BANDAR LAMPUNG- Pemerintah Provinsi Lampung nampak abai dalam melaksanakan program penanggulangan HIV/AIDS. Padahal media massa sudah melansir jumlah gay di provinsi Lampung sebanyak 21.000 orang. Publik ragukan pengetahuan Gubernur Ficardo tentang penyebaran HIV/AIDS dengan jumlah gay sebanyak itu yang tidak terpantau di Lampung.
“Saya belum membaca berita itu. Kita tidak pernah juga publikasi soal LGBT atau orang dengan HIV/AIDS di Lampung,” Koordinator Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Provinsi Lampung, Dr Anita Andriyani kepada media, Rabu (31/1) soal LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender) dan penyebaran HIV/AIDS di Lampung.
Sesuai dengan kewenangan, Anita Andriyani menyatakan terkait kebijakan kesehatan sudah ada program kegiatan namun belum bisa dilaksanakan.
“Karena tidak jelas detail programnya dari seperti apa,” katanya.
Keberadaan lesbian, gay, biseksual dan transgender LGBT di Lampung yang beberapa waktu menjadi perbincangan, menjadi isu publik headline media lokal setempat hingga kini belum ada data pasti jumlahnya.
Rencana program kerja dan penganggaran pemerintah Provinsi Lampung terhadap penanganan HIV/AIDS dalam “Profil Kesehatan Provinsi Lampung 2015 yang dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan RI pada 2016 hanya menunjukkan Pencegahan, Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS berasal dari bantuan luar negeri lembaga Global Fund (GF) sebesar Rp 161.735.000 hanya untuk kota Bandar Lampung.
Seperti diketahui, sebelumnya media harian cetak Radar Lampung yang terbit Senin (29/1/2018) melansir judul “Wow, Ada 21 Ribu Gay di Lampung”. Terkait berita tersebut Kasi Pelayanan dan Promosi Kesehatan Diskes Lampung menyebutkan hingga 2016 ada 21,9 ribu laki-laki suka laki-laki (LSL) atau homoseksual. Di tahun 2017 disebutkan belum ada pendataan. Jumlah transgender atau waria sebanyak 1.248 orang, sementara untuk pekerja seks komersial terdata ada 7.532.
Sebelumnya kepada Bergelora.com dilaporkan, publikasi profil kesehatan Provinsi Lampung tahun 2015, menjelaskan pelayanan kesehatan tidak saja bersifat kuratif dan rehabilitatif. Namun lebih penting yang bersifat promotif dan preventif terutama terhadap berbagai penyakit yang bersifat pandemic dan berbahaya seperti SARS, MERS CoV, Ebola dan HIV/AIDS serta pemenuhan gizi juga sangat penting untuk menjadi perhatian.
Pilkada Lampung 2018 akan diikuti empat pasangan calon yang maju yaitu Arinal Djunaidi-Chusnunia Chalim, Herman HN-Sutono, Mustafa-Jajuli dan gubernur petahana Muhammad Ridho Ficardo-Bachtiar Basri. Masyarakat mengharapkan gubernur pengganti akan lebih serius dalam penanganan HIV/AIDS (Rachmat)