Via Vallen,– nama yang kini lekat dihati setiap anak muda dari desa sampai kota-kota besar. Kehadirannya di panggung-panggun pilkada 2018, menggerakkan ribuan orang berkumpul. Muchammad Fachturochman, seorang jurnalis dan budayawan muda dari Yogyakarta merekam dan mengulas Via Vallen untuk Bergelora.com. (Redaksi)
Oleh: Muchammad Fachturochman
BERBAHAGIALAH rakyat Indonesia hari ini, memiliki sosok idola semacam Via Vallen. Penyanyi cantik dan selalu berpenampilan anggun di setiap pentas di panggung gelaran musik ini bisa oase hiburan di panggung pilkada sejumlah daerah tahun 2018.
Silakan saja klik akun media sosial IG milik Via Vallen, artis kelahiran tahun 1991 ini, ribuan komentar berupa dukungan dan kecintaan atas aksi idola baru rakyat Indonesia ini bisa jadi hiburan bagi publik.
Via Vallen adalah magnet di jagat hiburan terkini, begitu populernya sampai hampir tiap hari tak ada jadwal kosong untuk tampil di panggung hiburan pelosok negeri.
Kini dengan padatnya jadwal yang ada, Via Vallen menjelajah nusantara dan boleh jadi menjadi perekat rasa ‘Sayang’ dan memberikan hiburan bagi mereka yang sedang gundah gulana hatinya karena ditinggal pergi orang yang dicintai, orang terkasih yang pergi tak kembali.
‘Sayang’ adalah lagu populer yang kerap dinyanyikan Via Vallen. Lagu yang baru saja rilis berjudul ‘Sempurnakan Langkahku’ pada 30 April 2018, dengan perusahaan rekaman Ascada Musik.
Tuhan tunjukan jalanku
Agar aku dapat sempurnakan langkahku
Tuhan hanya kepada Mu
Tempatku bersimpuh
Memohon petunjuk Mu
Begitulah lirik lagu yang didendangkan oleh Via Vallen dengan video yang di share di akun Ascada Musik dengan lebih dari 1 juta subscriber di kanal Youtube. Video ini sudah ditonton oleh lebih dari 290 ribu viewer sejak di rilis bulan April 2018.
Lewat kanal media sosial Youtube ini pula, panggung milik Via Vallen jadi kanal hiburan di dunia virtual. Menjadi cepat populer di benak banyak kaum muda. Tidak hanya yang muda tapi juga lintas usia.
Melalui akun IG @viavallen, sosok penyanyi perempuan cantik ini selalu menjaga interaksi dengan Vianisty, para penggemar fanatiknya di berbagai kota tanah air. Kadang bukan hanya sekedar mengunggah aksi pentas di panggung saja.
Hal yang remeh, biasa saja selalu ditulis dalam status IG miliknya. Saat dia kangen ibunda karena harus pentas di pelosok nusantara atau jauh dari kampung halaman sebab sedang sibuk di ibukota Jakarta. Melihat kembali aktifitas Via Vallen yang memiliki nama asli, Maulidia Octavia ini, memang penuh warna dalam beberapa waktu terakhir. Bukan hanya lagu dangdut dengan lirik melankolis, Via Vallen menyasar juga lagu religi yang kini laku di segmen muslim tanah air.
‘Jerit Atiku’, single baru yang dirilis April misalnya, langsung melejit ditonton oleh 4,6 K atau 4,6 juta lebih warganet yang memutar video Via Vallen. Lagu yang lain, lebih dahulu popular di kanal musik Youtube.
Aku loro ati,
ditinggal kekasih,
mudahnya kamu ucap pergi,
aku loro ati,
ku terpuruk sepi sendiri
…..
Mengertilah keadaanku,
aku ra iso bernafas tanpa kau disisiku
Menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, dengan pilihan diksi kata yang bercampur Via Vallen menghibur banyak manusia Indonesia yang kesepian, menjadi sendiri dan setiap hari nelangsa. Bisa jadi, inilah daya pikat Via Vallen memanfaatkan selera musik penggemarnya. Menjadi teman bagi mereka yang terpuruk sepi, melintas batas usia dari remaja hingga lansia.
Sejak tahun 2015 hingga 2018 sudah cukup banyak rilis single yang melejit. Misalnya, ‘Selingkuh’ (2015), ‘Secawan Madu’ (2016), ‘Sakit Sakit Hatiku’ (2016) dan tahun 2017 lagu ‘Sayang’ seperti jadi lagu wajib dalam setiap penampilan panggung dangdut. Di tahun yang sama, dirilis juga ‘Baper’, ‘5 Centi’, ‘Lepas Tanpa Kata’, ‘Makan Di Luar’ dan ‘Peternak Luka’.
Hal yang intim dari idola, melalui komunikasi di medsos Instagram jadi satu perekat jalinan fans. Ada kesenangan dan pola interaksi antara Via Vallen dan idolanya, para penggemarnya. Cukup menarik membaca komentar usil, maupun bercanda. Banyak juga yang memberikan semangat, memberikan doa kelancaran acara menyanyi di berbagai daerah, hampir tanpa jeda disampaikan oleh Vianisty.
Agaknya, tingginya popularitas penyanyi kelahiran Surabaya ini yang menjadi pilihan beragam calon kepala daerah berharap bisa mendongkrak suara untuk raih kepercayaan pemilih. Tim kampanye kepala daerah memilih sosok Via Vallen yang nama aslinya, Maulidia Octavia berharap calon kepala daerah bisa ikut terdongkrak jadi popular di benak publik saat tampil bersama di panggung hiburan.
Via Vallen, semua tahu memulai karier di dunia menyanyi sejak umur 15 tahun, di usia sangat muda sudah rintis menjadi penyanyi. Urusan kontrak untuk menyanyi, ada semacam pilihan etik bukan sekedar mencari untung saat banyak request tampil.
Ada proses seleksi job juga, kalau di satu daerah sudah ada kesepakatan dengan paslon A, Via menolak untuk menyanyi di panggung milik lawan politiknya. Ibunya, menjadi role model, bagaimana Via Vallen bersikap dalam melayani permintaan menyanyi.
Saat rangkaian pentas di Lampung untuk kampanye pasangan Arinal Djunaidi – Chusnunia, terlihat aktif mengunggah tiap moment bersama pasangan yang mengusung 9 prioritas untuk membawa petani di Lampung lebih Berjaya dan sejahtera.
Unggahan pentas bersama politisi dan calon kepala daerah diceritakan oleh Via Vallen mulai tampil di panggung sampai kesempatan makan malam bersama paslon.
Tampaknya urusan kampanye bersama kepala daerah, banyak tim sukses yang percaya kepada dirinya. Di tahun 2017 lalu, Via Vallen mengunggah juga poster calon kepala daerah yang mengajaknya turut menghibur rakyat di masa kampanye di pilkada Jambi.
Kini job untuk menyanyi di panggung kampanye pilkada tahun 2018 Via Vallen masih jadi magnet yang dipercaya dongkrak popularitas, bukan saja di daerah asalnya Jawa Timur, bersama pasangan Gus Ipul Puti tapi melanglang ke beragam kota di nusantara.
Apakah resep menghadirkan selebriti, efektif dalam menggaet partisipasi pemilih dalam pilkada 2018? Mari menunggu hasilnya saat coblosan pada Rabu, 27 Juni 2018 mendatang. Hanya saja yang pasti, di setiap penampilan selebriti juga dai kondang dengan materi ceramah popular menjadi cara yang diyakini efektif guna mengundang kehadiran lebih banyak orang saat ada kampanye.
Nyarwi Ahmad, Ph.D., dosen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada menjelaskan apa yang melekat pada populernya artis Via Vallen di jagat hiburan saat ini adalah fenomena famous atau keterkenalan, siapa saja bisa jadi terkenal dalam dunia hiburan modern hari ini.
“Hadirnya sosok selebriti di ruang terbuka, di jagat panggung hiburan bisa cepat terjadi, adanya beragam platform kanal medsos mempercepat populernya seseorang,” kata Nyarwi Ahmad.
Kalaupun hari ini Via Vallen tampil juga di panggung hiburan kampanye kepala daerah, dalam marketing politik sosok selebriti yang dihadirkan berfungsi jadi endorser karena belum tentu mampu jadi vote getter.
Fenomena Pilkada 2018, saat pasangan calon kepala daerah mengajak serta penyanyi disebutkan hampir sama dengan model menghadirkan juru dakwah yang terkenal di panggung TV nasional.
“Fungsinya sama dengan artis yang didatangkan. Hanya beda ruang saja, di sisi religius para penceramah bahas nilai-nilai agama ke publik, yang lain artis hadir menghibur,” kata Nyarwi Ahmad.
Ruang selebriti dan ruang politik di panggung pilkada atau saat proses kandidasi elektoral seperti pemilihan kepala daerah baik bupati/walikota hingga gubernur di masa kampanye pilkada memang berjalan beriringan. Demokrasi mensyaratkan ruang terbuka. Tidak apa-apa juga artis dan penceramah agama hadir turut berkampanye.
“Sah saja, tentu harus bisa bawa ruang terbuka untuk berdemokrasi. Membawa sesuatu nilai yang bisa untuk tujuan baik,” kata Nyarwi Ahmad.