Selasa, 21 Oktober 2025

Waduh…! Gunung Agung Meletus, Bandara Ngurah Rai Ditutup, Bandara Lombok Dibuka

Erupsi Gunung Agung. Bali (Ist)

DENPASAR- Menindaklanjuti perkembangan dampak erupsi Gunung Agung yang berlokasi di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memutuskan untuk menutup Bandara Ngurah Rai dengan alasan keselamatan penerbangan. Informasi terkait penutupan Bandara Ngurah Rai tersebut telah disebarkan melalui NOTAM no A4242/17.

Penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, ini berlaku mulai pukul 07.00 WITA hari ini, Senin 27 November 2017 sampai dengan 18 jam ke depan, dan akan dilakukan evaluasi per 6 jam oleh komunitas kebandaraan.

“Segenap penyelenggara penerbangan di Bandara Ngurah Rai harus mematuhinya dan tidak melakukan penerbangan hingga mendapat izin keselamatan dari otoritas yang berwenang,” kata Sekretaris Ditjen Perhubungan Udara, Pramintohadi Sukarno, dalam siaran persnya Senin (27/11) pagi.

Bagi penumpang yang ingin meneruskan perjalanan dengan moda lain maupun penumpang yang ingin bertahan di bandara, Pramintohadi meminta para stakeholder di Bandara Ngurah Rai agar diperhatikan kenyamanannya, dan diberikan pelayanan yang baik sesuai aturan yang berlaku.

Dampak dari penutupan Bandar Udara Ngurah Rai ini, terdapat 7 penerbangan yang mengalihkan pendaratan yaitu:

1.Garuda Indonesia GIA5150 dari Zhengzou ke Denpasar dialihkan ke Surabaya

2.Garuda Indonwsia GA 897 Guangzhou-Denpasar dialihkan ke Surabaya

3. Garuda Indonesia GA 859 Shanghai-Denpasar dialihkan ke Jakarta

4. China Easter MU 5029 Shanghai-Denpasar dialihkan ke Jakarta.

5. China Easter MU 781 Beijing-Denpasar dialihkan ke Singapura

6. Citilink CTV 856 Jakarta-Denpasar dialihkan ke Surabaya

7. Lion Air JT927 Makassar-Denpasar dialihkan ke Surabaya.

Bandara Lombok Praya Dibuka

Sementara itu berdasarkan laporan dari Bandara Lombok Praya, tidak terdeteksi adanya abu vulkanik di seputar bandara. Untuk itu Bandara Internasional Lombok  dinyatakan dibuka kembali dan beroperasi normal mulai hari ini, Senin 27 November 2017 pukul 06.00 WITA (22.00 UTC).

Untuk informasi lanjutan,  Ditjen Perhubungan Udara akan selalu memberikan dan menyebarkan informasi aktual kepada masyarakat lewat semua saluran informasi Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

Masyarakat juga bisa mencari dan memberikan informasi terkait dampak letusan Gunung Agung di daerahnya di media sosial Ditjen Hubud @djpu151 dan website BMKG.

Naik Level AWAS

Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meningkatkan status Gunung Agung, yang berlokasi di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali meningkat dari Level III (SIAGA) menjadi Level IV (AWAS). Peningkatan status ini berlaku mulai hari Senin (27/11), pukul 06.00 WITA.

Menurut Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, hingga pukul 06.00 WITA, secara visual Gunung Agung terlihat jelas. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 2.500-3.000 m di atas puncak kawah.

“Teramati letusan dengan tinggi 3.000 m dan warna asap kelabu dan terlihat sinar api,” ujar Dadan dalam siaran persnya tadi pagi.

Dadan mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya, yaitu di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 8 km dari kawah Gunung Agung, dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan-Baratdaya sejauh 10 km dari kawah Gunung Agung.

Zona Perkiraan Bahaya, lanjut Dadan, sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual/terbaru.

“Partisipasi masyarakat juga sangat diharapkan dengan melaporkan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan aktivitas Gunung Agung melalui fitur Lapor Bencana,” lanjut Dadan.

Berikut resume aktivitas Gunung Agung sejak hari Minggu (26/11) kemarin hingga hari ini:

Minggu, 26 November 2017

18.00-19.00 WITA: CCTV Batulompeh merekam sinar api di atas puncak Gunung Agung.

19.00-20.00 WITA: Amplitudo tremor teramati cenderung menguat dari jam sebelumnya.

20.00-21.00 WITA: Terdengar dua kali suara dentuman di dalam kawah disertai kilat. Amplitudo tremor semakin menguat.

21.00-22.00 WITA: Terekam tremor overscale menguat di stasiun PSAG dan beberapa stasiun lainnya mulai pukul 21:36 WITA

22.00-23.00 WITA: Terdengar satu kali dentuman pada pukul 22.26 WITA. Amplitudo tremor teramati mulai melemah namun masih di atas background.

23.00-24.00 WITA: Terlihat sinar api dari kawah Gunung Agung. Amplitudo tremor teramati melemah namun masih di atas background.

Senin, 27 November 2017

00.00-01.00 WITA: Terlihat sinar api dari kawah Gunung Agung. Amplitudo tremor teramati melemah namun masih di atas background

01.00-02.00 WITA: Terlihat sinar api dari kawah Gunung Agung. Tremor menerus masih terjadi amplitudo 1-2 mm dominan 1 mm

02.00-03.00 WITA: Terlihat sinar api dari kawah Gunung Agung

– 02.11 WITA Tremor menerus amplitudo 3-10 mm dominan 3 mm

03.00-04.00 WITA: Terlihat sinar api dari kawah Gunung Agung. Tremor menerus masih terjadi amplitudo 1-2 mm dominan 1 mm

04.00-05.00 WITA: Terekam 1 kali gempa letusan dengan amplitudo 21 mm, durasi 40 detik. Tremor terekam membesar dari pukul 04:30 WITA dengan amplitudo 1-4 mm (dominan 3 mm)

 

Kepada Bergelora.com dilaporkan, hingga pukul 06.00 WITA, secara visual Gunung Agung terlihat jelas. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 2.500-3.000 m di atas puncak kawah. Teramati letusan dengan tinggi 3.000 m dan warna asap kelabu dan terlihat sinar api. (Bono)

Gunung Agung Meletus, Bandara Ngurah Rai Ditutup, Bandara Lombok Dibuka

DENPASAR- Menindaklanjuti perkembangan dampak erupsi Gunung Agung yang berlokasi di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memutuskan untuk menutup Bandara Ngurah Rai dengan alasan keselamatan penerbangan. Informasi terkait penutupan Bandara Ngurah Rai tersebut telah disebarkan melalui NOTAM no A4242/17.

Penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, ini berlaku mulai pukul 07.00 WITA hari ini, Senin 27 November 2017 sampai dengan 18 jam ke depan, dan akan dilakukan evaluasi per 6 jam oleh komunitas kebandaraan.

“Segenap penyelenggara penerbangan di Bandara Ngurah Rai harus mematuhinya dan tidak melakukan penerbangan hingga mendapat izin keselamatan dari otoritas yang berwenang,” kata Sekretaris Ditjen Perhubungan Udara, Pramintohadi Sukarno, dalam siaran persnya Senin (27/11) pagi.

Bagi penumpang yang ingin meneruskan perjalanan dengan moda lain maupun penumpang yang ingin bertahan di bandara, Pramintohadi meminta para stakeholder di Bandara Ngurah Rai agar diperhatikan kenyamanannya, dan diberikan pelayanan yang baik sesuai aturan yang berlaku.

Dampak dari penutupan Bandar Udara Ngurah Rai ini, terdapat 7 penerbangan yang mengalihkan pendaratan yaitu:

1.Garuda Indonesia GIA5150 dari Zhengzou ke Denpasar dialihkan ke Surabaya

2.Garuda Indonwsia GA 897 Guangzhou-Denpasar dialihkan ke Surabaya

3. Garuda Indonesia GA 859 Shanghai-Denpasar dialihkan ke Jakarta

4. China Easter MU 5029 Shanghai-Denpasar dialihkan ke Jakarta.

5. China Easter MU 781 Beijing-Denpasar dialihkan ke Singapura

6. Citilink CTV 856 Jakarta-Denpasar dialihkan ke Surabaya

7. Lion Air JT927 Makassar-Denpasar dialihkan ke Surabaya.

Bandara Lombok Praya Dibuka

Sementara itu berdasarkan laporan dari Bandara Lombok Praya, tidak terdeteksi adanya abu vulkanik di seputar bandara. Untuk itu Bandara Internasional Lombok  dinyatakan dibuka kembali dan beroperasi normal mulai hari ini, Senin 27 November 2017 pukul 06.00 WITA (22.00 UTC).

Untuk informasi lanjutan,  Ditjen Perhubungan Udara akan selalu memberikan dan menyebarkan informasi aktual kepada masyarakat lewat semua saluran informasi Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

Masyarakat juga bisa mencari dan memberikan informasi terkait dampak letusan Gunung Agung di daerahnya di media sosial Ditjen Hubud @djpu151 dan website BMKG.

Naik Level AWAS

Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meningkatkan status Gunung Agung, yang berlokasi di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali meningkat dari Level III (SIAGA) menjadi Level IV (AWAS). Peningkatan status ini berlaku mulai hari Senin (27/11), pukul 06.00 WITA.

Menurut Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, hingga pukul 06.00 WITA, secara visual Gunung Agung terlihat jelas. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 2.500-3.000 m di atas puncak kawah.

“Teramati letusan dengan tinggi 3.000 m dan warna asap kelabu dan terlihat sinar api,” ujar Dadan dalam siaran persnya tadi pagi.

Dadan mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya, yaitu di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 8 km dari kawah Gunung Agung, dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan-Baratdaya sejauh 10 km dari kawah Gunung Agung.

Zona Perkiraan Bahaya, lanjut Dadan, sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual/terbaru.

“Partisipasi masyarakat juga sangat diharapkan dengan melaporkan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan aktivitas Gunung Agung melalui fitur Lapor Bencana,” lanjut Dadan.

Berikut resume aktivitas Gunung Agung sejak hari Minggu (26/11) kemarin hingga hari ini:

Minggu, 26 November 2017

18.00-19.00 WITA: CCTV Batulompeh merekam sinar api di atas puncak Gunung Agung.

19.00-20.00 WITA: Amplitudo tremor teramati cenderung menguat dari jam sebelumnya.

20.00-21.00 WITA: Terdengar dua kali suara dentuman di dalam kawah disertai kilat. Amplitudo tremor semakin menguat.

21.00-22.00 WITA: Terekam tremor overscale menguat di stasiun PSAG dan beberapa stasiun lainnya mulai pukul 21:36 WITA

22.00-23.00 WITA: Terdengar satu kali dentuman pada pukul 22.26 WITA. Amplitudo tremor teramati mulai melemah namun masih di atas background.

23.00-24.00 WITA: Terlihat sinar api dari kawah Gunung Agung. Amplitudo tremor teramati melemah namun masih di atas background.

Senin, 27 November 2017

00.00-01.00 WITA: Terlihat sinar api dari kawah Gunung Agung. Amplitudo tremor teramati melemah namun masih di atas background

01.00-02.00 WITA: Terlihat sinar api dari kawah Gunung Agung. Tremor menerus masih terjadi amplitudo 1-2 mm dominan 1 mm

02.00-03.00 WITA: Terlihat sinar api dari kawah Gunung Agung

– 02.11 WITA Tremor menerus amplitudo 3-10 mm dominan 3 mm

03.00-04.00 WITA: Terlihat sinar api dari kawah Gunung Agung. Tremor menerus masih terjadi amplitudo 1-2 mm dominan 1 mm

04.00-05.00 WITA: Terekam 1 kali gempa letusan dengan amplitudo 21 mm, durasi 40 detik. Tremor terekam membesar dari pukul 04:30 WITA dengan amplitudo 1-4 mm (dominan 3 mm)

Kepada Bergelora.com dilaporkan, hingga pukul 06.00 WITA, secara visual Gunung Agung terlihat jelas. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 2.500-3.000 m di atas puncak kawah. Teramati letusan dengan tinggi 3.000 m dan warna asap kelabu dan terlihat sinar api. (Bono)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru