Kamis, 18 April 2024

Wah, Ketua DPRD Karawang Tewas Gantung Diri!

Oleh: Muhamad Mustofa Bisry
 
KARAWANG- Ketika umat muslim di Karawang menunggu pengumuman hari raya Idul Fitri oleh pemerintah, tiba-tiba masyarakat dikejutkan dengan kabar meninggalnya Ketua DPRD Karawang. Kejadian itu sontak membuat heboh warga Karawang, karena belum lama berselang rakyat Karawang dikejutkan dengan tertangkap tangannya istri Bupati Karawang, Nurlatifah yang akrab disapa ‘Bunda’ oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
 
Tak lama berselang Bupati Karawang, Ade Swara pun ikut ditangkap KPK atas dugaan suap yang dilakukan oleh perusahaan pengembang, Agung Podomoro land dalam kasus revisi RTRW karawang.
 
Selang seminggu kemudian kembali rakyat Karawang dikejutkan oleh kematian Ketua DPRD Karawang yang juga merupakan  Caleg terpilih DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP) Karawang, Tono Bahtiar yang akrab dipanggil Jiton, pada Minggu (27/8). Lebih mengagetkan  ternyata ia meninggal bukan karena sakit serangan jantung, melainkan meninggal dalam kondisi tergantung didalam rumahnya. Kematiannya tidak wajar dan menimbulkan tanda tanya ditengah masyarakat: apakah gantung diri atau digantung orang lain?

Kematian itu sangat heboh menggegerkan rakyat Karawang, Awalnya isu yang beredar penyebab kematian Tono Bahtiar dikarenakan serangan jantung. Namun, kemudian isu tersebut berubah setelah mayat Tono Bactiar itu divisum oleh tim identifikasi dari Polres Karawang. Ada kejanggalan, karena Tono saat pertama kali ditemukan dengan posisi tergantung di dalam kamar tengah. Lehernya terikat tambang dan dibawah kakinya ada kursi.  

 
Kapolres Karawang, AKBP Daddy Hartady yang mengatakan kematian Tono Bahtiar karena meninggal akibat tergantung, namun tidak dijelaskan apakah karena bunuh diri atau ada hal lain. Pihak kepolisian mengaku sudah merujuk pihak keluarganya untuk di otopsi namun ditolak.

“Menurut tim identifikasi Polres Karawang saat ditemukan posisi Tono Bakhtiar berdiri menggantung, lidah terjulur dan ada seutas tali di lehernya,” demikian Kapolres Karawang, AKBP Daddy Hartady kepada Bergelora.com usai  buka puasa Minggu (27/7), menjelang malam takbiran.
 
 
Perampasan Tanah
 
Ketua Departement Pendidikan dan Propaganda Serikat Petani Karawang (Sepetak) mengatakan bahwa saat ini masyarakat bertanya-tanya apakah ada hubungan antara rangkaian kejadian dari eksekusi tanah rakyat yang dirampas perusahaan pengembang Podomoro, penangkapan bupati dan istrinya sampai peristiwea gantung diri Ketua DPRD Karawang. Ataukah semua ini hanyalah kebetulan saja dalam waktu yang berdekatan.
 
“Pasca tertangkapnya bupati dan istri, tentunya ini merupakan tugas besar untuk mengungkapkannya, karena secara logika tidak mungkin bupati bermain sendiri dalam kasus yang menimpanya,” ujar Odang Rodiana kepada Bergelora.com, di Karawang, Senin (28/7)
 
Pada Kamis (17/7) lalu KPK menangkap tangan 5 orang yang diduga melakukan penyuapan terhadap pejabat Pemkab Karawang. Dua orang diantaranya ditangkap di rumah Bupati Karawang. Mereka adalah Bupati Karawangm Ade Swara dan Istrinya, Nurlatifah.
 
Sebelumnya Selasa (24/6), sekitar 7.000 pasukan gabungan brimob dan dalmas Polres Karawang, di bantu oleh Polres bogor mulai merangsek masuk mendekati lokasi eksekusi tanah di lahan seluas 350 hektar di tiga desa, yakni Desa Margamulya, Wanasari dan Wanakerta, Kecamatan Teluk Jambe Barat, Karawang. Warga melawan terhadap eksekusi lahan yang sudah dimiliki rakyat setempat secara turun-temurun. Ratusan hektar tanah tersebut diklaim oleh pihak perusahaan PT Sumber Air Mas Pratama (PT SAMP) dan PT Agung Podomoro Land. 

Ketua umum Serikat Petani Karawang (Sepetak), Hilal Tamami menegaskan akan terus bersama warga untuk bertahan dan tidak meninggalkan lokasi samapai eksekusi dibatalkan oleh pihak PN karawang.

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru