Rabu, 2 Juli 2025

Victory Day ke-77: Menghancurkan Sampai Tuntas Aliansi Kejahatan Nazi Ukraina dan AS-Nato

Oleh: Joko Purwanto *

TIDAK ada negeri Eropa manapun yang menanggung beban kengerian perang melawan Nazi Jerman seperti negara negara yang dulu tergabung di Uni Soviet.

Korban di pihak Soviet setidaknya 26 juta orang tewas, 18 juta diantaranya warga sipil, 70 ribu desa dan 1710 kota di Uni Soviet hancur.

Video dokumentasi saat Red Army Uni Soviet merebut Berlin, mengakhiri PD II:

Dengan keberanian, ketabahan, patriotisme yang luar biasa dari rakyat Rusia, Ukraina, Belarusia dan seluruh wilayah yang tergabung dalam Uni Soviet berhasil menghancurkan Nazi Jerman dalam Perang Patriotik Besar/Great Patriotic War selama 1941-1945. Nazi Jerman dihancurkan hingga ke sarangnya: Berlin.

Ratusan ribu tentara Soviet tewas ketika mereka bergerak mengusir, mengejar dan menghancurkan Nazi di seluruh Balkan, wilayah Baltic, Cekoslowakia hingga Hungaria, dan Berlin.

Video dokumentasi ketika dua Front Soviet mengepung Jerman 1945:

 

Jadi bagi negeri negeri Eropa memori tentang penderitaan dan kemenangan perjuangan Eropa melawan Nazi harus menghargai kontribusi besar (jika bukan yang terbesar) tentara merah Soviet. Perlakuan yang menimpa Dubes Rusia di Polandia saat peringatan Victory Day kemarin, ketika sedang menghormati tentara merah yang meninggal dan dikuburkan di Polandia sungguh memalukan.

Winston Churchill dengan jujur mengakui jasa besar tentara merah Soviet. Dengan jujur Churchill memuji bahwa tentara merah lah yang meremukkan tulang punggung Wehrmacht. Delapan dari sepuluh pasukan Nazi yang mati terbunuh oleh tentara merah. Pujian juga dia berikan kepada tentara merah Ukraina dan partisan yang juga mempunyai andil besar.

Jika begitu bukan hanya tulang punggung Nazi Jerman yang diremukkan, kedua kaki dan Kepala Nazi Jerman juga dipatahkan dan dihancurkan oleh tentara merah Soviet di Berlin pada tanggal 9 Mei 1945 (waktu Moskow). Dua pertiga kekuatan militer Nazi dihancurkan oleh tentara merah di front timur.

Tanggal 9 Mei adalah momen yang sangat personal dan emosional bagi seluruh rakyat Rusia. Hampir seluruh keluarga di Rusia kehilangan 1,2, bahkan 3 anggota keluarganya dalam perang kejam melawan Nazi Jerman. Demikian juga bagi banyak keluarga di Ukraina, Belarusia dan seluruh wilayah di Uni Soviet. Kekejaman Nazi dan perjuangan untuk melawannya yang akhirnya dimenangkan adalah memori yang menyatukan seluruh jiwa rakyat Rusia. Tanggal 9 Mei selalu menjadi momen kejayaan namun juga menjadi memori kesedihan yang tragis bagi seluruh rakyat Rusia.

Victory Day dan Operasi Militer Khusus Di Ukraina

Kini rakyat Rusia kembali harus menyaksikan saudara-saudara sebangsanya di Donbass dan Ukraina kembali menjadi korban penindasan berdarah oleh aliansi kejam para pengikut Nazi di Ukraina yang disokong oleh AS-Nato. Dan rakyat Rusia melihat kekejaman yang sudah berlangsung selama 8 tahun sejak Kudeta 2014. Tidak mengherankan jika rakyat Rusia menjadi solid bersatu mendukung Operasi Militer Khusus di Ukraina yang dilancarkan Pemerintah Rusia dan seluruh tujuannya: membantu saudara sebangsa nya di Donbass, Denazifikasi dan Demiliterisasi Ukraina.

Rakyat dan seluruh pemimpin politik di Russia sangat paham dengan segala agresi politik AS-Nato dan propaganda bermusuhan yang sudah dilakukan dan dipersiapkan selama bertahun tahun untuk melemahkan dan memecah belah rakyat Rusia, untuk tujuan melawan Rusia. Perang ekonomi bahkan sudah dilancarkan AS-Nato jauh bertahun tahun sebelum tanggal 24 Pebruari 2022.

Bagi Rusia sudah lebih dari cukup untuk perjuangan diplomatik selama hampir 3 dekade menentang propaganda bermusuhan dari AS-Nato. Sudah lebih dari cukup diplomasi memprotes ekspansi 14 kali oleh NATO ke timur untuk terus mendekat ke garis perbatasan Rusia (yang terus melanggar) janji kepada para pemimpin Soviet saat AS meminta dukungan untuk Unifikasi Jerman bahwa Nato tidak akan bergerak se inchi pun ke Timur.

Mengamankan sisi perbatasan barat selalu menjadi National Strategic Interest bagi Rusia. Pemahaman ini sangat dimengerti dan meluas di seluruh pemimpin politik dan rakyat Rusia. Karena selama ratusan tahun terakhir ancaman eksistensial bagi negara dan bangsa Rusia selalu datang dari sisi perbatasan barat: invasi Swedia, invasi Napoleon, invasi Nazi Jerman.

Dalam pidato pada Victory Day Presiden Putin secara ringkas menyampaikan bahwa bahaya itu semakin nyata. Pesan dan sikap politik Rusia yang sudah disampaikan dari 2008 secara terbuka bahwa Georgia dan Ukraina adalah red line untuk ekspansi Nato diabaikan dan diremehkan oleh NATO.

Ekspansi Nato 14 kali ke Timur, pengeboman Beograd tahun 1999, pembangunan pangkalan rudal di Polandia dan Rumania, provokasi militer di Georgia tahun 2008, dan upaya nekat untuk memasukan Ukraina sebagai anggota NATO. Tujuan akhirnya menjadi jelas menjadikan Ukraina sebagai pangkalan militer NATO untuk melawan Rusia.

Dan persiapan ini sudah dilakukan oleh NATO selama bertahun tahun: sejak 2014 setiap tahun NATO menyiapkan 5 batalyon militer yang didominasi oleh Nazi Ukraina untuk dilatih dan dipersenjatai dengan standar NATO. Bahkan NATO mendirikan pangkalan militer de facto di Zaporev.

Sementara pekerjaan persiapan lainnya dilakukan proksinya, rezim Kiev dengan: pada 24 Maret 2021 mengeluarkan dekrit untuk merebut Krimea secara militer; merobek Perjanjian Minsk sebagai solusi damai yang disponsori oleh trio Rusia-Perancis-Jerman; secara sistematis sejak tahun terus memobilisasi puluhan ribu tentara ke Donbass, yang artinya akan ada operasi militer penumpasan berdarah terhadap rakyat Donbass. Pada tanggal 16 Pebruari 2022 serangan artileri oleh Nazi Ukraina meningkat di wilayah Donbass.

Dalam Pidato nya Pemerintah Rusia setelah mendapat dukungan penuh dari Duma (parlemen Rusia) memutuskan pada 24 Pebruari untuk mendahului plot AS-Nato dengan melancarkan Operasi Militer Khusus.

Bukan tanpa sebab, sejarah mengajarkan kepada Rusia bagaimana respon yang tidak antisipatif menyebabkan kehancuran militer yang besar pada fase awal invasi Operasi Barbarossa yang dilancarkan oleh Nazi Jerman pada 22 Juni 1941. Tidak mau mengulangi kesalahan sejarah Rusia memilih untuk mendahului serangan. Dan sejak 24 Pebruari 2022 plot yang dirancang oleh Nazi Ukraina dan AS-Nato menjadi sepenuhnya berantakan.

Dan kini dari semua tujuan dari Operasi Militer Khusus Rusia di Ukraina mencatat kemajuan pasti dan menentukan.

Tujuan membantu LPR dan DPR untuk membebaskan rakyat dan seluruh wilayah Donbas hampir tercapai. Terobosan penting di Popassnaya yang berlanjut dengan serangan ke Bakhmud membuat sisa sisa militer dan Nazi Ukraina di Donbass (Lyssichanks dan sisa kekuatan di Sieverodonets dan Rubhizne) dalam perangkap.

Tujuan Denazifikasi juga sudah mencapai kemajuan besar. Unit unit batalyon militer Nazi sebagian besar terkonsentrasi di Donbass. Dan setiap hari terus menderita kerugian besar.

Demiliterisasi Ukraina juga mencapai kemajuan besar. Industri militer Ukraina hampir sepenuhnya dihancurkan, begitu juga aset militer strategis: sistem pertahanan udara, pesawat tempur, helikopter, kerugian unit unit lapis baja sudah banyak yang dilenyapkan.

Aliansi Nazi dan AS-Nato terus mengalami kekalahan.
Di lapangan pertempuran, di Ukraina, semakin kehilangan kemampuan mobilitas dan manuver. Segala macam bantuan senjata dari Nato tidak mampu memperbaiki keadaan di Medan tempur dan menghalangi kemajuan pasukan Rusia. Dalam perang ekonomi total yang dilancarkan oleh AS-Nato dan sekutu lainnya gagal mencapai tujuannya. Joe Biden yang dengan congkap menyatakan akan menghancurkan Rubel dan ekonomi Rusia mendapatkan hasil yang memalukan. Rubel justru makin kuat, dan kerusakan ekonomi jauh lebih parah di derita oleh AS dan anggota anggota NATO sendiri.

Tujuan AS-Nato untuk memecah belah rakyat Rusia apalagi mengganti rezim di Moskow juga semakin tanpa harapan. Rakyat Rusia semakin bersatu dengan pemerintah, apalagi dengan temuan temuan mengerikan tentang puluhab biolab biolab AS-Nato di Ukraina yang bertujuan untuk mengembangkan senjata biologi guna melawan dan menyakiti rakyat Rusia.

Viva Victory Day ke-77. Uraaa…!

* Penulis Joko Purwanto, Ketua Umum.Komite.Persahabatan Rakyat Indonesia-Rusia

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru