JAKARTA- Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC sebagai forum ekonomi utama Asia Pasifik kali ini mendapatkan sorotan tersendiri oleh dunia. Forum konsultasi antara 21 pemimpin ekonomi APEC yang menguasai 39% penduduk dunia, 60% ekonomi dunia dan 46% perdagangan dunia, menjadi harapan besar masyarakat internasional untuk memimpin dunia keluar dari stagnasi pertumbuhan ekonomi dan melewati berbagai tantangan geopolitik, volatilitas pasar keuangan dan proteksionisme.
“Perdagangan, investasi dan konektivitas merupakan kunci pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik, untuk itu harus didukung dengan kebijakan yang terbuka dan inklusif”, tegas Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla di hadapan para pemimpin APEC.
Komitment APEC untuk mencapai perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka harus dijaga, sebagaimana tercermin dalam Bogor Goals.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, pertemuan dengan tema “Quality Growth and Human Capital” ini sangat penting bagi Indonesia untuk dapat turut berperan dalam membentuk norma kebijakan ekonomi regional yang selaras dengan kepentingan nasional, serta meyakinkan pasar bahwa perekonomian Indonesia memiliki fundamental yang kuat dan kondusif.
Dalam intervensinya, Indonesia sebagai salah satu dari 10 negara yang paling maju dalam ease of doing business (EoDB) berdasarkan laporan Bank Dunia; ‘Doing Business 2017’, mempertegas komitmennya untuk mempermudah perdagangan dan investasi, dan mendukung inisiatif APEC Trade Facilitation guna meningkatkan EoDB sebesar 10% pada 2018.
“Namun bagi Indonesia EoDB di APEC juga berarti memberikan kemudahan akses pasar bagi komoditas yang berkontribusi pada pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan” ujar Wapres.
Wapres juga mendorong kerja sama APEC dalam riset dan pengembangan, diseminasi teknologi, meningkatkan partisipasi petani dan nelayan kecil di jaringan produksi global, dan promosi pengelolaan efektif bagi ekosistem kelautan dan perikanan. Serta mengajak ekonomi APEC untuk memimpin pertumbuhan berkelanjutan dunia dan penggerak dalam mengatasi dampak perubahan iklim. Lebih lanjut Wapres tekankan pentingnya pembangunan infrastuktur yang mencapai daerah terpencil dan perbatasan terluar.
Sebagai capaian di tahun 2016, inisiatif Indonesia bersama Peru dan Korea berjudul “Strategic Framework Rural-Urban Development to Strengthen food Security And Quality Growth”, diterima seluruh ekonomi APEC. Inistiatif terkait kerja sama membangun daerah pedesaan dan urban secara bersinergi dan holistik dalam konteks meningkatkan ketahanan pangan serta pembangunan inklusif.
KTT APEC menghasilkan APEC Leaders’ Declaration 2016 dengan lampiran-lampirannya yaitu APEC Services Competitiveness Roadmap (2016-2025), mengenai kerja sama perdagangan jasa dan AELM Lima Declaration on FTAAP, terkait peta jalan untuk mewujudkan perjanjian perdagangan bebas regional terbesar di dunia. (Telly Nathalia)