JAKARTA – Alibaba mulai bangkit lagi setelah ditinggal Jack Ma dan tumpukan masalah bertahun-tahun berikutnya. Perusahaan telah menyelesaikan satu masalah terkait tuduhan praktik monopoli dengan otoritas China.
Tuduhan monopoli itu diterima Alibaba pada 2021. Selama tiga tahun, raksasa China di bawah pengawasan ketat oleh regulator pemerintah Presiden Xi Jinping.
Tahun yang sama, Alibaba didenda sebesar 18,23 miliar yuan sebagai bentuk investigasi. Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar China atau SAMR berfokus pada praktik pemaksaan ke pedagang untuk memiliki satu dari dua e-commerce.
Regulator menyatakan telah melakukan pengawasan pada Alibaba untuk mematuhi regulasi antimonopoli. Menurut mereka, Alibaba telah melakukan pekerjaan yang baik untuk melakukan perbaikan, dikutip dari, Selasa (3/9/2024).
Setelah proses selesai, SAMR tetap akan membimbing Alibaba. Tujuannya adalah meningkatkan kepatuhan, efisiensi, dan mempercepat inovasi.
Akhir dari proses “kepatuhan” tersebut jadi hal positif bagi Alibaba, ungkap analis Jefferies. Menurut analisis, ini bakal jadi awal yang baru dan memastikan kepatuhan pada operasi.
Langkah baru ini jadi hal baik yang diterima kerajaan bisnis Jack Ma. Dia diketahui meninggalkan Alibaba sejak 2019 dan banyak masalah terjadi pada bisnisnya.
Pada 2020, Jack Ma mengkritik cara kerja regulator. Tak lama kemudian, pemerintah China melakukan penyelidikan pada Alibaba dan menghentikan IPO bisnis lain Jack Ma, Ant Group.
Berikutnya, Jack Ma diketahui menghilang. Dia tak kelihatan di mata publik dan dilaporkan berkelana di beberapa negara.
Begini Kabar Jack Ma Kini
Orang terkaya di Asia saat ini memang diduduki oleh pemilik Reliance Industries, Mukesh Ambani. Namun, nama pengusaha asal China, Jack Ma, tak mungkin dilupakan.
Jack Ma adalah raja bisnis dan investor di China yang ikut mendirikan Alibaba Group, merupakan salah satu perusahaan eCommerce terbesar di dunia saat ini.
Dulu, dia sempat menjadi orang terkaya di Asia dengan kekayaan bersih sebesar US$61,7 miliar hingga tiga tahun lalu ketika ketua Reliance Industries, Mukesh Ambani, mencopot Ma dan merebut posisinya sebagai orang terkaya di Asia.
Saat ini, kekayaan bersih Ma masih menggunung, mencapai sekitar US$30 miliar, namun tak sampai kurang setengah dari puncak US$61 miliar yang tercatat pada 2020.
Kabar Jack Ma Kini Tahun lalu, Jack Ma menarik banyak perhatian dan spekulasi mengenai usahanya di masa depan, setelah dia sebelumnya menghilang, menjauh dari pusat perhatian di tengah tindakan keras yang dilakukan pemerintah China terhadap industrinya.
Menurut catatan dari Sistem Publisitas Informasi Kredit Perusahaan Nasional Tiongkok, Ma menginvestasikan sekitar US$1,4 juta di sebuah perusahaan kecil bernama “Hangzhou Ma’s Kitchen Food” selama paruh kedua 2023.
Langkah ini dilakukan setelah Ma mundur sementara dari hadapan publik karena peningkatan pengawasan oleh pemerintah China. Perusahaan ini terutama berfokus pada penjualan produk pertanian. Sejak 2020 dan seterusnya, terdapat banyak spekulasi mengenai aktivitas Jack Ma, terutama ketika Beijing semakin meningkatkan kendali atas perusahaannya, Alibaba, dan Ant Group Co.
Ma sekarang fokus pada inisiatif pertanian melalui yayasannya, sejalan dengan inisiatif Partai Komunis untuk “sejahtera bersama”, sebuah inisiatif yang didukung oleh berbagai pengusaha berpengaruh.
Profil Jack Ma Lahir di Hangzhou, China pada 1964, kehidupan awalnya dimulai dengan berbagai kesulitan dan banyak penolakan pekerjaan, termasuk jaringan restoran cepat saji terkenal, KFC.
Di tengah situasi yang tidak menguntungkan ini, dia tetap tabah dan pantang menyerah. Pada 1995 menandai titik balik kegigihannya, saat itulah dia menemukan potensi besar dari internet.
Memanfaatkan peluang booming internet kala itu, dia ikut mendirikan usaha internet pertamanya, China Pages. Ambisinya tidak berhenti sampai disitu saja, pada 1999, dia mendirikan Alibaba yang menjembatani kesenjangan antara produsen lokal China dan berbagai pembeli global.
Selain e-commerce, Ma mendiversifikasi rangkaian layanan Alibaba tidak hanya mencakup komputasi berbasis cloud, tetapi juga pembayaran digital (Alipay), hiburan (Alibaba Pictures), dan logistik (Cainiao Network).
Namun, perjalanan Ma menuju sukses juga tak selalu mulus, tapi juga diwarnai dengan tantangan. Kritiknya yang blak-blakan terhadap sistem peraturan Pemerintah China menarik perhatian, yang selanjutnya menyebabkan penangguhan IPO Ant Group yang sangat dinantikan pada 2020.
4 Tahun Tak Berdaya
Jack Ma sudah tak banyak lagi diberitakan karena nyaris tak pernah muncul. Bagaimana awal mulanya pendiri Alibaba itu seakan menghilang? Terakhir kali Jack Ma tampil bebas adalah September 2020, kala berpidato di Shanghai. Waktu itu dengan berani Jack Ma mengkritik sistem keuangan dan perbankan China, serta menilai regulator menghambat pertumbuhan.
Sejak itulah dia seperti menghilang, tak pernah lagi berbicara di depan umum sampai hari ini atau sekitar 4 tahun kemudian. Pemerintah China, konon atas perintah langsung Xi Jinping, benar-benar membatasi ruang geraknya walau secara fisik, Jack Ma bebas.
Jack Ma kena batunya usai pidatonya tersebut. “Karena Jack Ma terlalu provokatif, tidak sejalan dengan pendekatan baru pemerintahan Xi Jinping, dia tentu adalah target alami bahwa perubahan besar sudah dimulai,” kata Duncan Clark, mantan penasihat Jack Ma beberapa waktu lalu.
Ada juga yang berpendapat pentolan teknologi itu terlalu populer, presiden Xi Jinping saja kalah. “Xi Jinping mendominasi headline tentang kesuksesan China, nama dan wajahnya tapi tergantikan di tahun-tahun belakangan oleh pentolan teknologi, terutama Jack Ma,” sebut Daily Mail.
Pastinya, dikutip detikINET dari Nikkei, kepemimpinan Presiden Xi Jinping telah memperketat kontrol pada raksasa teknologi dan orang kaya atas nama ‘kemakmuran bersama’ dan mengatasi kesenjangan. Sebagai pengusaha teknologi yang kaya, Ma kehilangan tempatnya di China.
Jack Ma saat ini sudah berbeda dari yang dulu. Dia sepertinya sudah tak mengurus perusahaannya dengan intensif, bahkan kendalinya atas Ant Group pun lepas. Sebelumnya, Alibaba juga kena denda besar oleh pemerintah China atas praktik monopoli.
Jack Ma menjadi pebisnis besar sebagian besar karena jasa Jiang Zemin, mantan presiden China yang baru-baru ini meninggal dunia. Pengusaha swasta seperti Ma pernah dianggap sebagai ‘kapitalis’ dan tidak diizinkan bergabung dengan Partai Komunis. Itu diubah oleh Jiang.
Langkah Jiang adalah awal dari periode neoliberal, dengan menyusutkan bisnis milik negara dan memanfaatkan sepenuhnya kekuatan pasar. Kini, China membuat perubahan tajam di mana Xi Jinping memberi kekuasaan signifikan pada perusahaan milik negara dan memperketat cengkraman Partai Komunis di semua sektor ekonomi.
Jack Ma pun jadi salah satu yang terkena dampak besarnya. Mungkin dia tidak akan pernah lagi banyak berbicara di depan umum sampai waktu yang sangat lama.
Dia saat ini sudah berada di China setelah lama sempat di mancanegara dan berbisnis perikanan dan agrikultur. Selain itu, dia menjadi dosen kehormatan di beberapa universitas. Kadang, dia juga tampil di acara internal Alibaba untuk memberi semangat.
Jack Ma diketahui melakukan investasi dalam sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perikanan dan agrikultur yang bernama 1.8 Meters Marine Technology (Zhejiang) Co. Perusahaan tersebut berpusat di Hangzhou, China yang diluncurkan dengan modal sebesar USD 15 miliar (Rp 234,7 triliun). (Enrico N. Abdielli)