Akhir tahun lalu, melansir bangkokpost, Thailand diketahui menghapus bagian tertentu dari ganja dari daftar narkotika. Bagian tanaman dengan jumlah komponen psikoaktif tetrahydrocannabinol, atau THC yang tinggi masih diklasifikasikan sebagai narkotika Kategori 5.
“Sejauh ini, 2.500 rumah tangga di Thailand dan 251 rumah sakit provinsi telah secara legal menanam 15 ribu tanaman ganja. Mereka yang tertarik menanam ganja harus meminta persetujuan dari pihak berwenang,” terang Traisoranakul.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, ditegaskan, “Universitas, perusahaan komunitas, dan industri medis dapat memperoleh lisensi untuk menanam ganja. Setiap orang berhak menanam ganja dengan bermitra dengan rumah sakit provinsi untuk penggunaan medis.”
Dengan deklasifikasi bagian ganja tertentu, tanaman dapat digunakan dalam makanan dan minuman di restoran. Selama beberapa bulan terakhir, beberapa kafe dan restoran mulai menawarkan hidangan yang dibuat dengan daun ganja.
Traisulee mengungkapkan, ganja yang digunakan dalam makanan berasal dari produsen yang disetujui, dan Medical Marijuana Institute akan mengadakan sesi informasi.
Produsen obat negara, Government Pharmaceutical Organisation mengatakan akan membeli ganja dari perusahaan komunitas yang disetujui hingga sekira Rp21,1 juta per kilogram untuk tanaman yang mengandung 12 persen cannabidiol.(Web Warouw)