat (14/11/2025).

Maka dari itu, Ahok memutuskan menormalisasi Waduk Pluit saat masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.

“Itu yang saya kerjakan di Waduk Pluit agar warga di bantaran Waduk Pluit tidak mati jika jebol (tanggul laut di Pantai Mutiara),” kata Ahok.

Pasalnya, Waduk Pluit merupakan pusat pengendalian banjir dari Sungai Ciliwung. Normalisasi Waduk Pluit sendiri dilakukaan kurang lebih dua tahun lamanya.

Pertama Ahok melakukan pembebasan lahan terlebih dahulu karena kawasan Waduk Pluit dipenuhi dengan ratusan bangunan semipermanen. Keberadaan ratusan bangunan semipermanen tersebut membuat waduk tak dapat menampung air hujan secara optimal, sehingga banjir terus menghantui Jakarta.

Kemudian, setelah pembebasan lahan dilakukan, pengerukan lumpur di dasar waduk pun dilaksanakan secara rutin dari kedalamannya yang hanya dua meter menjadi lima meter, sehingga bisa menampung lebih banyak air.

Dengan normalisasi itu, Ahok berharap agar kawasan Pluit bisa terhindar dari banjir. Kemudian, juga sebagai antisipasi ketika tanggul laut di Pantai Mutiara jebol.

Kini, Waduk Pluit sudah menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang asri dan terus berfungsi untuk mengendalikan banjir.

Kondisi Tanggul Pantai Mutiara

Kondisi tanggul Pantai Mutiara menjadi sorotan publik usai videonya diunggah oleh akun Instagram @hypeinjkt. Dalam video yang beredar, salah satu warga menunjukan, kondisi air laut lebih tinggi dari tanggul Pantai Mutiara.

“Air laut ama jalan udah tinggi air laut, ini air laut udah di atas jalan, sampai takut kita guys,” ucap warga dalam video tersebut.

Tanggul laut Pantai Mutiara membentang kurang lebih 1,2 kilometer (Km). Ketinggian tanggul hanya sekitar satu meter dengan lebar sekitar 10 hingga 15 sentimeter (Cm).

Tanggul laut Pantai Mutiara terlihat hampir sejajar dengan air laut. Bahkan, ketika sedang gelombang tinggi, air laut juga kerap meluber ke jalan. Namun, sebenarnya tanggul itu masih terlihat sangat kokoh. Belum ada bagian yang retak atau rapuh. Bahkan, salah satu titik, ada tanggul sepanjang 500 meter yang sudah ditinggikan menjadi 1,5 meter.

Di area yang sudah ditinggikan tersebut, air laut terlihat lebih rendah dari tanggul dan tidak pernah meluber ke jalan. Ketika air laut tumpah ke darat, maka jalan di depan perumahan Pantai Mutiara akan licin.

“Dia cuma air dari ombak aja sih, cuma becek aja jalanan sini semuanya, cuma kan tanggul di sana tetap bahaya lama-lama,” ujar Komanda Regu (Danru) PJLP Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kepulauan Seribu, Agus Suyanto (39).

Potensi Banjir Puluhan Kilometer

Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah menilai, jebolnya tanggul Pantai Mutiara berpotensi menyebabkan banjir hingga ke pusat kota.

“Bisa juga bukan hanya utara yang merasakan dampaknya kalau tanggul jebol, tapi radiusnya mungkin bisa berpuluh-puluh kilo meter nantinya kan bisa disertai hujan deras,” kata Trubus.

Bahkan, banjir akibat tanggul laut jebol berpotensi membuat Jakarta tenggelam, jika disertai hujan besar dan adanya air kiriman dari Bogor atau wilayah lainnya.

Jika banjir besar terjadi, maka akses jalan di Jakarta akan lumpuh total dan membuat roda perekonomian berhenti, terutama di Jakarta Utara. Mengingat hampir setiap detiknya perputaran ekonomi terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok yang ada di Jakarta Utara. Jika roda perputaran ekonomi berhenti, maka negara dan masyarakat berpotensi mengalami kerugian yang luar biasa, meski hanya satu hari.

Pemerintah Tak Serius

Trubus menilai, sampai detik ini kebijakan pemerintah untuk penanganan rob sering kali tidak serius.

“Penanganan rob, penanganan banjir sering dijadikan sebagai pendekatan politik di kita, jadi kalau ganti gubernur ya terabaikan,” ujar Trubus.

Padahal dahulu Ahok sudah melakukan berbagai cara untuk mengatasi banjir di Jakarta. Namun, sayangnya program-program yang digagas Ahok untuk antisipasi banjir tidak dilanjutkan lagi.

“Jadi, ambisi pribadi itu yang seringkali merusak. Hampir semua gubernur bukan orang Jakarta dan enggak mengetahui Jakarta harusnya yang benar-benar tahu tentang Jakarta,” sambung dia.

Trubus juga menyarankan agar Pemprov DKI Jakarta tidak hanya fokus melakukan pembangunan di pusat kota. Melainkan juga harus melakukan pembangunan yang masif di Jakarta Utara, terutama tanggul-tanggul untuk mencegah rob.

Giant Sea Wall Jadi Solusi

Trubus mengatakan, solusi paling ampuh untuk mengatasi rob adalah dengan membangun Giant Sea Wall atau tanggul raksasa. Dengan tanggul besar tersebut, air laut tak akan lagi tumpah ke daratan karena sudah tertahan. Namun, pembangunan tanggul tersebut baru hanya sekedar wacana dan belum dikerjakan hingga saat ini.

“Kalau efektif ya Giant Sea Wall. Sampai sekarang cuma wacana, enggak ada yang mau nanggung toh dari mana duitnya,” ujar dia.

Oleh karena itu, Trubus belum melihat keseriusan pemerintah untuk membangun tanggul tersebut.

Pemprov Jakarta berencana untuk membangun National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) untuk mencegah banjir rob. NCICD adalah tanggul laut raksasa untuk mencegah banjir rob dengan menggunakan struktur spoon pile atau silinder beton yang ditanam dalam dan dihubungkan dengan capping beam.

Rencana pembangunan tanggul NCICD itu akan dilakukan Pemprov Jakarta bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum. Sejauh ini, rencana pembangunan tanggul tersebut masih dalam tahap perencanaan dan pengkajian.

“Terkait panjang dan tinggi tanggul NCICD yang dimaksud pada lokasi Pantai Mutiara, saat ini sudah dilakukan survey lapangan dan masih tahap perencanaan. Untuk detail dimensi tanggul sedang dikaji oleh Konsultan Perencana,” ujar Sekertaris Dinas (Sekdis) SDA DKI Jakarta Nugraharyadi kepada Kompas.com, Kamis.

Sebab, tanggul eksisting yang ada di Pantai Mutiara saat ini sudah mengalami overtopping, terutama pada saat gelombang tinggi seperti yang terjadi di awal bulan November ini. Kondisi overtopping ini menyebabkan lompatan air laut lebih tinggi dan ketika membentur tanggul air akan tumpah ke daratan.

Oleh karena itu, Pemprov Jakarta dalam membangun NCICD akan memperhitungkan tingkat keamanan tanggul, serta tingkat efektivitasnya dalam mengurangi dampak banjir rob.

Pemprov Jakarta menargetkan pembangunan NCICD itu dilaksanakan dalam waktu cepat. Namun, pengerjaannya harus berdasarkan persetujuan dan disesuaikan dengan kemampuan keuangan Jakarta.

Warga Takut Jakarta Tenggelam

Sejumlah warga mengaku resah melihat ketinggian air laut yang hampir menyangi tanggul di Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara. Hal itu disebabkan karena dalam satu pekan terakhir cuaca buruk di Jakarta sedang terjadi dan membuat air laut pasang lebih tinggi.

Kondisi itu membuat air laut seringkali melompat lebih tinggi daripada tanggul di Pantai Mutiara yang ketinggiannya hanya sekitar satu meter. Tanggul yang tidak terlalu tinggi itu yang membuat air laut kerap tumpah ke daratan dan membuat jalan perumahan elit di kawasan Pantai Mutiara becek serta licin.

Salah satu warga, Endang (41) menyebut, ketinggian air laut akan menyaingi tanggul apabila turun hujan di kawasan elit tersebut.

“Ya, kayaknya baru-baru sekarang setinggi ini. Kalau melebih tembok enggak pernah, tapi kalau sejajar mungkin iya kalau musim mau hujan gitu,” kata Endang

Ketinggian air laut yang menyaingi tanggul seringkali membuat warga dihantui perasaan takut dan khawatir. Mereka takut, jika sewaktu-waktu tanggul di Pantai Mutiara jebol dan semua air laut tumpah ke daratan.

“Takut juga sih kalau tanggulnya jebol otomatis kan pasti banjir,” jelas Endang. Baca juga: Tanggul Pantai Mutiara Rembes, Banyak Pengendara Tergelincir di Jalan Sebab, ketebalan tanggul di Pantai Mutiara hanya sekitar 10 hingga 15 sentimeter.

Endang takut jika terus terbentur ombak setiap harinya, tanggul tersebut akan terkikis dan perlahan jebol. Warga lain bernama Udin (40) juga takut sekaligus khawatir Jakarta akan tenggelam jika tanggul di Pantai Mutiara jebol.

“Ada kekhawatiran takut jebol dan air laut tumpah ke daratan berpotensi membuat Jakarta tenggelam,” jelas Udin.

Selain itu, jebolnya tanggul juga dinilai akan berdampak ke pemukiman masyarakat di sekitar Pluit, terutama kaum nelayan. Pasalnya, di belakang kawasan Pantai Mutiara terdapat perumahan padat penduduk.

“Bagi kalangan elit kan enak aja mereka mengungsi atau apa, tapi kalau yang masyarakat kecil kan kasihan karena itu dekat Muara Baru yang dominannya nelayan,” ucap Udin.

Udin juga meminta agar pemerintah bisa mengkaji ulang pembangunan gedung-gedung bertingkat di Jakarta Utara. Sebab, keberadaan gedung pencakar langit dinilai sebagai penyebab semakin turunnya permukaan tanah di Jakarta Utara. Gedung bertingkat jadi persoalan

Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah juga menilai pembangunan gedung bertingkat di Jakarta Utara menjadi penyebab turunnya permukaan tanah setiap tahunnya.

Menurutnya permukaan tanah tersebut yang membuat ketiggian air laut hampir menyaingi tanggul di Pantai Mutiara belakangan ini.

“Bahkan, di wilayah utara itu per tahun rata-rata bisa 20 sentimeter turunnya. Nah, itu yang menyebabkan airnya jadi lebih tinggi,” ujar Trubus.

Kondisi tersebut lah yang harus diperhatikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta. Sebab, jika didiamkan begitu saja potensi rob di kawasan Pantai Mutiara dan sekitarnya akan lebih sering terjadi.

Dampak Tanggul Jebol

Trubus juga mengingatkan jika tanggul di Pantai Mutiara jebol maka bukan hanya perumahan elit di sekitar yang merasakan dampaknya.

“Tentu saja tidak hanya perumahan elit, akses jalan juga akan ketutup semua, artinya ekonomi bisa lumpuh,” jelas Trubus

Bahkan, jika tanggul laut di Pantai Mutiara jebol dampaknya tidak hanya akan dirasakan di wilayah Jakarta Utara saja.

“Bisa juga bukan hanya utara yang merasakan dampaknya kalau tanggul jebol, tapi radiusnya mungkin bisa berpuluh-puluh kilometer,” jelas Trubus.

Bahkan, Pengamat Tata Kota itu menilai jebolnya tanggul Pantai Mutiara berpotensi membuat Jakarta tenggelam jika disertai dengan hujan deras dan adanya air kiriman dari Bogor.

Pemerintah diminta bertindak Kondisi tanggul Pantai Mutiara yang sejajar dengan air laut dinilai sebagai bukti bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta gagal dalam menyelesaikan persoalan rob di Jakarta Utara.

Sebab, Trubus menilai, belakangan ini banjir rob di Jakarta Utara justru semakin parah, bukan berkurang. Dengan begitu, seharusnya Pemprov Jakarta bisa segera bertindak dengan melakukan pembangunan-pembangunan masif di Jakarta Utara seperti tanggul.

Trubus meminta agar Pemprov Jakarta tak hanya mengandalkan pembangunan Giant Sea Wall dari pemerintah pusat saja untuk mengatasi persoalan rob.

“Jadi Giant Sea Wall yang digagas Presiden itu harusnya Pemprov juga punya orientasi sendiri untuk menyelamatkan wilayah Jakarta sendiri jangan kemudian seolah itu urusan pemerintah pusat saja, harusnya sekarang sudah menyiapkan hal-hal yang berbau penyelamatan tanggul-tanggul itu,” tegas Trubus.

Pembangunan tanggul NCICD Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menyebut ketinggian air laut yang hampir menyaingi tanggul karena gelombang tinggi pada awal bulan November ini.

Hal tersebut menyebabkan lompatan air laut lebih tinggi dari biasanya, terutama ketika membentur struktur tanggul sehingga bisa meluap ke daratan.

“Pada kondisi pasang normal, posisi air laut masih sedikit di bawah tanggul eksisting, namun pada kondisi pasang tinggi posisi lompatan gelombang air laut bisa melewati tanggul eksisting,” kata Sekertaris Dinas (Sekdis) SDA DKI Jakarta Nugraharyadi kepada Kompas.com, Kamis. Untuk mencegah agar air laut tak tumpah ke daratan, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta akan membangun tanggul National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di Pantai Mutiara. Tanggul itu akan dibangun Pemprov Jakarta bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum. Baca juga: Detik-detik Dinding 2 Rumah Warga Ikut Ambruk saat Jebolnya Tanggul Baswedan Namun, pembangunan NCICD masih dalam tahap perencanaan dan pengkajian sehingga panjang dan detail dimensi tanggul yang akan dibangun belum dapat dipastikan. Kendati demikian, tanggul NCICD yang akan dibangun tentunya akan lebih tinggi dari tanggul lama. “Lokasi tersebut termasuk kewenangan Pemprov DKI Jakarta, melalui Dinas SDA DKI Jakarta saat ini sedang dilaksanakan tahap perencanaan dengan elevasi tanggul yang akan lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi tanggul saat ini,” jelas dia. Baca juga: Makna di Balik Tradisi Nadran: Jaga Mental, Hormati Laut dan Syukuri Rezeki Nugraha berharap, pembangunan NCICD ini bisa dilaksanakan secepat mungkin, namun tetap harus berdasarkan persetujuan dan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Masyarakat diminta tak panik Pemprov Jakarta juga meminta agar masyarakat untuk tidak panik dengan kondisi tanggul di Pantai Mutiara meski sering sejajar dengan air laut. Sebab, berbagai upaya sedang dilakukan oleh Pemprov Jakarta untuk mengetasi persoalan rob. Baca juga: Eksistensi Odong-odong di Muara Angke, Penyelamat Warga Terjang Rob meski Tak Berizin Di sisi lain, rencana pembangunan seperti tanggul NCICD dan tingkat keamanannya untuk mengatasi rob di Jakarta. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru