JAKARTA- Ada kabar tak menyenangkan dari akun medsos penyanyi idola Via Vallen. Secara khusus, rasa tidak nyaman ini disampaikan secara terbuka dengan menuliskan pesan di akun IG (Instagram) milik Via Vallen. Dalam pesan langsung tersebut ditulis “I want you sign for me in my bed room wearing sexy clothes” (Aku menginginkanmu dengan pakaian seksi datang ke kamarku).
Menurut Via, pesan itu dituliskan oleh seorang pemain bola yang tengah bersinar.
Perempuan, idola panggung dan berprofesi sebagai penyanyi memang kerap menjadi sorotan. Semua ingin dekat dengan sosok idolanya. Namun, ini soal yang berbeda karena ada yang mengungkapkan keinginan syahwat untuk bisa bersanding di tempat privat, ajakan untuk bertemu dengan pakaian seksi.
Jagat media sosial langsung heboh merespon apa yang terjadi pada sosok idola mereka. Maklum saja, selama ini nama Via Vallen memang tengah meroket begitu populernya. Ia juga sangat aktif berinteraksi dengan penggemar baik dalam kegiatan live show di panggung maupun acara off air.
Ada Vianisty, kelompok fans berat diberbagai kota yang ikut tersulut juga terkait idola mereka menyatakan rasa tidak nyaman atas perlakuan lewat tulisan yang disampaikan pemain bola tersebut.
Obrolan warganet begitu riuh urusan Via Vallen ini. Ada dukungan langsung disuarakan oleh penggemar dalam akun Instagram miliknya.
Beberapa seleb medsos yang populer di FB seperti Iqbal Aji Daryono (IAD) dengan tagar #RenunganSahur juga menyindir aksi pelaku pelecehan ini.
“Pelecehan seksual seperti yang terjadi pada Via Vallen itu muncul karena problem kesenjangan. Yakni kesenjangan antara tingkat libido dan tingkat skill nyepik (menggoda-red)”.
Ini menarik untuk dibongkar lebih jauh, bahkan masalah yang dialami Via Vallen direspon oleh kepolisian, seperti berikut ini
Soal kasus pelecehan seksual, marak terjadi di Indonesia dengan beragam motifnya. Tak hanya untuk masalah publik figur seperti Via Vallen, yang jadi idola. Kasus pelecehan yang dialami oleh perempuan sering hanya berhenti dan berlalu begitu saja. Pelaku pelecehan terbebas dari tanggung jawab atas apa yang dilakukan dan berpotensi melakukan lagi saat ada kesempatan, mungkin juga mereka yang terlindungi oleh kuasa.
Respon polisi untuk menerima dan melayani adanya kasus pelecehan perempuan tentu akan memberikan rasa percaya publik atas ketegasan penegakan hukum di Indonesia.
Ada banyak korban pelecehan seksual yang pelakunya terus mengintai dan siap beraksi saat ada kesempatan. Jangan sampai ini terjadi lagi di waktu mendatang.
Kali ini artis idola yang berteriak dengan tulisan, berbicara agar tak ada lagi godaan syahwat seksual menyerang dirinya, menyerang diri perempuan lajang yang tengah bekerja. Ini soal harga diri, soal tanggung jawab profesi.
“Don’t judge me! You know my name but not my story” begitulah pernyaataan Via Vallen yang diunggah ulang oleh @octavia191_ “Harga diri nomor satu” Udah bagus, teteh berani speak up.”
Via Vallen sendiri saat ini memang lagi rame pekerjaan menyanyi di banyak tempat. Begitu populernya, sampai di sejumlah pilkada Via Vallen jadi sosok yang diyakini bisa menggaet masa pemilih bisa jadi magnet meraup suara.
Di Jawa Timur, Gus Ipul – Puti memilihnya untuk menyanyikan jingle kampanye. Di Lampung ada Arinal – Nunik yang mengajak penyanyi lagu “Sayang” ini berkeliling ke beberapa kabupaten dan kota.
Ada paradoks yang terjadi di masyarakat Indonesia terkait isu pelecehan seksual yang dialami oleh perempuan.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, Catatan Komnas Perempuan terkait pelecehan seksual lewat internet tahun 2017 di antaranya terekam ada cyber harassment (20 kasus), cyber violence (14 kasus), cyber grooming untuk menipu perempuan sebagai korban (1 kasus), cyber harrasment untuk mengancam dan mengganggu (20 kasus), illegal content (16 kasus).
Sementara itu malicious distribution seperti ancaman distribusi foto atau video pribadi (19 kasus) dan rekrutmen untuk drug trafficking (21 kasus).
Via Vallen sejatinya sedang menyalakan lonceng tanda bahaya atas keberpihakan kepada nasib perempuan di era cyber saat ini. Banyak laki-laki jahat yang sibuk mencari mangsa dengan segala kuasa yang dimiliki. Ada kejahatan dan pelaku kekerasan seksual yang masih bebas berkeliaran mencari korban. Jadi waspadalah! Berani saja bersuara dan bersikap belumlah cukup. Harus saling berikan dukungan kala ada korban meminta perlindungan. (Much. Fatchurochman)