Kamis, 13 November 2025

SEGERA…! Laporan DR Kurtubi Dari China: Manfaatkan Nuklir Untuk Percepat Pembangunan

DR Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen. (Ist)

JAKARTA- Industrialisasi tidak mungkin tercapai tanpa didukung kemampuan supply listrik yang besar. Termasuk mendorong lahirnya Industri berbasis tambang yang mengintegrasikan tambang di hulu dengan industri hilir dari produk tambang. Ini butuh kemampuan supply listrik yang besar. DR Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen dalam Konfrensi Industri Nuklir Asia di Beijing, Rabu (19/6) kepada Bergelora.com di Jakarta.

“Sudah waktunya bangsa kita menghentikan ketakutan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir. Teknologi PLTN kini sudah jauh lebih aman dan lebih murah, bahkan listrik dari PLTN SMR sudah lebih murah dari listrik batubara PLTU,” jelasnya.

Kurtubi melaporkan, kelihatan sekali China sedang konsentrasi membangun negaranya menjadi negara industri maju. Selain PLTN jauh lebih bersih, nyaris zero CO2, NOx, SOx dan debu. Teknologi Nuklir, sebagaimana teknologi yang lain, berkembang terus menuju PLT Nuklir yang lebih aman, efisien dan lebih murah.

“Mereka ingin segera menyamai Amerika. Total Pembangkit Listrik di China sekitar 1200 Giga Watt. Indonesia hari ini hanya punya total pembangkit sekitar 62 Giga Watt. Infrastruktur di China jalannya yang bagus, KA Super cepat bikinan sendiri dan lainnya. Kita juga ingin menjadi negara industri maju dengan tingkat kemakmuran rakyat yang tinggi,” katanya.

Meski Bung Karno sejak tahun 1950-an sudah memimpikan agar Indonesia bisa memanfaatkan energi atom untuk kesejahteraan rakyat, yang diikuti dengan kebijakan membentuk lembaga negara BATAN.

“Menurut Kurtubi, Bung Karno menyiapkan SDM dengan membuka Jurusan Nuklir di beberapa Perguruan Tinggi, membangun 3 PLTN mini di Bandung, Yogya dan Serpong untuk tujuan experimental pemanfaatan di bidang kedokteran, pertanian dan pangan. Indonesia masuk menjadi anggota IAEA.

“Namun hingga kini belum ada satupun PLTN skala besar yang bisa menghasilkan listrik untuk rakyat dan industri. Negara-negara sahabat yang pemimpinnya dekat dengan Bung Karno di era tahun 1950-an, seperti India dan China dalam soal nuklir, mereka jauh di depan kita,” katanya.

Saat ini, India kini sudah punya 20-an Unit PLTN, China sudah punya lebih 40 unit PLTN dan terus dibangun yang baru.

“Kini ada sekitar 10 Sarjana S-1 Nuklir kita sedang kuliah Pascasarjana di Tsinghua University Beijing, Perguruan Tinggi dengan Program Teknologi Nuklir terbaik di China dan No 15 terbaik di dunia,” katanya.  (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru