JAKARTA- Indonesia akan mengembangkan kerjasama dengan Korea Selatan dalam pengendalian proyek Afforeattion/Reforestation Clean Development Mechanism di Lombok dan REDD+ di Tasik Serkap, Riau. Kerjasama yang lain adalah mengembangkan hutan wisata alam dengan contoh di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) di Jawa Barat, Indonesia dan Gunung Yumyeongyang di Korea. Hal ini dilaporkan oleh Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya kepada Bergelora.com di Jakarta, Senin (15/12).
“Kerjasama akan dilakukan juga pada kemitraan antara Seoul National University dengan konsorsium perguruan tinggi Kehutanan se Indonesia dengan forum Perhutani yang dinamakan kegiatan Eco-Edu Tourism Forest.
Siti Nurbaya menjelaskan bahwa diantara kunjungan kerja yang padat Presiden Joko Widodo di kota Busan Korea Selatan dalam rangka Comemmorative ASEAN-ROK Summit tanggal 10 s/d 12 Desember 2014 lalu, Presiden Joko Widodo juga mengisi pengarahan kunci pada Acara Social Ministry Meeting on Forestry (SMMF) pada tanggal 11 Desember 2014.
“SMMF merupakan Forum Kerjasama ASEAN dan Korea di bidang Kehutanan. Kerjasama ASEAN-Korea sendiri hingga saat ini telah mencapai usia yang ke-25. Sejak tahun 2009 diusulkan oleh Korea untuk dibangun Asian Forest Coopertaion Organization (AFoCO) pada Juni 2009 yang dalam kurun waktu hingga sekarang belum mendapatkan kesepakatan yang utuh,” ujarnya.
Untuk mencapai kelembagaan itu, sejak dua tahun yang lalu mulai dijembatani dengan ASEAN-ROK on Forest Coopertaion (AFoCo). Pada sidang Special Ministerial Meeting on Forestry (SMMF) yang dipimpin bersama oleh Indonesia dan Korea, masing-masing Siti Nurbaya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI serta Shin Won Sop, Minisiter of Korea Forest Service.
“Pokok-pokok hasil kesepakatan SMMF ASEAN-ROK Busang meliputi kesepakatan untuk kolaborasi antara ASEAN dan Korea dalam aktivitas lapangan yang akan secara efektif dapat menjawab masalah-masalah terkait kehutanan di kawasan,” jelasnya.
Transfer Keahlian
Juga menurutnya akan dilakukan transfer keahlian berkenaan dengan agenda low carbon, green growth technollogy dan hal-hal yang berkenaan dengan pengendalian dampak perubahan iklim. Sejalan dengan itu pula akan terus didorong pemantapan organisasi AFoCO, Asian Forestry Cooperation, serta peningkatan kapasitas dan pelatihan dalam hal pengendalian kebakaran lahan dan hutan dengan proyek-proyek percontohan yang meliputi kegiatan pengembangan kebijakan dan organisasi penanganan kebakaran hutan, standar harmonisasi praktek-praktek penanganan bencana dan pengendalian api, pelatihan tentang monitoring dan pengelolaan kebakaran hutan (menyangkut tanggungjawab dan sumber-sumber dukungan), pelatihan tentang pengelolaan kebakaran di wilayah-wilayah hutan lindung, pelatihan dalam pengelolaan kebakaran gambut.
Dalam kerjasama ini pula telah dididik 82 staf yang disekolahkan S2 dan S3. Selain itu diangkat pula oleh Siti Nurbaya, proyek dukungan Korea, yaitu Restorasi Sungai Ciliwung yang baru dilaksanakan tahun lalu bersama Kementerian Lingkungan Hidup. Siti Nurbaya juga mengusulkan untuk dapat dibangun bersama Ruang Terbuka Hijau dalam bentuk Arboretum atau kebun raya dan sistem serta piranti lunak dalam rangka pengendalian tata ruang (paw enforcement).
Special Ministerial Meeting of Forestry diikuti oleh Para Menteri atau Wakil Menteri se ASEAN dan Korea dimana masing-masing memberikan pendapatnya (country statement) dalam sidang yang dipimpin oleh Siti Nurbaya, sebagai ketua (Co-chair) SMMF ASEAN-ROK. (Web Warouw)