Jumat, 29 Maret 2024

Wajib Kuasai Meski Bola Itu Bundar

Oleh: Toga Tambunan *

KALAU bukan bundar, nggak disebut bola. Sekalipun kempes, tetap juga bola dengan sebutan: bola kempes.

Nampaknya drawing bola Piala Dunia U-20 di Indonesia itu akan kempes. Bukan karena lapangan atau venue main bola itu berpaku. Bukan. Justru sarana penting lapangan dan venue itu sudah dibenahi hingga moncer berkilau menggemaskan. Kepingin menikmatinya.

Pasalnya muncul duri-duri “tolak tim sepakbola nasional U-20 Israel” dikompori “kontingen bola” luar lapangan, yakni alumni 212 di Jakarta atau aksi 203 di Denpasar. Duri-duri yang sama pun justru mencuat dari PDIP yang direfleksikan Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, bermerek BK pula.

Memang benar 50-an tahun lalu BK menggunturkan ajakan lawan Israel. Rupanya diasumsikan BK masih berpidato tetap begitu saja sampai kini, tatkala di bendera Tiongkok sudah dilekatkan empat bukan lagi hanya tiga bintang. Apakah PDIP sudah peroleh izin dari pemilik nama itu: Bung Karno yang dialektis akan sejarah itu takkan akomodatif membaca dunia serta perkembangan situasi?

Dulu semua negara Arab menyerang Israel berdasarkan paradigma negara Israel tidak boleh berdiri. Kini banyak negara Arab mengenyahkan paradigmanya itu. Pada 2020, Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) mulai membuka hubungan dengan Israel yang direstui Arab Saudi. Qatar menyambut Israel yang tampil dalam perhelatan Piala Dunia 2022. Sudan dan Marokko menyusul menyalami Israel. Raja Salman dari Kerajaan Arab Saudi sudah makin tegas erat dengan Israel. Dikabarkan kontak sunyi tersembunyi terjadi dengan Israel dengan syarat meminta kembali wilayah diduduki Israel sejak memenangkan perang. Israel menuntut kompensasi politik memadai. Dan menolak mengembalikannya jika kompensasi politik tidak memadai.

Di Indonesia diekspose bahwa Israel mencaplok tanah Palestina yang dudukinya berkat menang perang, yang tadinya dimulai para lawannya. Itu dulu. Sampai sekarang diberitakan di Indonesia pencaplokan Israel, padahal hasil menang perang.

Perihal tim sepakbola U-2 Israel, Zuhair Al Shun Duta Besar Palestina untuk Indonesia mengatakan, Palestina sangat memahami posisi Indonesia sebagai tuan rumah. Namun, ia juga mengatakan bahwa Israel lolos ke ajang Piala Dunia U-20 2023 melalui cara yang sah dan sesuai aturan sehingga berhak penuh untuk berlaga. Kehadiran Israel itu tidak mengurangi perjuangan Palestina.

Apakah PDIP mengabaikan suara negara Palestina itu?

Padahal kita hendaknya tahu, perdamaian zionis Israel dengan Palestina dan negara-negara Arab muslim mengusung periode kehidupan berat yang kian pelik.

Presiden Jokowi yang adalah petugas PDIP, menyediakan fasilitas untuk General Assembly ke-144 Inter Parlementary Union (IPU) digelar di Nusa Dua Bali pada Maret 2022, yaitu sidang yang mengambil tema ‘Getting to Zero: Mobilizing Parliament to Act on Climate Change’ ini dihadiri oleh lebih dari 110 perwakilan negara, termasuk delegasi dari Israel. Terhadap keterlibatan delegasi Israel tersebut, dalam agenda kerja resmi pemerintah RI itu, berdampak internasional itu, PDIP tidak kampanye duri seperti terhadap main bola anak remaja U-20 ini?

Ada yang nyeletuk, tahun 2022 itu bukan atau belum tahun politik. Argumen ini patut dipertanyakan: Apa sih takarannya disebut tahun politik, jika seluruh kerja kenegaraan dan pemerintahan adalah karya politik? Justru perihal karya politik mencolok tentang drawing sepakbola dunia U-20 ini, PDIP menampilkan fakta kepemimpinan dan para kader terasnya berpikir kedodoran, kecuali sedikit orang seperti Joko Widodo dan lainnya yang serius bersama wong cilik, mungkin diantaranya termasuk Adian Napitupulu.

Geo-politik Timur Tengah bagi AS, dalam konstelasi kepentingannya ternyata menyandera negara-negara Arab berseteru terhadap Israel. Membentuk geng Ihwanul Muslimin, Taliban, ISIS seakan tulen memajukan negara-negara Islam. Ternyata AS tidak pernah membasmi ISIS yang mengkafirkan warga muslim lainnya. Melainkan menghancurkan Irak, Libya, Afganistan, untuk menguasai sda Timur Tengah.

Di Indonesia melalui komprador nya AS mensponsori garis keras radikal muslim membenci Israel, dengan dalih bela dukung negara Palestina. Mendesain Indonesia, lebih Palestina dari Palestina terhadap Israel. Menciptakan opini massa muslim belum melek politik, tentang kejadian di Palestina seolah pertarungan agama Islam vs non-Islam. Isu sensitif ini, agar warga Indonesia saling baku musuh, sebagaimana sudah terjadi dan sedang diruwat keras oleh pemerintah Jokowi.

Alumni 212 dan aksi 203 membuktikannya, membawa duri penusuk bola piala Dunia U-20, agar kempes di Indonesia. Guru mereka, sungguh FIFA. Mereka tiru FIFA melarang Rusia ikut piala dunia di Qatar. Sedang pemerintah Qatar menerima kehadiran Rusia. FIFA nampak memainkan agenda AS di Indonesia, yaitu menyulut kegaduhan warga di Indonesia.

Kok PDIP membuat kemelut atas pemerintah Presiden RI yang katanya adalah petugasnya? Kok bisa dibodohi dipecundang alumni 212 dan aksi 203 yang disponsori kompradornya geng AS di Indonesia bin rezim Soeharto, mau tusukkan duri kempeskan bola Piala Dunia U-2 di Indonesia.

Apakah salah padahal semestinya angkatan remaja atau pemuda Indonesia dan dunia diwakili U-20 bermain bola dengan tim U-20 Israel.

Penyelenggaraan Sepakbola Piala Dunia U-20 tersebut implementasi UUD 45 yang aktif mewujudkan kedaulatan bernegara yang didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.

Terbukti negara-negara Arab di Timur Tengah an Afrika Utara porakporanda bukan oleh Israel, melainkan oleh AS.

Bola si kulit bundar itu, dimainkan lebih dulu membuat gaduh memancing saling musuh di Indonesia, dengan kampanye Israel beragama Yahudi layak ditolak. Apalagi jika Presiden Jokowi ternyata gagal mengatasi kemelut dukungan PDIP itu. Itu artinya UUD 45 diabaikan. Kita tidak sudi melecehkan UUD 45 itu sekalipun Amandemen, karena sudah obyektif berlaku positif, selama belum diganti.

Bola itu bundar dan memang bisa diputar-putar, hendaknya Presiden Jokowi bersama pencinta Bung Karno atau kaum patriotik Indonesia sanggup mengkreasi bola Piala Dunia U-20 pembawa harum NKRI ke angkasa dunia olahraga internasional.

Bekasi, Rabu, 29 Maret 2023

* Penulis Toga Tambunan pengamat sosial politik

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru