Minggu, 20 Juli 2025

90% WARGA TERGANGGU..! Ribuan Warga Ende Aksi Besar-Besaran: Flores Bukan Pulau Geothermal! 

JAKARTA– Ribuan warga di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan aksi demonstrasi menolak pembangunan geothermal pada Kamis (5/6/2025).

Di Kabupaten Ende, sekitar dua ribuan warga turun ke jalan di kota Ende menentang pembangunan geothermal di Flores. Aksi ini bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Ribuan warga mulai melakukan parade di Jalan Eltari menuju Gedung DPRD dan Bupati Ende.

Didampingi para rohaniwan Katolik, warga membentangkan spanduk sambil berorasi dan berteriak menolak geothermal.

Mereka kemudian masuk memenuhi halaman kantor bupati dan DPRD Ende untuk menyampaikan aspirasinya.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Sabtu (7/6) Warga kesal karena pengeboran geothermal yang sudah berjalan sejak tahun 2000-an telah mencemari lingkungan, seperti air dan udara. Selain itu, akibat pengeboran geothermal, produktivitas pertanian seperti kopi, cengkih, sayur-sayuran, serta komoditas lainnya yang menjadi penopang ekonomi keluarga kerap menurun setiap tahunnya.

Vikep Ende, Romo Frederikus Wea Dopo, mengatakan masyarakat Flores, khususnya Ende yang 78 persen adalah petani, sangat bergantung pada hutan, tanah, dan air. Oleh karena itu, sangat mengganggu kestabilan masyarakat bila tanah di Ende atau Flores dijadikan lokasi pengeboran geothermal. Apalagi banyak lahan yang dikorbankan hanya untuk geothermal.

Tidak hanya itu, akibat aktivitas pengeboran telah terjadi konflik horizontal dan kerusakan budaya di Flores.

Sebab, kata dia, segala aspek budaya bergantung pada tanah dan hasil bumi di Flores.

“Kita menuntut lewat DPRD dan pemerintah segera mencabut Flores sebagai pulau geothermal,” ujarnya.

Frederikus mencontohkan keberadaan geothermal di Sukoria, Kabupaten Ende, di mana sekitar 90 persen warga sangat terganggu.

Kehadiran geothermal di wilayah itu telah mengganggu tanaman pertanian warga dan kualitas air. Berkaca dari peristiwa tersebut, menurutnya, energi terbarukan untuk konteks Flores kurang tepat, karena masih ada energi lain, seperti energi air, angin, matahari, biomassa, dan arus laut.

Dia juga menilai proyek ini tanpa ada sosialisasi dan transparansi atau keterlibatan warga, melainkan hanya merupakan perbincangan antar individu dan korporasi tertentu.

“Gereja mesti terlibat aktif dan peduli pada masalah yang dihadapi umat. Itulah panggilan sosial dari kehidupan gereja,” ungkapnya.

Tanpa Persetujuan Warga

Dalam orasi, warga juga kesal bahwa pemerintah pusat melakukan pembangunan geothermal di Flores tanpa ada persetujuan masyarakat Flores.

Mereka juga menilai penetapan Flores sebagai pulau geothermal dilakukan sepihak tanpa melibatkan masyarakat Flores. Warga menuntut pemerintah pusat mencabut keputusan Flores sebagai pulau geothermal dan menghentikan semua aktivitas pengeboran geothermal di Flores yang selama ini membahayakan keselamatan masyarakat. M

assa berjanji akan terus melakukan aksi yang lebih besar bila pemerintah pusat tidak segera mencabut SK Flores sebagai pulau geothermal dan menghentikan aktivitas pengeboran untuk geothermal. (Calvin G. Eben-Haezer)

 

 

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru