Kamis, 3 Juli 2025

50 Tahun HKN: Tegakkan Trisakti Dibidang Kesehatan

JAKARTA- Setiap tanggal 12 November diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN). Tahun ini adalah peringatan 50 tahun HKN. Lima puluh tahun lalu Presiden Soekarno mencanangkan Komando Pemberantasan Malaria (KOPEM) yang dipakai sebagai awal peringatan HKN. Hal ini dijelaskan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama.

 

SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE kepada Bergelora.com di Jakarta, Selasa (11/11).

“Jadi HKN pada waktu itu adalah pelaksanaan dari politik Trisakti Presiden Soekarno Karno. Kita dapat menarik ‘benang merah’ antara pencanangan oleh Presiden Sukarno dulu dan kepemimpinan Presiden Joko Widodo sekarang ini. Dalam pendalamannya, Trisakti dapat diimplementasikan secara nyata dari sudut Kesehatan Masyarakat,”. jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa Berdaulat dalam Politik pada Trisakti Soekarno di bidang kesehatan adalah kewenangan penuh dalam pengaturan sumber daya kesehatan. Beberapa contohnya adalah pengaturan pemodalan rumah sakit dan juga regulasi bagi tenaga kesehatan asing.

“Khusus untuk bahan biologis kesehatan yang akan dibawa ke luar negeri maka kita memberlakukan Standard Material Transfer Agreement (SMTA)” ujarnya.

Bentuk lainnya menurutnya adalah wewenang untuk menentukan program penanggulangan kesehatan yang dianut.

“Peran Indonesia sangat penting saat ini di politik kesehatan internasional selama ini, baik di tingkat regional maupun di tingkat dunia terutama di WHO dan lembaga lainnya,” jelasnya.

Kemandirian dalam Ekonomi pada politik Trisakti Soekarno di bidang kesehatan menurutnya adalah terlihat pada program Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang akan menjangkau ratusan juta orang penduduk Indonesia.

“Aspek penting lain dari ekonomi kesehatan adalah upaya untuk terus meningkatkan kemampuan produksi obat dan vaksin dalam negeri,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan Kepribadian dalam Budaya‎ pada politik Trisakti Soekarno di bidang kesehatan.

Social determinant of health, artinya faktor-faktor apa saja yang berpengaruh pada pelayanan dan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu nya adalah budaya. Konsep sakit-sehat juga dapat berbeda dari satu masyarakat ke kelompok masyarakat lainnya, belum lagi tentang bagaimana bersikap kalau ada keluhan penyakit, perkembangan tubuh manusia dan lain-lain,” tegasnya.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan menurutnya telah melakukan berbagai kajian dan penelitian tentang  budaya kesehatan, yaitu aspek budaya yang mempengaruhi pola hidup sehat,  pencegahan dan pengobatan.

“Yang perlu dicamkan adalah menjaga kesehatan adalah lebih penting dari mengobati orang yang sudah sakit untuk menjadi sehat kembali,” ujarnya.

Masyarakat juga menurutnya harus sadar bahwa program kesehatan hanya dapat berjalan baik bila dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya petugas kesehatan. Kesehatan merupakan sendi kehidupan yang penting, karena semua kegiatan kehidupan pada dasarnya membutuhkan tubuh yang sehat.

“Orang bijak berkata, health is not everything, but without health , everything is nothing” ujarnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru