JAKARTA – Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) Mathias Cormann mengatakan, keinginan Indonesia untuk bergabung dengan organisasi BRICS tidak mempengaruhi penilaian dari organisasinya untuk proses bergabungnya Indonesia dengan OECD.
Menurut Mathias, yang terpenting adalah bagaimana Indonesia menunjukkan dan merealisasikan komitmen sesuai standar yang dimiliki oleh OECD.
“Jawaban singkatnya adalah tidak (tidak mempengaruhi penilaian bergabung ke OECD). Jawaban yang lebih panjang adalah hal yang penting bagi OECD, komitmen dan kinerja dalam menyelaraskan peraturan, kebijakan, dan praktik Indonesia dengan standar dan praktik terbaik OECD,” ujar Mathias saat memberikan materi pada acara “12 US-Indonesia Investment Summit” di Jakarta, Selasa (26/11/2024).
Mathias lantas mencontohkan negara Brasil yang saat ini menjadi kandidat anggota OECD tetapi juga telah tergabung di BRICS. Bahkan Brasil merupakan salah satu pendiri BRICS.
Sehingga menurut Mathias, OECD akan melihat komponen yang lebih luas selama masa persiapan Indonesia bergabung ke organisasi tersebut. Antara lain melihat kebijakan ekonomi dalam negeri, kondisi sosial hingga komitmen terhadap lingkungan hidup yang selaras dengan kebijakan global yang diterapkan OECD.
“Salah satu negara kandidat aksesi kami saat ini adalah Brasil, dan Brasil adalah anggota pendiri BRICS. Jadi, maksud saya, dari sudut pandang kami, dan kami sepenuhnya memahami postur kebijakan Indonesia sebagai negara independen, yang non-blok,” ungkap Mathias.
“Apa yang penting bagi OECD, seperti yang saya katakan, dalam spektrum kebijakan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. adalah komitmen untuk menyelaraskan dengan praktik terbaik kebijakan global dan tentu saja dengan standar dan praktik terbaik OECD. Pada akhirnya, hal itulah yang akan dinilai terhadap permohonan Indonesia ketika tiba waktunya untuk mengambil keputusan mengenai penerapan keanggotaan,” paparnya.
Lebih lanjut Mathias menjelaskan, saat ini proses aksesi Indonesia untuk bergabung dengan OECD sedang berlangsung. Proses aksesi sedang berada di tahap teknis yang melibatkan audit komprehensif dalam perekonomian Indonesia.
Sehingga menurut Mathias aksesi ini bisa memberikan manfaat untuk mendorong Indonesia menuju situasi yang lebih maju.
“Saya sangat fokus untuk membiarkan proses itu berlangsung dan berjalan sebagaimana mestinya, dan mari kita ambil satu langkah. Selangkah demi selangkah,” tambah Mathias.
Untuk diketahui, OECD adalah sebuah organisasi kerja sama multilateral yang berporos kepada kekuatan ekonomi negara-negara Barat seperti AS, Inggris dan Uni Eropa.
Saat ini OECD memiliki 38 negara anggota yang tersebar dari Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa hingga Asia Pasifik. Pemerintahan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo sebelumnya telah melakukan proses aksesi untuk keanggotaan Indonesia di OECD.
Sementara itu, BRICS adalah akronim dari negara-negara di awal organisasi tersebut terbentuk. Yakni Rusia, India, China dan Afrika Selatan. Setelah dilakukan perluasan keanggotaan, nama organisasi berubah menjadi BRICS Plus. Iran, Mesir, Etiophia dan Uni Emirat Arab (UEA) saat ini sudah bergabung dalam BRICS Plus.
BRICS Plus merupakan organisasi kerja sama dengan tujuan mengejar kesejahteraan kawasan selatan dunia (global south), yakni istilah yang mengacu pada negara-negara berkembang atau kerap disebut sebagai negara dunia ketiga.
Kepada Bergelora.com.di Jakarta dilaporkan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengatakan, pemerintah ingin mencari peluang terbaik untuk ekonomi Indonesia. Hal itu disampaikannya saat merespons pertanyaan soal pembicaraan yang ia lakukan bersama Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tentang keanggotaan Indonesia di Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Diketahui, Presiden Biden menyatakan dukungan AS untuk Indonesia mempercepat proses bergabung dengan OECD. Di sisi lain, Indonesia saat ini juga sudah mengajukan lamaran untuk bergabung dengan organisasi kerja sama multilateral BRICS Plus.
“Tentang pertemuan dengan Joe Biden kemarin, Indonesia didukung untuk masuk OECD. Sementara Indonesia kan juga mau masuk BRICS, bagaimana kedudukan Indonesia Pak ? karena ini kan dua organisasi berbeda gitu Pak ?,” tanya wartawan kepada Prabowo sebagaimana disiarkan YouTube Sekretariat Presiden pada Kamis (14/11/2024).
“Saya kira enggak ada masalah. Kita juga ikut IPEF (Indo-Pacific Economy Framework), kita juga ikut CPTPP (Comprehensive and Progresive Trans-Pasific Partnership Agreement/CPTPP). Ya kita ikut beberapa kelompok (kerja sama ekonomi),” ujar Prabowo.
“Untuk ekonomi kita ingin mencari yang terbaik, peluang-peluang untuk ekonomi kita. Kita harus memikirkan kesejahteraan rakyat kita kan,” tegasnya. (Calvin G. Eben-Haezer)