Selasa, 1 Juli 2025

2015, Wabah Ebola Bisa Capai 1,5 Juta Orang

JAKARTA- Penyakit Ebola belum bisa teratasi. Lembaga kesehatan dunia World Health Organization (WHO) dibawah PBB terus berupaya mencari jalan keluar untuk membendung penyebaran penyakit Ebola. Uji klinis vaksin Ebola VSV – ZEBOV di Swiss tertunda karena efek samping pada relawan. The Geneva University Hospital (HUG) mengatakan beberapa pasien mengalami rasa sakit di tangan dan kaki sekitar dua minggu setelah divaksinasi. Vaksin ini juga sedang diuji di Amerika Serikat, Kanada, Jerman, dan Gabon. Sementara itu Departemen Kesehatan Mali Jumat (12/12) lalu melaporkan seorang pasien Ebola telah sembuh dan dikeluarkan dari unit perawatan.

 

Dibawah ini wawancara Bergelora.com dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K) , MARS, DTM&H, DTCE di Jakarta, Senin (15/12)

Bagaimana proyeksi ebola pada tahun 2015 mendatang?

Su‎dah banyak prediksi bahwa Ebola masih akan jadi masalah kesehatan penting di 2015, ada yang menyebutkan kasus akan sampai lebih dari 500.000 atau bahkan hampir 1,5 juta orang kalau semua terdeteksi. Ada juga yang menyebutkan akan ada 10.000 kasus per minggu. Tapi, disisi lain, dari kenyataan yang ada kini maka harus dipertimbangkan pula kenyataan-kenyataan lain seperti relatif tidak terlalu cepatnya peningkatan kasus di Liberia dan tidak terlalu luasnya penyebaran di luar Afrika.

Apa yang harus dilakukan negara untuk mengantisipasi munculnya ebola?

Ada 3 hal utama antisipasi yaitu penanganan kasus di sumbernya, artinya kasus-kasus di negara terjangkit harus segera diatasi sehingga tidak menyebar. Kedua, memperkuat‎ surveilans di masing-masing negara, baik di point of entry maupun surveilans kewaspadaan di daerah. Ketiga, mempererat hubungan antar negara melalui mekanisme International Health Regulation (IHR 2005)

Mengapa respon dunia internasional terbatas? Padahal, kan, jika tidak bersama-sama dicegah tidak menutup kemungkinan bisa menyebar ke banyak negara

Respons dunia untuk hal seperti ini biasanya tergantung dari 3 faktor yaitu pertama, aspek kesehatan masyarakat, khususnya risiko bagi rakyatnya masing-masing. Kedua, aspek skala prioritas berbagai kepentingan di dalam negeri. Ketiga, aspek‎ hubungan internasional dan diplomatik.

Dari sisi pendekatan bioteknologi, apa perkembangan terbaru terkait ebola ini?

Yang terbaru dan amat menjanjikan adalah hasil yang baik dari studi awal tentang vaksin Ebola. Vaksin Ebola bentuknya injeksi. Sudah dicoba keamanannya pada manusia. Mula-mula semua aman, tapi belakangan dalam hari-hari ini ada yang mendapat keluhan sendi tapi tidak berat, sehingga ada sebagian yang dihentikan sementara.

Siapa yang bikin vaksin Ebola dan bahan dari mana?

Percobaan vaksin Ebola pada manusia sudah dimulai pada Oktober 2014 lalu. Sudah dilakukan di Afrika dan Eropa. Negara produsen antara lain Amerika Serikat, Kanada dan negara Eropa.

Di Amerika ada survival yang sembuh. Dia pakai obat apa? Mengapa tidak dipakai di Afrika?

Obat anti Ebola yang sudah teruji klinik belumlah ada. Memang ada obat yang sedang dalam penelitian seperti ZMapp dan lainnya digunakan di Amerika Serikat dan juga di Afrika. Penanganan memang bukan hanya obat anti virus, tapi juga penanganan intensive care seperti di ICU. Mungkin saja kecanggihannya berbeda satu tempat dengan lainnya. Keadaan umum serta daya tahan tubuh pasien tentu juga berperan dalam kemungkinan kesembuhan, termasuk jumlah virus yang masuk dan lainnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru